Ini merupakan kelanjutan dari The Romantic Couple. Dan jangan bingung jika ceritanya sedikit tidak nyambung mengingat TRC itu adalah penggalan mimpi Syhae saat dia koma.
Semoga tidak mengecewakan..
Cast : Kim Syhae, Lee Donghae, Kyuki, Cho Kyuhyun, Yevi, Yesung, Super Junior
Cameo : Jung Hakyo
Genre : Romantic
Setting : Seoul
=============================================================
[Flashback]
[Kyuki POV]
Hari ini Syhae siuman dari komanya. Syhae kecelakaan lagi. Kali ini gara-gara mengejar Donghae yang akan terbang ke Taiwan untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Hakyo. Syhae bermaksud ingin memeluk Donghae untuk yang terakhir kalinya sebelum Donghae menjadi suami orang lain. Aku tahu Syhae mencintai Donghae, tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Hakyo, mantan kekasih Donghae kembali. Bahkan mereka akan menikah tiga hari lagi. Tapi aku melihat ada sesuatu yang berbeda dimata Donghae. Sepertinya dia merasakan sesuatu terhadap Syhae.
“Kau sudah siap?” tanya Kyu saat aku menuruni tangga.
“Nee. Kajja!” ucapku pada namja itu. Idolaku yang akhirnya menyatakan cintanya padaku 6 bulan yang lalu. Semua berkat Syhae, dia membantuku agar dekat dengan namja pecinta game ini. Secara seluruh perhatian Kyu hanya dicurahkan pada game-game nggak jelas itu, starcraft atau apalah itu namanya, whatever. Aku dan Kyu tidak pernah akur. Selalu berdebat walaupun dalam hal-hal yang sepele. Tapi justru itu yang membuat Kyu merindukanku.. kekekekk~
@ Seoul Hospital
Dengan tidak sabar segera kubuka pintu kamar dimana Syhae dirawat. Kulihat sobatku itu tergeletak pucat diranjang. Gadis pecicilan seperti dia kini sedang tergolek lemah di ranjang.
“Syhae…..” kuraih tangannya yang terpasang selang infuse. Air mataku mengalir begitu saja tanpa permisi.
“Kyuki..” katanya lirih. Kepalanya di perban dan kaki kirinya dibalut gips putih. Astaga! Berantakan sekali tampang gadis ini.
“Gwenchanayo?” tanya Kyu mendekatinya dan mengelus adik kesayangannya itu. Syhae mengangguk pelan.
“Kyu, aku akan menyusul ibu dan ayah menemui dokter,” kata Jinho.
“Nee,” ucap Kyu mengangguk pelan.
“Kyu, temani aku ke cafeteria. Sepertinya yeojamu itu perlu minuman,” kata Eunhyuk melirik kearahku.
Kyuhyun menurut. Mereka berdua pergi meninggalkan kami. Mereka mengerti kalau aku pasti ingin berbicara berdua saja dengan Syhae.
“Dokter bilang kecil kemungkinan buatmu untuk sadar. Mengingat pendarahan hebat dan benturan di kepalamu itu,” kataku. Duh! Ni air mata bisa stop nggak sih!! “Pabo! Selalu saja membahayakan nyawamu, Sy~ah.”
“Aku malah berharap itu benar-benar terjadi, Ki,” katanya.
“Hushh!! Ngomong apaan, sih??”
“Aku lebih baik mati daripada…..” ia menahan ucapannya “Harus melihat Donghae menikah dengan Jung Hakyo, Ki,” katanya. Wajahnya muram.
“Gila lo! Gara-gara ngejar Hae, kamu jadi kayak gini, Syhae. Sudah nggak ada harapan untuk memiliki cintanya, Syhae. Dia akan menikah 3 hari lagi,” kataku padanya, aku hanya ingin Syhae tidak larut dalam kesedihannya lagi. Pada kenyataannya, Donghae akan menjadi milik orang lain.
“Arayo,” katanya melemah. “Aku tak akan mungkin memiliki kesempatan untuk memilikinya, Kyuki.” dia menatap nanar kearah jendela.
“Eh, tapi selama aku koma, aku mimpi indaaaaahhhh banget,” ucapnya lagi.
“Mwo?? Mimpi?? Apaan?” tanyaku antusias. Sempat-sempatnya dia bermimpi indah di saat kami tidak henti-hentinya berdoa untuk kesembuhannya ckckckck..
“Aku mimpi aku jadi pacar Hae, bahkan dia akan menikahiku 4 tahun lagi. Tapi rintangannya banyak. Awalnya Jiyong datang diantara kami, habis itu si Hakyo. Nah, yang terakhir omma nggak setuju sama hubungan kami. Walau akhirnya omma merestui kami,” jelasnya antusias namun terdengar lirih karena kondisinya masih lemah.
“Dudul!! Masih sempat mimpi sampai segitunya. Ckckck.” Ingin rasanya aku menjitaknya, namun kuurungkan niatku saat melihat benda putih melilit dikepalanya itu.
“Tapi aku herannya, ada beberapa bagian yang sama persis dengan yang ada di dunia nyata. Contohnya aku masih kesayangan Suju, Kyu kecelakaan, Yevi pacaran sama Yesung, dan ini,” dia menunjuk kepalanya. “Perban dikepalaku dan gips dikaki kiriku, persis seperti di mimpiku,” jelasnya lagi.
“Wah! Bener-bener sarap lu!” kataku.
“Asem!” dia memukulku pelan. “Tapi ada juga yang berbalik dari kenyataannya, misalnya dimimpiku Kyu sama kamu, kalian bukan sepasang kekasih.”
Aku mengelus dada, “Huuuhhh….. syukur-syukur yang satu itu cuma ada di mimpimu. Hahahahaaa…”
[Kyuki POV End]
***
Pagi yang cerah di musim semi. Aroma bunga Cherry yang semerbak masuk melewati jendela kamar Syhae di lantai 2. Setelah beberapa menit Syhae terpatut di depan cermin, melihat sosok yang ada di depannya. Dengan kepala masih dibalut kasa putih dan penyangga dikedua tangannya, ia hanya bisa mendesah.
‘Fuiiihh’ Syhae meniup poninya sendiri. Poniku sudah panjang, pikirnya. Melihat kembali copy-an dirinya didalam cermin. Kemudian ia melirik kearah figura foto diatas meja riasnya. Foto suju dan dirinya. Foto itu sempat menjadi kontroversi saat member lainnya melihat hasil jepretan itu. Kenapa tidak, ketika semua sedang asyik dengan posenya masing-masing, dan ketika juru kamera mulai menghitung mundur, tiba-tiba Donghae mengecup pipi Syhae, berbarengan dengan blitz kamera yang menangkap adegan itu. Alhasil, mereka berdua yang berada di deretan depan menjadi pusat perhatian saat semua yang melihatnya karena tampak berbeda dengan pose-pose member lainnya. Donghae dengan genit mendaratkan ciuman di pipi Syhae, sedangkan mata Syhae terbelalak menerima perlakuan Donghae.
Syhae tersenyum pasi mengingat moment itu.
Syhae menuruni tangga dengan bantuan tongkat penyangga. Dia merasakan hal yang aneh. Sepertinya kejadian ini pernah ia alami.
Dejavu!!
Ya. Ia pernah mengalaminya didalam komanya.
“Ah, kau sudah bangun??” tanya Kyu dengan tangan yang sibuk dengan roti panggang.
Syhae mengangguk pelan, “Celemek yang bagus, tampaknya kau cocok memakainya,” ujar Syhae yang kini sudah duduk di depan meja dapur.
“Yaa!!! Aku ini selalu tampan saat menggunakan apapun,” kata Kyu dengan narsis berlebihan.
“Isshh.. setidaknya Kyuki akan baik-baik saja saat dia ngidam nanti.. hahahahahahaaaa,” tawa Syhae membahana di dapur.
“Eummmm… benar juga, ya. Saat Kyuki mengandung anak kami kelak, aku akan setia disampingnya,” ucap Kyu sambil membayangkan kekasihnya itu tengah hamil.
“Aiiihhh… kalian ini membuatku iri. Apa kau tidak kasian pada yeoja ini, hah?? Dia masih belum punya kekasih,” kata Syhae. Dia menggembungkan pipinya dan sedikit manyun.
“Ah, bagaimana kalau kau pacaran saja dengan Eunhyuk hyung??” tawar Kyuhyun tiba-tiba.
“Eummm..” Syhae berpikir sejenak, memikirkan monyet yang wajahnya juga menggodanya. “Geurae, akan aku pertimbangkan,” lanjut Syhae.
Kyuhyun tersenyum lebar kegirangan, namun ketika ia hendak membuka mulut, Syhae buru-buru menimpalinya.
“Setelah penyakit pelitnya itu minggat tentunya.. hahaha.. saking pelitnya, bisa-bisa kami hanya makan ramen 1 mangkuk berdua saat kencan nanti,” Syhae terkekeh tanpa sadar kalau makhluk yang sedang ia bicarakan itu ada dibelakangnya.
‘emuuuaaacchh’ Eunhyuk mengecup pipi Syhae.
“Pagi, cintaaaaaaaaaaaa….” Sapa Eunhyuk merangkul Syhae.
“Cuiihh!! Cinta. Cinta,” gerutu Syhae. “Berhentilah menodai pipiku dengan ciuman yadongmu itu, oppa!” ucap Syhae mengancam.
“Heh, cobalah untuk menerima cintaku Syhae, jangan cari yang tidak ada. Aku tahu kau sangat terpesona denganku saat kau melihatku di MV Neorago dan Sorry Sorry, kan?” tebak Eunhyuk.
“Ah, aniya. Tentu saja bukan kau yang kulirik,” bantah Syhae dengan sedikit gelagapan karena semua yang dikatakan Eunhyuk itu benar.
“Jangan bilang kalau Donghae!” ucap Eunhyuk keceplosan. Seketika itu pula Eunhyuk menutup mulutnya, menyesal dengan kata-katanya yang barusan keluar dari mulut embernya. Ia melirik ke Kyuhyun yang menatapnya tajam, seolah berkata ‘Mulutmu Harimaumu, Lee HyukJae’.
“Sy~ah. Mianhae, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya__
“Gwenchana, oppa. Dia….adalah masa laluku,” ucap Syhae lirih. Kepalanya terasa sakit saat nama itu disebut.
“Ahhh… Aku tidak apa-apa. Sungguh,” ucap Syhae lagi. Kyuhyun dan Eunhyuk menatap Syhae iba.
“Yyaa!! Jangan menatapku seperti itu. Apa kalian tidak bisa berhenti mengasihani yeoja pincang sepertiku, hah??” kata Syhae sambil beranjak dari kursinya, meraih tongkat penyangganya dan menuju ruang tv. Diraihnya remote tv plasma berukuran 32 inch yang berada di meja. Sementara Kyuhyun asyik menjitak dan menceramahi Enuhyuk atas perkataannya barusan.
“Oppa, aku akan menyalakan tv sekarang…..” teriak Syhae kencang, memastikan kalau dua namja itu mendengarnya. Sejak Syhae pulang dari rumah sakit, dia dilarang menonton tv, membaca majalah, dan memegang ponsel, bahkan fasilitas internet di rumahpun diblokir sementara oleh Kyuhyun dan Siwon.
“ANDWEEEE!!!!!” teriak Kyuhyun dan Eunhyuk serentak. Mereka berdua langsung lari tunggang langgang dari posisi masing-masing menuju tempat dimana Syhae berdiri memegang remote. Saking paniknya, sampai-sampai mereka berdua bertubrukan dan jatuh saling tindih.
“Upss!! Mian, aku sudah memencet tombol on-nya, hehehe~” ucap Syhae dengan wajah innocent-nya.
‘ting tung’
“Eh, sepertinya ada tamu, biar aku saja yang membuka. Sebaiknya kalian berdiri, posisi kalian itu……. sangat tidak sedap dipandang,” ucap Syhae. Kyuhyun buru-buru menyadari kalau Eunhyuk sedang berada di atasnya. Di dorongnya Eunhyuk hingga membentur sofa.
“Neo micheoso?? Sakit tau!!” umpat monyet itu pada Kyuhyun.
“Mian. Tapi itu demi keamanan kita berdua. Aku tidak ingin tamu itu berpikir yang aneh-aneh saat melihat posisi kita berdua tadi,” ucap Kyuhyun.
“Wae? Kenapa kau?” tanya Eunhyuk saat melihat Kyuhyun terbelalak kearah tv.
“Hyung, itu…itu… cepat matikan tv-nya!! Paliwaaa!!!!!” bisik Kyuhyun, memastikan Syhae -yang sedang berjalan menuju pintu- tidak mendengarnya. Dengan sigap Eunhyuk melompati sofa yang tadi ditubruknya dan melompati meja layaknya monyet sungguhan. Buru-buru ia menekan tombol on-off pada tv plasma di dinding rumah Syhae itu.
“Fuiihh!! Aman!” ucap Eunhyuk mengelus dadanya lega.
“Oppa???” kata Syhae di depan pintu.
Eunhyuk dan Kyuhyun buru-buru melihat kearah pintu. Dan mereka baru sadar kalau usahanya yang tubruk-tubrukan dan melompat-lompat itu sia-sia sudah saat melihat sosok namja yang sekarang ada di depan Syhae.
“KYAAAA~~~ game is over!!” gumam Kyuhyun.
“Pabo! Kenapa namja itu muncul sekarang?” kata Eunhyuk mengagaruk-garuk kepalanya.
[Syhae POV]
“Oppa???” ucapku tak percaya. Melihat namja itu kini berdiri di depanku. Namja yang membuatku harus duduk manis dirumah karena pegelangan kaki kiriku yang retak. Namja yang selama ini kuimpikan utnuk menjadi pendamping hidupku untuk selama-lamanya. Namun apa daya, namja yang ada di depanku sekarang sudah menjadi suami orang lain. T.T
“Syhae, apa yang terjadi padamu??” tanyanya. Seikat bunga mawar yang ia bawa tadi jatuh. Tangannya langsung meraih bahuku, memegang kepalaku yang diperban, melirik ke kakiku yang di gips secara bergantian.
“Gwenchanayo?? Apa yang terjadi?? Kenapa kau tidak mengabariku, hah?” tanya Donghae.
“Nee, nan gwenchana, oppa.”
“Anio. Kau tidak sedang baik-baik saja, Kim Syhae!” ucap Kyuki tiba-tiba muncul dari balik tubuh Donghae.
“Oppa, kenapa kau muncul lagi di depan Syhae, hah? Apa tidak cukup membuat Syhae seperti ini?” cerosos Kyuki berapi-api.
“Kyuki~ah, geumanhae,” kataku.
“Na? Waeyo? Aku yang membuat Syhae seperti ini?” tanya Donghae.
“Keurom, Syhae kecelakaan saat mengejarmu ke bandara 3 bulan yang lalu,” ucap Kyuki.
“Mengejarku? Untuk apa?”
“Paboya, Lee Donghae!!” ucap Kyuki benar-benar marah. “Bahkan Syhae bisa koma selama 2 bulan hanya untuk mengatakan__
“Aahh, kenapa bicara diluar? Masuklah oppa,” aku menarik lengan Hae sementara mataku mengirimkan sinyal pada Kyuki –jangan-mengatakan-apa-apa-padanya-
Aku tak ingin pria ini mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Ciaah! Bisa jatuh harga diriku. Lagipula itu tak akan ada gunanya sekarang. Nasi telah menjadi bubur.
***
. : 2 months later : .
‘Hakyo terlibat perselingkuhan dengan salah seorang pengusaha di Taipei’
Kata-kata itulah yang hingga detik ini membuatku tak percaya. Donghae dikhianati. Bodoh sekali wanita yang memperlakukan pria seromantis Hae seperti itu. Donghae membatalkan pernikahannya. Dan aku kini mengerti kenapa Siwon oppa dan Kyuppa melarangku menonton tv, memegang ponsel, bahkan internet. Karena berita batalnya pernikahan Hae batal. Mereka tidak ingin aku kembali berharap. Karena itu akan membuatku semakin terpuruk.
“Khaja!!” kata Donghae menarik tanganku untuk mengikuti langkahnya. Aku memperhatikan tangannya yang menggenggam erat tanganku. Aneh memang. Dia bukan kekasihku tapi tingkahnya lebih mirip seperti seorang suami. Sikapnya yang seperti inilah yang sering membuatku salah tingkah. Dia seolah-olah memberi harapan padaku. Tapi inilah kenyataannya, dia masih mencintai Hakyo. Wanita yang jelas-jelas sudah mengkhianatinya dua kali. Ckckck..entah mantra apa yang digunakan yeoja itu hingga Donghae cinta mati padanya. Dan ‘ckckck’ lagi, betapa malangnya gadis sepertiku yang menengadahkah tangan berharap mendapatkan cinta dari namja itu. Dan entah apa yang ada di otakku, masih saja mengharap balasan cinta darinya. Padahal ada Jiyong oppa yang kukenal lebih dulu daripada Donghae. Atau si gokil Hyun joong oppa, yang ternyata tak selembut karakternya di serial Kkot Boda Namja. Aaah, kenapa hatiku tak bergeming saat melihat dua namja itu? Dan malah teguh pada pandanganku, Lee Donghae. Naega paboya? Hah? Adakah seseorang yang akan menyadarkanku?
Setelah berita batalnya pernikahan Super Junior Lee Donghae mencuat beberapa bulan lalu, aku jadi sedikit was-was saat jalan bersamanya. Walaupun beberapa orang sudah tahu posisiku diantara member Suju, tapi tetap saja itu terasa berbeda. Terlibat skandal dengan salah satu member boyband itu bukanlah perkara yang mudah. Kehidupan pribadimu akan terusik. Belum lagi jika ada fans fanatic yang tidak rela saat mengetahui biasnya memiliki hubungan dengan seorang gadis, kau bisa mati. Ckckck.. aku sendiri heran, kenapa mereka bisa bersikap seperti itu? *nyindir author*
“Donghae~ssi…”
“Eung?” aku menoleh kearah suara itu. Panjang umur. Baru saja kupikirkan, kenapa tiba-tiba wanita itu mendadak ada di depan mata? Apa dia terbang langsung dari Taiwan saat aku memikirkannya??
“Bisa kita bicara sebentar?” ucapnya pada Donghae yang membuang muka.
“Kajja!!” Donghae menarik tanganku tanpa menghiraukan wanita itu.
“Jebal.. Hanya 10 menit saja,” ucapnya lagi. dan sekarang, tangannya sudah menahan tangan Donghae yang masih menggandeng tanganku.
“Untuk apa kita bicara lagi? tidak cukupkah kau menyakitiku? Mempermalukanku?” Donghae menepis tangan Hakyo.
“Aku punya alasan yang masuk akal untuk melakukan semua itu. Jadi, kumohon, kita perlu membicarakannya.”
Donghae melirik kearahku, kemudian menatap Hakyo lagi.
“Joha, tapi aku hanya punya 5 menit. Aku tak ingin gadis ini berjamur menungguku,” ucap Donghae sambil menatapku dalam. Entah apa lagi maksud tatapannya itu.
“Syhae~ya, tunggu aku sebentar ya. Aku tak akan bicara lama dengannya,” ucapnya sambil mengacak rambutku.
“Lama juga tak apa. Aku bisa pulang sendiri kok.”
“Shireo! Jika kau berpindah tempat satu meter saja, aku akan membuat perhitungan denganmu, arachi??”
“Cish!! Nuga? Pacar bukan! Sok ngatur-ngatur! Urus saja yeojamu itu,” ucapku ketus menunjuk Hakyo di ujung sana dengan gerakan mataku.
“Neo!! Sej__
“Arasseo..arasseo.. aku akan menunggumu di sini. 5 menit, kan? Satu detik saja kau terlambat, kau tak akan melihatku lagi di sini. Hush! Hush!!”
Kudorong-dorong dia supaya segera menemui Hakyo yang sudah menunggu di seberang sana. Aku heran dengan Donghae. Benar-benar tipe lelaki yang setia.
3 menit…
5 menit… 10 menit…
Aku bolak-balik melirik jam tanganku. Nampaknya pembicaraan mereka begitu serius. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya melihat Hakyo sedang menangis sekarang. Lalu.. Donghae memeluknya. Dan sekarang, hatiku yang menangis menyaksikan adegan itu. Salahku juga, kenapa aku mau menunggu sepasang kekasih..-eumm..ara..mantan sepasang kekasih- sedang berdiskusi memperbaiki hubungan mereka.
“Ayo pulang!”
“Eh? Eh?? Ya! Ya! Nuguya??” aku meronta saat seseorang yang menggunakan mantel bertudung lengkap dengan kacamata cokelatnya menarikku untuk mengikutinya.
“Ini aku,” ucapnya sambil menurunkan sedikit kacamatanya hingga aku mengenali matanya. Cho Kyuhyun. Aku menahannya sejenak.
“Wae? Ppali!!” ucapnya dan menarikku tanpa ampun.
@ My Home, 15 menit kemudian…
“Sedang apa kau malam-malam begini berkeliaran di situ?” tanyanya saat menaiki tangga teras rumah.
“Cish! Seharusnya yang bertanya seperti itu adalah aku. Kau sendiri berkeliaran ditempat ramai seperti itu, apa kau ingin mati di cakar-cakar Sparkyu-mu itu?” berharap kali ini Kyuhyun akan kalah dengan pertanyaanku itu.
“Aissh! Tak kukira membawamu pulang adalah sebuah kesalahan terbesar. Seharusnya kubiarkan saja kau menonton drama korea terbaru itu, main cast : Lee Donghae dan Jung Hakyo. Agar kau bisa ikut larut dengan kisahnya dan menangis tersedu-sedu,” ucapnya.
Aku tertunduk. Hati yang sudah kupersiapkan untuk menerima kemenangan dari Cho Kyuhyun tiba-tiba berubah. Aku duduk ditangga teras rumahku, teringat mereka berdua.
“Semakin kecil peluangku untuk mendapatkannya,” gumamku.
“Mwo?? Kau masih saja mengharapnya?”
Dia ikut duduk disampingku.
“Ya! Kim Syhae, jika kau masih menganggapku sebagai kakakmu yang paling tampan, sebaiknya kau turuti perkataanku. Berhentilah meraih sesuatu yang terlalu tinggi, akan__
“Akan sakit jika aku terjatuh nanti, kan? Arayo, oppa. Ara.. tapi aku tak bisa menutupi perasaanku. Aku sendiri tidak tahu apa alasanku sampai bisa jadi seperti ini.”
Mataku mulai panas. Sepertinya malam ini aku akan menangis lagi gara-gara ikan sialan itu.
“Uljima. Mianhae.. aku hanya tidak ingin kau terluka terus menerus. Aku tahu kau begitu mencintai hyung. Tapi kau bisa melihatnya sendiri, walau sudah dua kali tersakiti pun hyung masih luluh dengan Hakyo nuna,” ucap Kyuhyun mengelus punggungku. Kurasa ia akan memelukku, namun buru-buru kutepis tangannya.
“Shireo! Aku tak ingin Kyuki salah paham jika melihatnya. Walau bagaimana pun juga, aku ini bukan adik kandungmu. Aku hanya tidak ingin menambah keruh semua yang baik-baik saja,” ucapku. Aku masih tertunduk. Terisak pelan.
“Mana mungkin dia salah paham, dia akan mengerti, dia tahu kau adikku,” ucapnya lagi. Bersikeras ingin meminjamkan bahunya untukku. Aku tahu dia menyebalkan dan cuek. Tapi lelaki ini paling tidak bisa melihat tangisan seorang wanita. Itulah yang jadi senjata andalan Kyuki kalau Kyuhyun tidak mau mengalah.
“Geumanhae. Sebaiknya oppa pulang saja. Nan gwenchana, oppa.”
Kudengar langkah kakinya semakin menjauh setelah tangannya mengelus punggungku. Dia sudah hapal betul apa mauku. Di saat begini, aku paling ingin sendirian, berdiam diri di rumah.
***
@ Dorm Suju, keesokan harinya…
“MWOYAA???” pekik delapan namja itu berbarengan. Sementara aku, wajah tanpa ekspresi dengan hati yang terkoyak saat mendengar pernyataan dari Donghae. Apa yang dia katakan barusan? Dia akan kembali pada Hakyo??
“Neo!! Aiisshh.” Shindong menyomot roti panggang lalu pergi. Nampaknya ia enggan menasehati Donghae lagi.
“Apa sudah…kau pikirkan matang-matang, Hae~ya?” tanya Leeteuk searaya melirikku.
“Mollayo, hyung. Aku masih bingung,” jawab Donghae.
“Apa..kau tidak memikirkan yang ada disekitarmu?” tanya Sungmin, lagi-lagi melirik kearahku. Ara..ara.. akulah yang mereka maksud. Mereka semua tahu tentang perasaanku pada Donghae, tapi tidak dengan tersangka utamanya. Aku meminta agar hal ini menjadi rahasia. Aku ingin Donghae mencintaiku karena perasaannya sendiri, bukan karena efek dari ‘pemberitahuan’ dari member lain.
“Dasar namja payah!” ucapku. Semua mata tertuju padaku.
“Jika kau benar-benar masih mencintainya, kau harus memastikan kalau dia tidak akan menyakitimu lagi. Kalau perlu kalian buat saja perjanjian yang menyatakan jika dia mengkhianatimu lagi, sanksinya dia harus ikut wamil,” ucapku judes.
“Menyusul Heechul hyung maksudmu?” tanya Ryeowook.
“Andwe! Enak bener nyusul Chullie, dia harusnya diasingkan,” tambahku lagi. Kali ini aku sadar karena salah mengambil topik wamil, karena sepuluh hari yang lalu, kami baru saja merelakan Kim Heechul untuk menyusul Kang In wamil.
“Kim Syhae, apa kau tidak suka kalau aku kembali pada Hakyo?” tanya Donghae.
“Aku…Aku.. Aku tidak suka kalau kalian kembali bersatu. Aku hanya heran padamu. Kenapa kau masih saja setia pada orang yang jelas-jelas sudah membuatmu sakit berulang kali?”
‘uhuukh’…uhukh..uuuhukh..’
“Minnie.. rotinya..ti..dak mau..per..gi dari tenggo..rokanku.. air..air..ppaliiii..Lee Sung…miin,” erang Kyuhyun. Dia pura-pura tersedak, padahal dia hanya makan secuil roti. Jadi bagaimana mungkin rotinya seret?
“Cish! Ya! Cho Kyuhyun, aku tahu kau sedang menyindirku.” Gumamku dalam hati.
“Kau menyindir dirimu sendiri, Syhae~ya!” kata Yesung membuatku menelan ludah.
“Nee?? Kim Jong Woon…beruntunglah karena istrimu tidak ada di sebelahmu kini. Jika tidak, dia akan menginjak kakimu sekuat tenaganya.”
“Keurom, kau berlagak menasehati Donghae, sedangkan kau sendiri melakukan hal yang sama sepertinya. Kau juga bertahan untuk mencintai seseorang yang jelas-jelas sering membuatmu sakit, keuraechi??”
Eottokhe?? Benar apa yang dikatakan Yesung oppa. Aku mengatai diriku sendiri.
“Keu-Keurom..” aku mengambil napas agar terlihat senatural mungkin. “Hajiman.. Seperti kata ‘seseorang’ tadi malam, aku akan melupakannya. Aku tidak akan menggapai sesuatu yang terlalu tinggi untuk kugapai.” Aku melirik Kyuhyun yang tersenyum pahit mendengar kata-kataku barusan.
“Jinjayo? Hyungdeul, mari kita lihat secepat apa Kim Syhae bisa melupakan namjanya itu,” ucap Kyuhyun dengan evil smilenya. Aku tak suka senyumnya kali ini. Seolah-olah dia bertaruh dengan para hyungnya. Dan sepertinya dia merasa dia akan menang dalam game kali ini.
“Ya! Syhae~ya, kau sedang naksir seseorang? Kenapa kau tidak memberitahu aku?” tanya Donghae.
“Itulah akibat tidak memperhatikan sekitarmu, Lee Donghae,” ucap Sungmin mengulang kata-katanya. Lalu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
“Mianhaeyo, aku terlalu sibuk dengan urusan pribadiku, tadi malam__ ya! Kim Syhae! Pergi ke mana kau tadi malam, hah?” Donghae tiba-tiba teringat dengan perjanjian kami tadi malam.
Ponselku bergetar..
♪ I found the way to let you leave
I never really had it coming ♪
“Kau membiarkanku kedinginan diluar sana, menyaksikan kalian berdua berunding,” ucapku.
♪ I can’t believe the sight of you
I want you to stay away from my heart ♪
“Kau tak menepati janjimu, jadi aku saja yang menepati janjiku. Aku pergi setelah menunggumu selama 10 menit,” lanjutku. Segera aku menuju sudut ruangan, kuraih ponselku diatas meja yang sedari tadi teriak-teriak.
“Yoboseyo?? Jinja?___kau sudah mendapatkan tiketnya??__joha, aku akan segera ke sana__”
Aku meraih tas punggungku dan juga mantelku, tanpa mengucapkan apa-apa lagi kutinggalkan mereka semua dengan ponsel yang masih menempel ditelingaku. Hariku kacau!
[Syhae POV End]
***
Kyuki membuka pintu apartementnya dengan tergesa-gesa. Dia tahu tamunya itu adalah sabahatnya sendiri, Syhae. Terakhir yang Kyuki dengar hanyalah isakan chingunya itu via telepon. Dan benar, Syhae sedang menangis.
“Sy-Syhae? Neon gwenchana? Waegeurae?? Apa? Apa yang terjadi??” tanya Yevi sesampainya Syhae didalam.
“Sssttt..tenangkan dirimu dulu. Minum ini!” Kyuki menyodorkan segelas air putih pada Syhae.
“Tiket? Tiket apa? Aku nggak ngerti,” tanya Yevi bingung karena di telepon tadi Syhae teriak-teriak masalah tiket.
“Apa kau yakin dengan apa yang dikatakan Donghae? Atau jangan-jangan kau salah dengar kali,” kata Kyuki memulai pembicaraan.
“Haa?? Aish! Namja itu lagi, kan? Selalu dia!” rutuk Yevi.
“Ssstt..ribut!” sela Kyuki.
“Ani.. aku mendengarnya langsung dari Donghae oppa. Ada kemungkinan baginya untuk kembali lagi pada Hakyo.”
“Syhae, aku tahu aku tidak berhak bicara seperti ini, tapi kalau boleh aku sarankan, lupakanlah dia. Buang jauh bayangannya dari hidupmu,” kata Kyuki.
“Jika itu mudah, aku tak perlu menunggu kata-kata itu keluar dari mulutmu, Ki,” jawab Syhae. Dia terus menerus terisak.
“Dasar gadis bodoh! Siapa dia? Bisa-bisanya kau menangis hanya gara-gara dia. Tak adakah pria yang lebih pantas menerima airmatamu ini?”
“Yevi~ah!” tukas Kyuki.
“Wae? Waeyo?!! Sampai kapan kau akan terus-menerus seperti ini, Kim Syhae? Sampai kapan kau akan menangisi pria yang bahkah tidak tahu apa yang kau rasakan terhadapnya?? Come on! Kau hanya membuang-buang airmatamu, Syhae~ya!” kata Yevi. Seketika isakan Syhae tak terdengar lagi. Syhae memandang wajah temannya itu.
“Geurae. Aku bodoh. Donghae tak pernah tahu perasaanku. Jadi untuk apa aku menangisinya. Hhhuuhh… beruntungnya kalian yang sudang memiliki namja-namja itu,” kata Syhae merujuk pada Kyuhyun dan Yesung. “Tapi aku datang kemari untuk mencari tempat untuk ngomel, bukan untuk diomelin. Jika aku tahu begini, aku tidak akan datang kemari tadi. Mianhae.”
Raut wajah dua gadis itu berubah menjadi wajah-wajah bersalah. Mereka sadar seharusnya detik pertama yang mereka lakukan adalah tidak memarahi Syhae.
“Mi_
“Anio,” Syhae memotong kalimat Yevi. “Aku hanya ingin kalian sejenak membayangkan, bagaimana kalau kalian jadi aku? Bagaimana kalau Yesung kembali pada Solki ataupun Kyuhyun kembali pada Haneul??”
Kyuki dan Yevi saling tukar pandang, berpikir sejenak.
“Kenapa jadi bawa-bawa Yesung sama mantannya, hah? Kau tahu kan kalau aku paling tidak suka kalau pembicaraan itu kudengar lagi. Itu tidak ada hubungannya dengan masalahmu,” kata Yevi dengan nada tinggi.
“Joha! Nampaknya tak ada lagi yang akan mendukungku, tidak Cho Kyuhyun dan tidak pula kalian berdua.” Syhae beranjak dari tepat duduknya.
“Syhae~ya, bukan begitu maksud kami. Kami hanya ingin kau sadar,” kata Kyuki menatap punggung Syhae yang berjalan menuju pintu keluar.
“Gomawo, kini aku sudah sadar.”
Syhae berlalu begitu saja meninggalkan kedua temannya yang beberapa detik terakhir ini baru menyadari perbuatannya. Mereka sangat ingin minta maaf pada Syhae. Namun Syhae terlanjur merasa kesal pada kedua temannya itu. Tempat yang seharusnya menampung keluh kesahnya, namun hari ini sepertinya tempat itu sedang penuh.
“Yaa!! Eottokhe?? Kau sih!” kata Kyuki panik.
“Naega? Naega wae? Kau juga ikut andil Kyuki~ah,” kata Yevi membela diri.
“Bagaimana..bagaimana kalau Syhae kecelakaan lagi??!!! Kecelakaan sudah menjadi kebiasaan seorang Kim Syhae jika pikirannya sedang kacau,” kata Kyuki miris mengingat kecelakaan yang Syhae alami beberapa bulan lalu. Sementara Yevi masih diam tanpa ekspresi khawatir sama sekali.
“Ya! Kau ini masih peduli dengan gadis itu nggak sih??” Kyuki menjitak kepala Yevi.
“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Yevi mengelus kepalanya.
“Kita harus mengejarnya.”
Kyuki menyambar kunci mobil dan mengambil jaketnya. Di dalam perjalanan Kyuki tak henti-hentinya menghubungi Syhae, namun nampaknya temannya itu sedang mengalihkan panggilannya.
“Ya! Eottokhe?? Syhae tidak bisa dihubungi. Aduh..kenapa yeoja itu.. ppalli, Kyuki! Ppali!!” racau Yevi di dalam mobil.
“Ya! Jika kau tidak bisa tenang, bisa-bisa kita yang akan kecelakaan.”
“Hush! Jangan gitu ah. Amit-amit…hiiiyyy!!!” Yevi menggidik ngeri.
“Makanya jangan bawel. Lagi pula kau manyuruhku cepat-cepat, memangnya kita akan mencari Syhae kemana? Cepat hubungi suamiku!” perintah Kyuki sambil menunjuk kearah ponselnya di dashboard.
“Nee?? Suami? Nuga?”
“Cho Kyuhyun,” jawab Kyuki singkat. Tangannya sibuk menyetir, memastikan kalau dia menyetir dengan baik dan benar.
“Oh, Ara..ara..” kata Yevi menekan-nekan keypad ponsel Kyuki. “Lagian belum nikah, ngaku-ngaku Kyuhyun jadi suaminya. Di jitak Cho Ara nyaho dia,” gumam Yevi.
“Mwo?? Bilang apa barusan??”
“Ani..Aniya.. ini.. nomor ponsel Cho Ara eonni, kan? Aku akan memintanya kapan-kapan..ya..kapan-kapan,” ucap Yevi ngasal, yang penting nggak ketahuan Kyuki.
Terdengar nada sambung dari seberang sana.
“Nee, chagi?”
“Naya, Yevi,” ucap Yevi.
“Oh, Yevi. Waeyo? Kyuki~ah? Gwenchana??” terdengar suara Kyuhyun panic menanyakan keadaan yeojanya.
“Nee, yeojamu baik-baik saja. Sekarang ada yang lebih penting daripada yeojamu itu.” Kyuki melototi Yevi dengan gesture –apa-maksudmu-hah?-
“Eh? Nuguya?”
“Biasa, dongsaengmu. Apa…dia sekarang ada bersamamu?” Kyuki merebut ponselnya yang ada pada Yevi.
“Chankaman! Neo? Jigeum eodisseo?” tanya Kyuki.
“Aku di dorm bersama hyungdeul.”
“Kalau begitu jangan pasang wajah panic. Kau harus senetral mungkin agar oppadeul tidak curiga, arachi?” gaya Kyuki sudah seperti memberi nasehat pada anak berumur lima tahun saja.
“Oh, ara.”
“Kita bertemu dirumah Syhae 10 menit lagi.” Mereka mengakhiri percakapan lewat telepon.
Sementara itu di dorm…
“Aaaahhh… akhirnya aku sampai juga di sini, lelahnya mondar-mandir,” ucap Syhae meracau masuk bergitu saja sementara Eunhyuk yang membukakan pintu bengong.
“Syhae~ya, bukankah beberapa jam lalu kau pergi?” tanya Eunhyuk bingung.
“Wae? Tidak boleh aku ke sini? Arasseo, aku akan pulang,” Syhae beranjak pergi namun Kyuhyun menariknya menjauh dari member lain. Syhae dan Donghae saling pandang selama beberapa detik. Donghae merasakan ada yang aneh pada Syhae.
“Apa yang sedang terjadi pada kalian?” tanya Kyuhyun pada Syhae setelah memastikan kalau percakapan mereka tidak akan didengar oleh yang lainnya.
“Apa yang terjadi? Maksudnya?” Syhae balik bertanya.
“Yevi dan Kyuki barusan menelponku, menanyakan apa kau__
“Ah, itu. Tak apa, kami hanya sedikit bertikai. Nanti juga baikan, kau tahu kami kan?” ucap Syhae memastikan kalau Kyuhyun akan percaya pada ucapannya.
“Kau-kau habis menangis?” tanya Kyu dengan tangan yang sibuk memeriksa kelopak mata Syhae. Akhirnya ketahuan juga.
“Ah? Ketahuan, ya? Padahal aku sudah berusaha untuk menutupinya, oppa,” ucapnya tertunduk.
“Cish! Paboya! Tapi, usahamu cukup berhasil, aku saja tidak menyadari kalau kau habis menangis.”
“Lalu tadi?” tanya Syhae tak mengerti.
“Hanya perlu memancing sedikit, lalu kau akan bercerita dengan sendirinya,” ucap Kyuhyun dengan evilsmile-nya.
“Aish! Kau benar-benar menyebalkan, Cho Kyuhyun!”
“Itulah caraku untuk mendekati gadis tertutup sepertimu, Kim Syhae. Kau orang yang ahli menyembunyikan apa yang kau rasakan. Sedangkan aku? Aku yang akan membongkarnya segera,” ucap Kyu dengan serius.
“Jika kau berani melakukannya, aku akan mencekikmu, oppa!” ancam Syhae.
“Atau malah memelukku sembari mengucapkan ‘gomawo, Kyuhyun oppa’” Kyuhyun bertingkah se-aegyo mungkin mengekspresikan kata-katanya barusan.
“Neo!”
“Sudahlah, kita harus kembali sebelum mereka semua mencurigai kita.” Kyuhyun berjalan menuju ruang di mana para member berkumpul tadi, diikuti dengan Syhae di belakangnya.
Ternyata member sedang asyik bergurau sambil memutar lagu-lagu album terbaru mereka. Mr. Simple, yang membuat mereka semua tidak bisa diam, satu per satu mereka pamer koreografinya masing-masing, terkadang gerakan mereka mengundang gelak tawa. Hingga sampai gilirannya si ikan mokpo yang pamer dance. Gerakannya yang terlihat seksi membuat Syhae terus menatapnya. Dia ingat betapa frustasinya dia menunggu MV Mr. Simple rilis. Matanya hanya tertuju pada Donghae. Syhae larut dalam bayangan Mr. Simple selama beberapa detik, sampai tanpa ia sadari Donghae mendekatinya.
“Syhae~ya, you turn!”
Syhae terkejut. Begitu pula member lain. Suasana gurau itu berubah seketika. Mereka saling bertukar pandang dengan tatapan aneh. Merasa suasana semakin menjadi-jadi, Eunhyuk berdiri dan mematikan lagunya.
“Ya! Hyung, kenapa kau matikan lagunya. Syhae belum menunjukkan gerakannya,” ucap Donghae.
“Tidak ada gerakan lagi. Sudah selesai,” jawab Eunhyuk dengan wajah yang berubah muram.
“Apa maksudmu, hyung? Bukankah kau yang paling antusias mengajak Syhae ngedance?” goda Donghae. Nampaknya Donghae belum mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya.
“Kenapa kalian diam saja?” tanyanya lagi. “Syhae~ya, kenapa kau tidak menari?”
Seketika Syhae menangis dan berlari pergi meninggalkan mereka semua.
“Yaah, pergi lagi deh,” gumam Shindong.
“Syhae.. Kim Syhae..” panggil Donghae. “Kenapa dia? Kenapa dia malah menangis?”
“Kau ingin tahu kenapa dia menangis???”
“Eunhyuk~ah!!” Leeteuk menyuruh Eunhyuk untuk tetap diam, menjaga rahasia Syhae.
“Ani, hyung! Sudah saatnya dia mengetahui semuanya.” Eunhyuk mengindahkan perintah leadernya yang sudah panik itu.
“Waegeurae? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Donghae semakin bingung.
“Syhae tidak akan bisa menari lagi,” kata Eunhyuk.
“Mwo??” Donghae terkejut. “Tapi kenapa?”
“Kecelakaan itu membuat otot pergelangan kaki kirinya sedikit bermasalah. Kata dokter, jika dipaksakan untuk menari lagi, kecil kemungkinan untuk Syhae dapat berjalan dengan normal lagi,” jelas Eunhyuk.
Donghae terduduk lemas mendengarnya.
“Dia menangis semalam suntuk saat mengetahui kalau dia tidak bisa menari lagi,” lanjut Eunhyuk. Dirinya pun menangis seketika saat tahu kalau Syhae itu tak akan bisa menemaninya battle dance lagi.
“Dan itu gara-gara kau, Lee Donghae!” kata Kyuhyun.
Donghae mendongak kearah Kyuhyun.
“Na? Naega wae? Kenapa selalu aku? Syhae kecelakaan gara-gara aku. Kini Syhae tidak bisa menari pun gara-gara aku? Kenapa harus aku?” Donghae berteriak.
“Karena dia mencintaimu, hyung.”
Kyuhyun tak mampu lagi menahannya. Dia mengatakan rahasia yang selama ini mereka rahasiakan bersama Syhae. Leeteuk hanya bisa geleng-geleng kemudian menghela napasnya. Sementara member lain hanya menatap Donghae yang terkejut.
“Sy-syhae? Syhae mencintaiku??” tanya Donghae.
“Keurom. Dia menyusulmu ke bandara waktu itu, hanya ingin memelukmu sebelum kau menikah dengan Hakyo. Tidak disangka dia kecelakaan dan koma selama 2 bulan. Kami semua pesimis kalau Syhae akan sadar kembali,” jelas Kyuhyun.
Donghae masih terduduk lemas. Berulang kali meremas tangannya dan menghela napas. Menyesali karena dia tidak sadar bahwa ada yeoja yang lebih mencintainya.
“Kami sudah berusaha sekuat mungkin agar dia tidak mengetahui batalnya pernikahanmu, walaupun cepat atau lambat dia akan mengetahuinya sendiri,” Eunhyuk membantu Kyuhyun menjelaskan semuanya. “Dia kembali ceria saat kau kembali dengan berita itu, walaupun sejujurnya ia juga sedih karena kau terkhianati lagi oleh Hakyo.”
Donghae mengacak rambutnya frustasi. Tak percaya apa yang ia dengar. Ternyata selama ini Syhae berhasil menyembunyikan hatinya dengan rapi. Dan ia tak mengetahuinya, curiga pun tidak.
“Aku tak tahu apa yang ia rasakan barusan, saat kau bilang kalau kau akan kembali pada Hakyo. Setelah dia berusaha membuang bayanganmu jauh-jauh, tiba-tiba kau muncul layaknya seberkas cahaya yang siap menerangi kembali hidupnya, namun tiba-tiba pula cahaya itu hendak pergi meninggalkan dia.” Kyuhyun sangat lancar mengatakannya, tak berpikir bahwa dia sudah melanggar janjinya pada dongsaengnya itu.
“Aku…aku tak tahu harus berbuat apa. Aku sadar kalau aku seolah memberi harapan padanya waktu itu, hingga Hakyo muncul kembali. Namun setelah menerima hal yang menyakitkan dari Hakyo, aku tak ada keinginan secuil pun untuk kembali padanya,” ucap Donghae.
“Tapi, lagi-lagi Hakyo datang dengan semua penjelasannya yang kurasa masuk akal,” lanjutnya.
“Terserah apa yang akan kau lakukan sekarang. Tapi yang pasti Syhae akan menuju Indonesia sore ini.” Perkataan Yesung membuat semua terkejut tak percaya.
“Jinjayo? Waeyo?” tanya Ryeowook.
“Kenapa dia tak memberitahuku?” tanya Siwon.
“Aku pun tak tahu,” tambah Kyuhyun. Mengingat dia adalah orang yang lebih dekat dengan Syhae dibandingkan Siwon.
“Dia mengatakannya tadi malam ditelepon, sebenarnya dia datang kemari pagi ini adalah untuk berpamitan. Tak disangka dia malah mendengar pernyataan Donghae yang mengejutkan,” jelas Yesung mentap Kyuhyun. Kyuhyun merasakan ada yang aneh dari semuanya. Namun ia tak bisa memikirkan apa-apa lagi.
“Apakah dia…akan..kembali??” tanya Ryeowook.
Yesung hanya menggelengkan kepala. “Dia tak ingin terluka untuk kedua kalinya.”
***
[Syhae POV]
“Kau akan pergi ke Indonesia kenapa tidak bilang-bilang?”
“Nee? Indonesia?” aku bingung.
“Tadi Yesung hyung___aaacchhh___dia membohongiku___” gerutu Donghae sambil mengacak rambutnya.
“Waeyo??” Aku menggaruk kepalaku yang rasanya penuh akan kejadian membingungkan hari ini. Aneh. Benar-benar aneh. Beberapa jam lalu dia mengatakan kalau dia akan kembali lagi pada Hakyo. dan sekarang dia ada di depanku menanyakan hal aneh. Apa sih maksudnya??
“Ah, ya sudahlah. Kajja! Kita pergi jalan-jalan,” ajaknya.
Di tengah perjalanan aku masih saja menanyakan maksud pertanyaanya tadi. Kenapa dia mengira kalau aku akan pergi ke Indonesia? Tapi masih saja tak mendapat penjelasan apapun dari ikan ini. Arrgghh!! Benar-benar menyebalkan.
“Eh? Kenapa kita kesini?” tanyaku saat sampai disebuah café kecil di tepi jalan. Kami duduk dimeja yang tersusun rapi di terasnya.
“Sudah, diam saja. Aku hanya ingin bersantai sejenak. Tak ‘kan ada yang mengenaliku,” ucapnya sembari membenarkan posisi kacamata hitam andalannya.
“Cish! Kacamata saja tak menjamin keselamatanmu disini,” ucapku santai. Aku mengobrak-abrik isi tas selempangku. Mencari benda yang setia menemaniku kapanpun, Ipod. Tapi sepertinya aku lupa membawanya.
“Oppa, kau ingat aku?”
Suara seorang gadis membuatku mendongak dan mengernyitkan dahi.
“Aku..aku gadis yang itu.”
“Chogiyo.. nuguya? Kurasa kau salah mengenali orang,” Donghae sekilas menoleh kearahku dan berulang-ulang memperbaiki letak kacamatanya.
Tuh kan! Gadis keberapakah ini? Cish! Bahkan kau pura-pura lupa, Lee Donghae. Dasar namja yang suka tebar pesona. Jujur, aku juga sangat tidak menyukai sikap Donghae yang satu itu. Dia begitu mempesona dan parahnya lagi, dia suka tebar pesona. Ooohhh… jika aku jadi istrinya tak ‘kan kubiarkan dia melakukannya. Terserah apa kata orang tentang pikiranku yang barusan. Aku tahu dia seorang idola, tapi jika kalian memiliki seorang kekasih yang bertingkah sama seperti Donghae, apa kalian akan akan tenang-tenang saja? Mungkin sebagian orang akan menjawab ‘iya, karena itu profesinya’. Well, terkadang aku juga berpikir seperti itu, tapi aku juga manusia, aku tak sanggup hal itu terjadi. Dan untuk gadis pencemburu sepertiku, Donghae tak akan mampu melakukannya lagi. Hahaha (-.-)
“Tidak mungkin aku salah mengenali orang, kau Lee Donghae, kan? Super Junior?” tanya gadis itu. Dari penampilannya sepertinya dia masih muda, mungkin umurnya sekitar 18 tahun-an.
“Aah, ternyata penyamaranku masih diketahui orang, ya?” ucap Donghae sedikit menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Apa kubilang!
“Apa kau ingat saat SuShow 2, kau mencium tangan seorang yeoja? Itu aku, oppa. Aku,” ucap gadis itu antusias dengan sedikit melompat-lompat di hadapan Donghae yang nyengir aneh.
“Aaaahhh… aku ingat sekarang. Jinjayo? Orang itu kau?”
“Ehm.” Gadis itu mengangguk cepat. “Hyun Jae Ra imnida. Bolehkah aku berfoto denganmu?”
“Ah, keurom.”
“Chogiyo.. Nuna, bisakah kau memotret kami?”
Hee?? Yeoja ini?? Bahkan dia menyuruhku untuk memotret mereka?? Yaa!! Jeongmal..
“Nuna?”
‘Nuna??’ memangnya wajahku setua itu, sehingga dia harus memanggilku ‘nuna’?? Aku ini baru 20 tahun.
“Chogiyo.. Nuna?” dia melambaikan tangan didepan wajahku. Dia pikir aku sedang melamun.
“Ah, yee.” Dengan berat hati aku mengambil ponsel gadis itu dan mengambil beberapa gambar mereka berdua. Donghae yang melihatku hanya nyengir dengan ekspresi mengejekku. Akan kujitak kau nanti!!
“Hana.dul.set,” ucapku cepat.
‘ckreek’
“Ja!” Kuserahkan kembali ponsel itu padanya.
“Kamsahamnida, oppa. Senang bisa berjumpa denganmu dalam keadaan seperti ini.” Gadis itu membungkuk dan tersenyum semanis mungkin di depan Donghae.
“Ah, yee. Jaga kesehatanmu, ya.”
“Nee. Annyeong,” gadis itu pergi tanpa menghiraukan aku. Malangnya nasib fotografer ini..ckck T.T
Beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba ia membalikkan badan dan mendekatiku.
“Nuna?”
“Nee?”
“Kau… siapanya Donghae oppa?” pertanyaan itu selalu mengikutiku.
“Dia adalah..
“Aku baru mengenalnya satu jam yang lalu, aku juga baru tahu kalau dia seorang artis” ucapku buru-buru memotong perkataan Donghae.
“Oh, begitu,” ucapnya polos. “Kamsahamnida, nuna.”
“Nee, cheonmaneyo.”
Setelah memastikan gadis itu benar-benar pergi, Donghae menatapku.
“Wae? Kenapa melotot seperti itu?”
“Kenapa kau berbohong lagi?”
“Bohong apa lagi?”
“Itu, tadi. Kenapa kau bilang kalau kau baru mengenalku satu jam yang lalu? Omong kosong apa lagi itu, hah?”
“Lalu aku harus menjawab apa? ‘aku adiknya’? mana mungkin. Kau kan anak terakhir, saudaramu hanya Lee Donghwa seorang. Lagi pula aku aku tidak ingin menjadi terkenal nantinya,” ucapku sambil terkekeh.
“Ck. Percaya diri sekali kau.”
“Keurom. Aku yakin jika aku terlihat sedang jalan denganmu, aku juga akan dikejar-kejar pemburu gossip itu.”
“Aaahhh… sudahlah. Kajja!” dia mengulurkan tangannya kearahku.
“Eodikka?” aku menatap uluran tangannya dan wajahnya bergantian.
“Pulang. Memangnya mau ke mana lagi? Tiba-tiba mood-ku berubah. Aku ingin ke rumahmu lagi.”
“Hee??” aku menatapnya heran.
“Sudahlah,” ucapnya mendekatkan wajahnya kearahku. Deg! Aigho! Jantungku berdegup kencang. Omoo! Namja ini tampan sekali. Setiap lekuk wajahnya dapat kunikmati sekarang. Aku yakin jika ada Elfishy yang mengetahuinya, mereka akan meraung-raung hingga matanya sembab keesokan harinya kekekek~
Dengan sigap dia menudungkan topi hoodie-ku ke kepalaku. “Agar kau tidak terkenal,” ucapnya singkat lalu meraih tanganku dan menarikku.
Jarak rumahku dengan café tadi memang tidak terlalu jauh, hanya memerlukan 15 menit berjalan kaki.
“Ahh, akhirnya sampai juga dengan selamat,” katanya ketika memasuki pekarangan rumahku.
“Berlebihan sekali kau,” ucapku sambil berjalan kearah ayunan kayu yang berada dipojok kiri rumahku.
“Apanya yang berlebihan? Aku hanya khawatir saja kalau sampai ada yang mengenali kita,” ucapnya. Dia langsung ikut duduk disebelahku. Kaki kami mengayun pelan ayunan itu.
“Hey..hey.. Lee Donghae. Lebih tepatnya mengenalimu saja. Yang artis kan kau, bukan aku,” ucapku.
“Hey..hey.. Kim Syhae. Ingat perkataanmu di café tadi,” balasnya menirukan perkataanku.
“Ara. Tapi yang harus melakukan penyamaran itu kau, bukannya aku,” ucapku lagi.
“Aiiyaaa!!! Kenapa yeoja ini berubah menjadi berisik dan keras kepala seperti ini! Sejak kapan dia tertular Kyuki yang pandai mendebat Kyuhyun, hah!” gerutunya.
“Aku tidak berisik. Kau yang memulainya. Kau yang mengajakku untuk berdebat. Itu kan salahmu.”
“Tuh kan! Barusan kau sangat berisik, Kim Syhae. Saat aku menyatakan cintaku padamu nanti, apa kau tetap berisik?”
“Sudah kubil___” aku menahan ucapanku. “Nee??”
“Aku tahu perasaanmu padaku. Kau mencintaiku, kan?” tanyanya sangat percaya diri. Dari mana dia tahu kalau aku mencintainya? Apa dia bertanya pada member lain atau si gadis blasteran Korea-Jepang itu? Jangan-jangan Yevi??
“Ahahahahaaaa..lucu sekali kau..” aku memukul lengannya berulang kali sambil tertawa garing berharap dia tidak melihat wajahku yang kurasa mulai memerah.
Namun pada pukulanku yang ketiga, dia menangkap kedua tanganku.
“Aku tidak sedang bercanda, Kim Syhae.”
Aku menelan ludah. Omooo!!! Dia menatapku. Oh God, eottokke?? Apa aku terlihat salah tingkah? Bagaimana kalau dia hanya mengerjaiku? Aaaacchhhh…..
“Tak mudah mencari yang hilang. Dan tak mudah mengejar impian.” Dia masih menatapku. “Aku mencari cintaku yang hilang dan mengejar mimpiku untuk menikah dengan Jung Hakyo.”
“Namun jauh lebih susah mempertahankan yang ada. Neo, Kim Syhae,” ucapnya. Sudah lama aku tak mendengar kata-kata sejenis ini keluar dari mulutnya.
“Karena yang tergenggam bisa terlepas dan yang terikat bisa terpisah.” Tanganku gemetar di dalam genggamannya.
“Pepatah mengatakan, jika kau tak dapat memiliki apa yang kau sukai, maka sukailah apa yang kau miliki saat ini. Dan aku mencintaimu, tapi bukan karena kaulah yang hanya kumiliki saat ini, melainkan karena ternyata aku mencintaimu. Takdir untuk mencintaimu, Kim Syhae. “Saranghae.” Ucapnya.
Aku terharu mendengarnya. Mataku terasa panas. Tangannya mengusap airmataku yang entah sejak kapan mulai mengalir. Dia mendekatkan wajahnya. Detik berikutnya kurasakan tangan kirinya meraih tengkukku. Mendekatkan wajahnya lagi hingga napasnya yang hangat dapat kurasakan dengan jelas. Dia….
[Flashback End]
Syhae membuka matanya pagi yang indah ini. Sedikit menggeliat untuk merenggangkan badannya sembari menguap. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Namun tiba-tiba..
“HHUUUUAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya. Sontak membuat namja yang ada di sampingnya langsung terbangun mendengarnya.
“Aiiishhh….. Yaa!! Kim Syhae!! Kenapa pagi-pagi sudah teriak-teriak, hah???” namja itu kini sudah duduk di depan Syhae dengan rambut acak-acakan.
“Neo..Neo micheoseo?? Ap-apa yang kau lakukan di sini, hah? Apa yang sudah kau lakukan padaku, Lee Donghae??” kata Syhae sambil menyilangkan tangannya di dada. Wajahnya tampak sekali terkejut.
“Perrgiii!! Kau! Kau telah menodaiku, Lee Donghae!!” Syhae memuku-mukul Donghae hingga dia terjatuh dari ranjang.
“Mwoya?? Wae?” tanya Donghae sambil mengucek matanya yang baru saja melek.
“Kenapa kau bisa tidur denganku, hah???” tanya Syhae dengan nada mengintrogasi namja yang telah terduduk di bawah itu. “Tak kusangka kau tega melakukannya, oppa.” Kini ia mulai terisak kecil.
“Aish.. kau.. oohh.. jebal, Sy~ah. Jangan lagi,” umpat Donghae.
“Mwo???” Syhae tak mengerti.
“Berhentilah berteriak setiap kali kau membuka matamu dan melihatku tidur di sampingmu, Kim Syhae!!” teriak Donghae. “Bahkan ini yang ke..lima.. ani, delapan..ani, aasssshhh..sudah sering kau bertingkah yang aneh pada suamimu sendiri.”
“Eh??”
“Keurom, aku ini sudah menjadi suamimu, Kim Syhae.”
Syhae menggaruk kepalanya, berpikir sejenak.
“Joha, kau ingat sekarang?” kata Donghae memperlihatkan cincin di jari tangan kirinya.
Syhae melirik cincin di tangan namja itu kemudian melihat benda yang serupa juga melingkar di jari manisnya. Barulah Syhae sadar. Berulang kali ia teriak saat melihat Donghae tidur di ranjang yang sama dengannya. Dia selalu lupa kalau sebulan yang lalu ia sudah resmi menjadi istri dari Lee Donghae. Tepatnya pada tanggal 7 Juli 2011 lalu mereka mengucap janji setia. Donghae yang mengenakan tuxedo putih terlihat semakin tampan dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Serasi dengan pengantin wanitanya yang juga menggunakan gaun putih, berjalan menuju altar didampingi oleh ayahnya. Akhirnya selama 2 tahun pacara, mereka mendahului hyungnya, Yesung yang duluan bertunangan dengan pujaan hatinya.
“Bisa-bisanya kau lupa dengan suamimu sendiri, hah?? Bukannya memberi ciuman selamat pagi, malah teriak-teriak nggak jelas,” ucap Donghae mengacak rambutnya sendiri dan kembali naik ke ranjang.
“Ahh… mianhaeyo,” ucap Syhae lirih dan menunduk. Ia merasa sedih dan malu karena terus-terusan mengulang perbuatannya itu.
Donghae segera meraih Syhae kedalam pelukannya.
“Hmm.. gwenchana,” ucap Donghae mengelus kepala Syhae.
“Mianhae, aku selalu membuat pagimu seperti ini. Aku hanya terkejut saat melihatmu. Satu-satunya yag pernah menemaniku tidur hanya Kyuhyun oppa, itu pun saat aku deman tinggi,” jelas Syhae.
“Jinjayo? Lalu Siwon?” tanya Donghae yang masih memeluk erat Syhae.
“Dia tak pernah tidur menemaniku, takut dosanya nambah katanya.”
Donghae terkekeh mendengarnya. Kemudian ia menarik tubuh Syhae agar kembali tidur, sementara tangannya masih saja memeluk erat istrinya.
“Yaa!! Hentikan!,” pinta Syhae lirih.
“Hmm?”
“Apa kita akan terus berpelukan seperti ini, hah? Hari sudah siang, ayo kita turun,” kata Syhae yang masih berada dalam dekapan namja romantis itu.
“Shireo! Ini baru jam 6 pagi,” kata Donghae melirik kearah jam dinding. “Tetaplah seperti ini, 5 menit saja!”
Tanpa banyak ba bi bu Syhae menuruti permintaan Donghae. Dia tersenyum dan mempererat pelukannya. Gadis pecicilan yang takluk jika berhadapan dengan pria seromantis Lee Donghae.
***
Pengantin baru itu akhirnya keluar kandang juga. Donghae menuruni tangga dengan Syhae berada dipunggungnya. Dengan manja Syhae menggelayot dipunggung Donghae.
“Yaa!! Ternyata kau berat juga, yah?” kata Donghae menoleh ke wajah Syhae yang tepat berada di sebelah wajahnya.
“Hey, perhatikan saja langkahmu. Jangan sampai kau membuatku jatuh dari gendonganmu,” kata Syhae mengalihkan perhatian.
“Yup! Kita sudah sampai tujuan tuan putri. Silakan turun,” ucap Donghae saat mereka sudah sampai di dapur.
“Aku akan membuatkan panekuk untukmu,” ucap Syhae tiba-tiba.
“Mwo?? Panekuk?” tanya Donghae ragu.
“Hmm!! Panekuk saus coklat,” jawab Syhae. Kini tangannya sudah sibuk mencari-cari bahan-bahan di lemari penyimpan.
“Apa kau bisa?”
“Jangan panggil dia Kim Ryeowook kalau dia tidak bisa mengajariku cara membuat panekuk,” Syhae terkekeh.
Syhae mulai membuat sarapan untuk Hae. Tangannya dengan lihai membuat sarapan untuk suaminya tercinta itu. Dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama panekuk saus cokelat buatan Syhae sudah jadi.
“Thadaaaaaa… panekuk saus cokelat sudah siap.” Syhae menyodorkan sepiring panekuk buatannya kearah Donghae yang masih memakai piyama yang sama dengan milik Syhae.
“Jal Meokgesseumnida..” Donghae mengunyah suapan pertamanya.
“Eottae??”
“Hmm…massita!!” jawab Donghae dengan gesture yang menunjukkan bahwa masakan istrinya itu enak sekali.
“Jinja? Kalau begitu makanlah yang banyak,” ucap Syhae menambahkan beberapa potong panekuk ke piring Donghae.
‘ting.. tong..’
“Ah, ada tamu sepertinya,” ucap Syhae saat menyuap panekuk pertamanya.
“Pagi-pagi begini?? Oh, yang benar saja,” Donghae setengah kesal.
“Gwenchana, siapa tahu tamu penting.” Syhae beranjak dari kursinya menuju pintu.
‘ckreekk’
“Annyeong haseyo……” suara riuh langsung terdengar.
“Ehh??? Kalian??? Mau apaaa??” Syhae panik saat melihat Kyu couple, Yevi, Yesung, Leeteuk, dan Eunhyuk beramai-ramai bertamu di pagi buta seperti ini.
“Yaa! Kau ini. Bersikap sopanlah pada tamumu,” ucap Kyuhyun yang langsung nyelonong masuk, bahkan Syhae belum mempersilakan dia masuk.
“Whoaaa… rumah yang manis,” ucap Kyuki dan langsung mengikuti jejak namjanya yang kurang ajar itu.
“Hyuuuuunnggg..” Kyuhyun berlari menuju Donghae.
‘uhukh..uhuukh’
Donghae tersedak.
“Omoo! Gwencahana?? Sy~ya, suamimu tersedak.” Kyuhyun menepuk punggung Hae keras hingga menimbulkan bunyi.
“Ya!! Itu menyakitkan, Cho Kyuhyun! Geumanhae!!” tepis Donghae yang langsung berdiri menghindar dari setan itu.
“Ada apa kalian datang merusak pagiku yang indah bersama istriku ini, hah?”
“Aighooo! Memangnya dunia ini milik kalian sendiri? Sampai-sampai kalian melupakan kami?” timpal Yevi.
“Keurom, masih terlalu pagi untuk mengganggu kemesraan kami.” Donghae memeluk Syhae dari belakang. Dan sesekali mencium rambutnya.
“Aiiiihhhh….jangan begitu. Ada yang merasa terkhianati nih,” ledek Kyuki melirik Eunhyuk yang manyun.
“Neo!!” tunjuk Eunhyuk pada Kyuki.
“Kyu…” rengek Kyuki pada Kyuhyun saat Eunhyuk hendak menjitaknya.
“Sekali saja kau sentuh yeojaku, aku bersumpah demi kerajaan setan diseluruh muka bumi, aku akan membuat hidupmu tak tenang, hyung!” ancam Kyuhyun sadis.
Kyuki terkekeh menang, menjulurkan lidah meledek Eunhyuk.
“Hhhhh…. Joha..joha.. Aku kalah,” gerutu Eunhyuk.
“Hey, masih ada aku, bukan?” Teuki tiba-tiba mendekati Eunhyuk dan mengedipkan matanya seduktif.
“Ya! Ya! Ya! Jangan jadikan aku pelampiasanmu, ya. Walaupun aku tahu kau kesepian setelah ditinggal wamil oleh Kangin,” Eunhyuk menjauhi leadernya yang bertingkah aegyo.
“Hahahahahaha….” Kyuhyun tertawa bangga.
“Wae? Kenapa kau tertawa seperti itu, hah?” Eunhyuk benar-benar ingin menelan magnaenya.
“Haha..aniya..hahaha..hanya saja aku kasihan melihatmu. Kau ditinggal menikah dengan couplemu yang raja skinship itu. Bahkan..hahaha.. kau sekarang harus tega melihatnya berskinship-ria dengan orang lain..hahaha.” Kyuhyun nampaknya hari ini benar-benar berubah menjadi sosok setan yang menyebalkan.
“Dia itu istrinya, bodoh!” Eunhyuk melempar bantal kearah Kyuhyun.
“Whoaaa…jadi kalian pagi-pagi datang kemari hanya untuk membuat keributan dirumah kami? Apa dinding dorm sudah tidak betah mendengar omelan kalian?” Donghae angkat bicara setelah melihat member saling mengejek.
“Nah lo.. Raja Mokpo lagi marah. Siap-siap tsunami melanda Seoul,” ledek Yevi yang dari tadi duduk manis di sofa bersama Yesung.
“Ah, mainhae. Sebenarnya kami hanya ingin memberi kalian ini,” ucap Leeteuk sambul menyodorkan bungkusan berwarna orange.
“Ige mwoya?” tanya Syhae.
“Bukalah!” perintah Teukie.
Dengan penasaran Syhae membukanya.
“Aaahh… apa-apaan ini???” Syhae syok melihat apa hadiah yang diberikan oleh mereka. Syhae sedang memegang figura berukuran poster. Didalamnya terpampang beberapa foto berukuran kecil di tepi. Foto Syhae sedang menatap Donghae, Donghae sedang memandang Syhae yang sedang tidur, Syhae menyiram Hae dengan air saat mencuci mobil, Donghae memeluk Syhae dari belakang saat di toproof dorm. Dan di tengah-tengah ada foto mereka berdua yang paling manis, siluet mereka sedang……kisseu di pantai.
“Ini..Ini.. dari mana kalian mendapatkannya???” teriak Syhae.
“Hehehe… semua itu ideku,” ucap Kyuhyun.
“Ide yang brilliant, bukan?” timpal Kyuki.
“Ahaha.. sangat brilliant, Kyuki~ah. APA TIDAK ADA HADIAH YANG LEBIH MENGEJUTKAN LAGI, HAAAH???” teriak Syhae. Dia malu karena selama ia sedang jalan dengan Hae, mereka membuntuti dan mengambil foto mereka diam-diam. Bahkan adengan ciuman pun tak mereka lewatkan.
“Kalian membuntuti kami dan memfotonya secara diam-diam??” tanya Donghae.
“Ya iya dong,” ucap Yevi bangga.
“Aaahh.. gomawo. Hadiah ini akan kami simpan baik-baik,” ucap Syhae.
“Terima kasih karena sudah mengabadikan cerita cinta kami,” ucap Donghae meraih pinggang yeojanya dan menciumnya dalam-dalam. Syhae membalas perlakuan suaminya itu dan melingkarkan tangannya dileher Donghae. Tak peduli beberapa pasang mata sedang menonton adegan manis itu. Toh, mereka mungkin sudah terbiasa menontonnya secara diam-diam saat misinya mengumpulkan foto-foto itu.
“Aaahh.. hyung, temani aku mengambil anggur di mobil,” ucap Eunhyuk keki menarik lengan Teukie.
Yevi tersenyum santai di sofa melihat dua insan di depannya itu dan kembali membaca buku ditangannya. Namun namjanya, Yesung tak mau membuang kesempatan.
Di meja makan mata Kyuki membulat untuk kedua kalinya. Sepasang lagi yang mengulangi adegan HaeSy couple barusan.
“Aigooo.. mereka ini,” gumamnya.
“Wae? Kau ingin melakukannya juga??” tanya Kyu yang duduk di sebelahnya.
“Ya! Jika kau berani maju satu centimeter sekalipun, mati kau, Cho Kyuhyun!!” ancam Kyuki memegang garpu.
“Joha!” Kyuhyun menahan kuat tangan Kyuki.
Secepat kilat Kyuhyun melakukan tantangan dari kekasihnya itu. Dan kali ini dia mendelik tanpa protes. Evil itu melakukannya.
Kyuhyun terkekeh.
“Sudah. Aku sudah melakukannya. Kau tidak ingin membunuhku?”
“CHO KYUHYUUUUUNNN!!!!!”
Kyuki menghujani Kyuhyun dengan pukulan. Donghae dan istrinya hanya tertawa melihat tingkah pasangan yang satu itu. Tak pernah akur.
“Ya! Nona Chae, bukankah kalian sudah bertunangan? Jadi kenapa Kyu menciummu saja tidak boleh?” ucap Hae.
“Ya-ya… karena aku tidak mau,” sungut Kyuki.
“Tidak mau kalau cuma sekali, yaaa???” goda Kyuhyun.
“Kali ini aku benar-benar murka, Tuan Cho.” Kyuki mengangkat botol saos yang siap dilemparkan pada Kyu.
“Ah.. Joha.. joha.. mian..jeongmal mianhae, Nona Chae,” kata Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya.
Syhae dan Donghae tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan C-Kyu couple itu.
“Donghae~ya, kurasa kalian kedatangan tamu lagi,” ucap Leeteuk saat dia masuk.
“Tamu?? Siapa, hyung?” tanya Donghae.
“Annyeong haseyo, Donghae~ssi, Syhae~ssi,” sapa seorang gadis yang dulu pernah menjadi rival Syhae, Jung Hakyo.
Kyuki yang tadi sibuk memukuli Kyuhyun kini terbelalak dengan mulut komat-kamit sebal saat melihat Hakyo datang. Sedangkan Yevi yang baru saja melihat mimik wajah Kyuki langsung menoleh kearah mata yang dituju Kyuki. Dan reaksinya pun sama.
‘Jung Hakyo! Untuk apa kau muncul lagi, hah??’ batin Kyuki.
‘Jika tahu kalau nenek sihir ini akan datang, aku akan menggembok pagar rumah Syhae’ batin Yevi.
‘Darimana dia tahu rumahku? Dan untuk apa dia datang kemari? Apa kali ini dia masih ingin melaksanakan ancamannya dulu? Kali ini apa lagi yang akan dia lakukan??’ Syhae diliputi banyak pertanyaan di benaknya.
= TBC =
Ditulis dalam Fanfiction
Tag: Kim Syhae, Kyuki, Lee Donghae, Super Junior, Yevie