Sad Ending?? {part 1 of 2}

•Januari 20, 2012 • 4 Komentar

Tittle : Sad Ending?? {part 1 of 2}

Main cast : Kim Syhae, Chae Kyuki, Lee Donghae, Cho Kyuhyun

Other cast : Han Yevi and member Suju

————————————————-

Syhae masuk ke apartement Kyuki dengan buru-buru kemudian mencari sosok pemilik tempat itu. Setelah menengok ke beberapa ruangan akhirnya dia menemukannya di balkon sedang menengadahkan tangannya ke udara. Matanya terpejam menikmati udara yang lembut membelai wajahnya yang oriental.
“Yya! Neo micheosseo?? Apa yang kau lakukan, hah? Tidak kah kau memikirkannya terlebih dahulu?” Syhae langsung to the point memarahi Kyuki.
“Aku bahkan sudah merencanakannya jauh-jauh hari, Sy~ya,” jawabnya santai.
“Geotjimal. Kau mungkin ahli dalam mengusili orang lain, tapi kau tak pandai berbohong.”
“Kalau itu keputusanmu, aku juga akan meninggalkan Hae,” ancam Syhae.
“Ada apa denganmu? Kenapa justru kau yang ribut? Ini urusanku dengan Kyu, dan ini keputusan kami. Tidak usah ikut campur,” bentak Kyuki, kini menatap sahabatnya tajam.
“Bagaimana bisa aku tidak ikut campur? Aku telah berjanji pada orang tuamu untuk menjagamu, Kyuki~ah,” jawab Syhae tak kalah kerasnya.
“Berhentilah menjadi bayang-bayangku, Kim Syhae. Kau berhak untuk mendapatkan kebahagiaan,” Kyuki kembali menatap langit yang perlahan mulai senja.
“Aku akan merelakannya pergi. Karena aku tak kan sanggup melihatnya tersiksa olehku. Pekerjaanku yang mengharuskanku terbang ke sana kemari sungguh membuatnya gantung,” lanjutnya lagi.
“Apa kau yakin kalau dia tersiksa, hah? Dia menerimamu apa adanya, bahkan dengan resikomu sebagai pramugari telah ia terima bertahun-tahun lalu. Dia setia denganmu, Kyuki~ah. Apa kau rela menghempaskannya begitu saja?” Syhae berkaca-kaca memelas pada Kyuki agar membatalkan niatnya untuk putus dengan Kyuhyun.
“Kurasa, itulah keputusanku, setidaknya untuk sejauh ini aku belum ingin merubahnya.” Kyuki mencoba untuk setegar mungkin dihadapan temannya. Tidak rela tentunya. Ia begitu mencintai Cho Kyuhyun selama bertahun-tahun, bahkan pertunangan mereka sudah direncanakan. Tapi entah mengapa sepulangnya dia dari penerbangan ke Roma, Kyuki memiliki pemikiran yang seperi itu. Bahkan selama ini mereka nampak baik-baik saja.
“Arasseo. Kuharap kau tidak akan menyesal dengan keputusanmu ini,” ucap Syhae lalu pergi meninggalkan temannya itu. Syhae sendiri malah berpiikir lebih bodoh dari Kyuki. Dia mengancam akan meninggalkan Donghae juga jika Kyuki berpisah dengan Kyuhyun. Ini lebih konyol, karena Syhae dan Donghae statusnya sudah bertunangan.
+_+

“Chagiya!!” Donghae mendelik setelah kekasihnya itu berbicara.
“Nee, mian. Aku tak bisa melihat Kyuki bersedih sementara aku bersenang-senang atas hubungan kita.
“Tapi kenapa kita yang kena imbasnya?” Donghae tidak terima dengan keputusan Syhae yang menyangkutpautkan urusan Kyuki dengan kisah cintanya.
“Apa kau tega melihat Kyuhyun merasa iri jika melihat kebersamaan kita?”
“Aku__ Lanjutkan membaca ‘Sad Ending?? {part 1 of 2}’

If You Come Back Again

•Desember 6, 2011 • 4 Komentar

FF oneshoot SyhaeTittle     : If You Come Back Again

Cast       : Lee Donghae

Kim Syhae

Cameo  : Super Junior

Chae Kyuki

Han Yevi

Nam Goong Min as Chang Junha

Genre   : Romantic

====================================================

 

Donghae menundukkan kepala, mencoba untuk bertahan. Setidaknya hingga lagu ini berakhir. Dia tidak ingin malam ini rusak karena suaranya yang parau jika menangis. Menyanyikan lagu In My Dream bersama lead vocal Suju dan juga Sungmin itu bukan perkara mudah. Jika sedikit saja Donghae kehilangan nada, dia akan siap-siap mendapat evaluasi dari sang Raja Vocal, Kim Jongwoon. Dia manusia aneh yang paling gencar memberikan konseling masalah vocal pada member Super Junior yang lain. Semua itu dia lakukan semta-mata untuk kebaikan Super Junior sendiri.

Riuh Elf membahana bersama lightstick biru safir andalan mereka. Karena merekalah, Donghae tak ingin membuat mereka kecewa. Elf adalah napas dari setiap member Super Junior.

Oneul geudael dashi bol sooman iddamyuhn, geuruhl soo iddamyuhn, doraomyuhn….

[If I could only see you again today, if I could do it again, if you came back again….]

Kyuhyun mengayati betul part terakhirnya. Hingga akhirnya Donghae mendapatkan bagiannya. Dengan mata terpejam, entah itu untuk penghayatan agar mendapatkan feel-nya atau Donghae sedang menahan air matanya, dia mencoba untuk memaksimalkan potensi suaranya yang khas di telinga Elf, memberikan persembahan terbaik untuk Elf yang haus akan fans service mereka.

Hanbuhnman ne gyuhte jamdeul soo iddamyuhn, geuruhl soo iddamyuhn…

[If you slept by my side just once more, if it happened again…]

Dia menahannya hingga akhirnya lagu itu berakhir dengan sempurna. Ia bergegas lari ke backstage. Dengan napas tersengal-sengal dia duduk di kursi di ujung ruangan.

“Hae~ya, gwenchana??” tanya Leeteuk cemas melihat Donghae yang memasuki backstage terburu-buru. Tak lama masuk pula Ryeowook, Kyuhyun, Yesung dan juga Sungmin. Sementara Donghae masih tertunduk diam tak menjawab pertanyaan leadernya itu.

Leeteuk memandang Yesung meminta penjelasan apa yang terjadi pada Donghae saat di panggung tadi. Namun Yesung hanya menggeleng seperti biasa, pertanda kalau Donghae sedang teringat kekasihnya Kim Syhae.

“Ah, joha.” Ucap Leeteuk tak bersuara kearah Yesung. “Donghae~ya, istirahatlah sebentar, masih ada satu VCR dan perform dari Kyuhyun. Semoga setelah itu kau sudah merasa baikkan.” Leeteuk menepuk pundak Donghae pelan.

“Oh. Gomawo, hyung. Nan gwenchana,” ucap Donghae.

Donghae menyeka tetasan cairan bening dari sudut kedua matanya. Berharap airmatanya tidak akan keluar lebih parah lagi. Super Show ini akan kacau jika moodnya sedang tidak baik. Masih ada 7 performance lagi sebelum SS3 ini benar-benar berakhir.

“Hhhhhh…” Donghae menghela napas panjang. “Joha! Aku harus menyelesaikan semua ini. Kim Syhae, doakan aku, ya.”

[Flashback]

“Yaa!!! Agassi.. Hajima.. Yaa!!” Donghae berteriak khawatir saat melihat seorang gadis berdiri di tepi top roof gedung MBC. “Agassi!!!! Hajima!!” Donghae menarik tubuh gadis itu menjauh dari tepi gedung itu.

“Nona, apa yang akan kau lakukan, hah? Kau ingin mengakhiri hidupmu, kah?” tanya Donghae.

“Lepaskan aku. Lepaskan!!” gadis itu meronta.

“Bunuh diri bukan cara untuk menyelesaikan perkara, nona,” ucap Donghae sambil terus saja memegangi tubuh gadis itu erat sekali.

“Ya! Siapa yang mau bunuh diri, hah?”

“Yee???” Donghae bingung .

“Keurom. Siapa yang mau bunuh diri? Kau mengira aku mau meloncat dari gedung ini? Aku tidak bodoh, ajussi.”

“Lalu? Apa yang kau lakukan di tepi sana??” tunjuk Donghae dengan gesture kepalanya. “Itu berbahaya, bagaimana kalau kau tadi terjatuh, hah?”

“Kalau aku terjatuh, tentu saja aku akan mati. Pabo!”

“Aiiissshh.. kau ini..” umpat Donghae kesal.

“Yaa! Lepaskan aku!” bentak gadis berambut panjang itu. Sontak Donghae melepaskan dekapannya. Sekejap gadis itu berlari menuju tempat dimana dia berdiri tadinya.

“Ya! Ya!! Yaaa!!! Apa yang akan kau lakukan lagi, hah??” Teriak Donghae lagi.

“Aku harus mengambil ponselku,” jawabnya.

“Eh?? Han–Handeupon??”

Donghae mendekat. Dilihatnya gadis itu malah tiduran dengan posisi telungkup, tangannya sedang mencoba meraih sebuah ponsel yang tergantung miris di kawat tepi gedung itu.

“Hey! Kau bisa jatuh. Sudahlah, lupakan saja ponsel itu.”

“Mwoo?? Kau menyuruhku melupakan ponsel ini? Ponsel yang kudapatkan dengan susah payah?? SHIREOO!!!”

“A-Agassi, eh, siapa namamu?” tanya Donghae disaat-saat genting seperti ini sempat-sempatnya dia menyanyakan hal tidak penting itu.

“Syhae. Kim Syhae,” jawabnya singkat.

“Ah, arasseo. Nona Kim, menjauhlah dari situ, jebaaalll..” Donghae memelas, namun tak digubris oleh Syhae. “Aiisshh!!! Gadis ini sungguh menyebalkan. Eottoke?? Eottoke?? Kalau aku turun untuk memanggil bantuan, bagaimana kalau dia jatuh duluan sebelum bantuan datang? Lalu bagaimana ini???” Donghae kebingungan mengacak rambutnya yang sudah rapi itu karena gadis yang tidak ia kenal itu. Dilihatnya Syhae mencoba meraih ponselnya dengan tangannya, namun tangannya tak sampai.

“Aaahhhkk, arasseo. Arasseo. Aku akan mencoba membantumu,” Donghae mengambil keputusan yang menurutnya kecil kemungkinan untuk berhasil. Donghae telungkup tepat disamping Syhae. “Ya Tuhan, lindungilah aku. Jangan biarkan aku mati hari ini, aku belum membahagiakan Donghwa hyung, omma, dan orang-orang di sekitarku, Tuhan. Tapi, jikalau aku kau takdirkan mati hari ini, tolong sampaikan pesanku pada Elf di seluruh dunia, suruh mereka menuntut gadis ini. Karena dia penyebab kematianku,” doa Hae sesaat setelah posisinya ia rasa cukup strategis untuk meraih ponsel itu.

“Aiiisshh… kau ini niat menolong kenapa harus pakai khotbah dulu. Cepat raih ponselku, sebelum aku benar-benar kehilangannya. Angin di sini cukup kencang, ajussi.” Syhae teriak tepat di telinga Donghae.

“Namaku Donghae. Jangan teriak-teriak dengan memanggilku ajussi, wajahku yang tampan ini akan terlihat lebih tua jika kau memanggilnya demikian,” jelas Donghae panjang lebar. Sementara Syhae hanya manggut-manggut berakting seolah-olah paham. Padahal yang ada dipikirannya saat ini adalah semoga ia bisa mendapatkan kembali ponselnya dengan selamat.

“Ja!! Aku mendapatkannya,” seru Donghae ketika tangganya berhasil menggenggam ponsel itu.

“Ah? Jeongmal?? Huaaaa…..” Syhae teriak kegirangan dan segera merebut ponsel itu dari Donghae.

“Akhirnyaaa…. Lollipopku…. Kau kembali padaku, sayang..” Syhae mengelus-elus LG Lollipop kesayangannya. “Kau tidak apa-apa, kan?” dia memeriksa setiap senti benda hijau itu.

“Yaa!! Yang kenapa-kenapa itu aku, nona,” teriak Donghae.

“Eh? Kau? Gwenchana?” Syhae memeriksa pergelangan tangan Donghae yang nampaknya tergores kawat.
Lanjutkan membaca ‘If You Come Back Again’

Super Show 4 Effect

•November 22, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar

Selasa pagi yang cerah, tepat sekali. Setelah Senin kemarin hujan lebat. Syhae sedang mempersiapkan sarapan untuk suaminya tercinta. Di situ ada Kyuki dan Kyu juga. Tapi entah sejak kapan dua yeoja itu tertular penyakit anehnya Yesung. Sampai-sampai di dalam satu ruangan saja mereka saling bertelepon. Ckckck…
SH    : Iruhke matuhbsuhdo dwenayo? Dodaeche mu uhlnuheun guhngayo?  *nyanyi Cooking Cooking* *masak di dapur*
 Becauce you naughty naughty… Hey! Mr. Simple 
SH    : Yeoboseyo?? Ah, Kyuki~ah.. waeyo???
KK    : Ada kabar kalau mereka akan Sushow di Indonesia….
SH    : MWOYAAAA????? ANDWEEE!! ANDWEEE!!! *pukul-pukul wajan*
KK    : Ya! Yaa!! Jangan teriak seperti itu, telingaku sakit, nona!! *menjauhkan ponsel dari telinga*
SH    : Aissshhh!!! Kau  ini… isshh.. membuat pagiku buruk saja. Masakanku bisa berantakan ini!!! *ikan hangus*
KK    : hahaaa…. Jangan-jangan masakanmu sedang hangus yaaaa??? *mengendus-endus*
SH    : Ahhh, kau ini. Kau tahu kan kalau kita ini tidak akan bisa nonton SS4, jadi kenapa kau malah membuat aku galau seperti ini, hah???
KK    : Hey! Kau pikir aku tidak??? Jangan begitu, walau bagaimanapun juga kita harus mendukung oppadeul untuk memberi fans service yang terbaik.
SH    : Keurom, fans service! Tapi tidak untuk fans seperti kita, kan?? *sedih* kemarin aku sudah hujan-hujanan demi nonton Hae Sushow, lalu pagi ini kau membuat dapurku berantakan gara-gara berita itu, nona…
KK    : ah!! *menjentikan jari* bagaimana kalau aku memakai uang kuliahku untuk membeli tiket SS4??
SH    : Hey! Niat buruk pasti tidak akan terlaksana…. Ah, semoga saja mereka tidak jadi ke Indonesia…
KK    : Yaaa!!! Kau ini!!! Doa buruk pasti tidak akan dikabulkan, ara!!
KH    : Tau nih! Katanya kemarin harus mendukung kami, tapi kenapa hari ini kau malah berdoa seperti itu??? Pabo!!
DH    : yaaa!!! Jangan bicara seperti itu pada istriku!!! *bawa-bawa celurit*
SH    : Semua ini gara-gara kalian!!! Terutama kau, LEE DONGHAE!!!!! *mencincang-cincang ikan*
DH    : Whoaaa??? Kenapa aku?? Itu..itu..ikanmu.. jangan perlakukan teman-temanku seperti itu, yeobbo….

 
*Edisi galau bersama SyGeeVi. Dua hari ini, yeoja itu *nunjuk Kyuki* membuatku frustasi. Aaarrrggghhh…*

Super Show 4 @ Seoul

•November 21, 2011 • 2 Komentar

Huuuhhh….
Joha! Aku hanya bida duduk di muka layar kaca ini dengan gusar. Dengan baju yang masih basah karena beberapa menit yang lalu aku diguyur hujan.
Hujan. Keurom. Langit nampaknya sedang mendukungku bulan ini. November Rain. Ya, hatiku kini juga sedang mendung.  Hampir sebulan ini aku lost contact dengan Donghae dan teman-temannya. Entah mengapa, aku sendiri juga tidak tahu pasti penyebabnya. Dan rasa ini semakin meledak-ledak saat aku tahu kabar tour mereka yang ke-4.

ss4_poster

Oh Tuhan.. aku harus masih bersabar untuk bisa melihatnya langsung.
Sabtu kemarin aku sudah memutuskan untuk tidak menyapa apapun yang  berbau jaringan internet, karena aku  tahu pasti akan ada berita mereka di mana-mana.. aku pun sengaja me-nonaktif-kan handphoneku. Niat banget yah??
Namun siapa sangka, pagi ini aku malah dapat sms dari Kyuki, si Sparkyu itu. Dia berteriak kalau dia sudah menonton fancam SS4-> Storm.. ujarnya KRY dan HaeMin terlihat tampan!! Oomooo…. Aku langsung mengacak-acak rambutku frustasi..

“Apa yang harus kulakukan sekaraaaangggg??? Aissshhh… yeoja satu ini membuatku gatal untuk tidak buka You Tube sekarang.”

Dan benar!! Dengan basah kuyup karena perjalananku dari rumah ke kantor, akhirnya aku bisa melihat mereka. Lagi-lagi aku seperti orang gila. Melihat aksi mereka di atas pangggung. Oh Seoul, beruntungnya kalian memiliki makhluk-makhluk seperti merekaaaaa…..

Opening_Hae=> ottae???

 

 

ada lagi yg membuatku gila, VCR mereka, nampak Hae sedang memeluk seorang yeoja kyang berlumuran darah. Aahhh, seandainya yeoja itu aku. #plaakk..
Satu lagi, VCR Hae sebelum tanpil bersama soulmatenya, Eunhyuk.. astaga!! Senyumnya itu lhoh!! Siapa yang nggak tergoda olehnya, hah??

Arasseo.. Syhae, Kyuki, dan Yevi harus masih sabar untuk bisa menjadi bagian dari lautan safir saat mereka SuShow. Untuk oppadeul, semangat yaa!!! Berikan persembahan yang terbaik untuk para ELF. Jaga kesehatam kalian. Bagaimanapun juga kalian harus tetap sehat, ara!! Karena ELF akan sakit jika kalian sakit juga. Super Junior hwaiting!!! Lee Donghae, SARANGHAE!!!

ss4
URINEUN SYUPEO JUNI~OO~E~YO!!!

 

*Syhae nulisnya sambil gemeteran antara lemes habis ngelihat mereka sama kedinginan habis kehujanan.. *

My Personal Guide

•Oktober 29, 2011 • 2 Komentar

My Personal Guide

Cast : Lee Donghae, Kim Syhae, Choi Siwon

Genre : Romantic

============================================

 

Jika dia untukku, hal itu pasti akan terjadi…

 

Aku berulang kali menoleh kearah laki-laki itu. Ingin rasanya aku menyapanya, tapi ragu. Bagaimana kalau dia bukan pria yang kumaksud? Tapi menurutku, iya kok. Tapi kalau bukan? Aku bertarung dengan hatiku sendiri. Ah, tapi tak ada salahnya aku mencobanya, toh nampaknya dia sedang kebingungan.

“Chogiyo,” aku sedikit membungkuk padanya. Dia menoleh dan akupun tersenyum ramah padanya. Tapi nampaknya dia malah bingung dan memandangku dari ujung kaki sampai ubun-ubunku.

“Yes?” jawabnya.

“Kau_kau Lee___Donghae, kan?” tanyaku sok pede dengan bahasa Korea. Aisshh… bagaimana kalau aku salah orang? Mana mungkin artis itu sedang ada di Tanah Lot sekarang? Dan dengan tampang mengenaskan seperti ini, tanpa tedeng aling-aling apapun. Dia hanya mengenakan kaos hijau dengan dan celana selutut. Sepatu kets kuningnya yang menyilaukan membuatku ingin ngakak di tempat. Ckck.. dasar artis, fashionnya selalu yang aneh-aneh.

“Yee? Kau..kau mengenaliku?” tanyanya dengan herannya, dia pasti berpikir bagaimana bisa di Bali ada orang yang bisa bahasa Korea. Ckck..

“Nee, aku tahu sedikit tentangmu. Kupikir aku tadi salah mengenali orang, tapi ternyata ini benar-benar kau, member Super__Super__”

“Super Junior,” lanjutnya. Astaga. Aku bisa-bisanya lupa nama boyband itu. Aku jadi malu. Sok-sok kenal lagi.

“Ah, iya, itu, Super Junior,” kataku sambil menjentikkan jariku. “Tapi, apa yang kau lakukan disini? Kau sendirian?” aku memeriksa sekelilingnya, siapa tahu dia bersama Eunhyuk, foto bareng aja sekalian. Hehehe…

“Aku tersesat. Tadi aku datang kemari bersama rombonganku. Kami sedang liburan dalam rangka merayakan ratting dramaku yang mendapat perolehan tertinggi,” jelasnya. “Tapi siapa sangka kalau aku akan tersesat seperti ini,” wajahnya berubah menjadi panik dan agak bingung. Sungguh lucu. Aku bisa berbincang dengan lelaki yang pasti amat dipuja kaum hawa diseluruh muka bumi ini dengan tampang yang seperti ini, kebingungan. Hahaha…. Mereka akan iri padaku jika mereka tahu aku sedang bersama Lee Donghae. Gkgkgkgk…

“Yaa! Kenapa kau tertawa sendiri, nona?” sapanya memecahkan lamunanku yang geje ini.

“Ah, ani.. jweosonghamnida.” Aku membungkuk padanya.

“Eh, tapi ngomong-ngomong kenapa bahasa Koreamu sungguh fasih? Kau orang Indonesia, kan?”

“Hah? Oh iya, perkenalkan, aku Syhae. Kata nenekku, aku berasal dari keluarga Korea dengan marga Kim. Huuuuhhh….” Aku menghela napas. “Aku sendiri tak pernah tahu siapa identitasku yang sebenarnya, yang pasti namaku Kim Syhae. Aku bekerja di sebuah perusahaan yang menawarkan jasa tour guide di Bali, kebetulan aku menangani turis-turis dari Korea dan Jepang. Jadi boleh dibilang bahasa Korea dan Jepangku itu mendekati sempurna,” jelasku panjang lebar, sedikit nyombong laahh. Kulihat dia hanya manggut-manggut serius.

“Arasseo. Sekarang bisakah kau melanjutkan curriculum vitae-mu nanti dan menolongku sekarang?” pintanya. “Ah, johta! Sekarang tolong aku, bagaimana caranya agar aku bisa kembali bersama Siwon dan yang lainnya.” Lanjutnya. Bahkan aku belum menjawab apakah aku bersedia menolongnya atau tidak.

“Haaaa???? Kau bersama Siwon juga???” tanyaku antusias. “Ahhh, aku ingin sekali bisa bertemu dengannya, minta foto bersama dan tanda tangannya.. huaaaaa….”

“Yaaa!!! kenapa kau malah antusias sekali ingin bertemu Siwon, sedangkan kau hanya biasa-biasa saja saat bertemu denganku?” tanyanya kesal.

“Yeee… terserah aku dong, lagipula kau tak setampan Choi Siwon. Satu-satunya member yang sempurna itu ya Choi Siwon.”

“Yaaa…terserahlah. Ottaeyo?” tanyanya.

“Mwoga?” aku balik nanya.

“Aissshhh… bagaimana aku bisa pulang ke hotel, nona?” dia garuk-garuk kepala mulai kesal.

“Gampang. Tinggal kau sebutkan nama hotel tempat kau menginap, akan kuantar kau ke sana. Beres, kan?” aku menyilangkan tangan dengan senyum andalanku.

“Emmm…masalahnya, aku tidak tahu nama hotel itu.”

“Haaa??? Lalu bagaimana? Nomor telepon hotel itu?”

“Bodoh. Nama hotelnya saja aku tidak tahu. Bagaimana aku bisa tahu nomor teleponnya?”

“Ihh, kasep-kasep eh ternyata dodol, euy,” gumamku dengan logat Sunda.

“Yee??” tanyanya.

“Ah, ani,” ganti aku yang garuk-garuk kepala.

“Ah, eottoke?? Nan eottoke, Kim Syhae~ssi?”

“Mollayo..”

 

~(-.-)~

Yayaya! Akhirnya laki-laki ini mengikutiku kemanapun aku pergi. Tanpa rupiah, won ataupun dollar sepeserpun melekat di tubuhnya. Handphonenya pun ada di managernya. Apakah seorang artis itu memang seperti itu? Semuanya bertumpu pada managernya. Apa-apa manager, kemana-mana manager,. Huuuhh… jangan-jangan sabun mandipun disiapkan oleh manager? Hahahaaa….

“Yaa! Kemana lagi kita akan pergi? Aku lelah. Hari sudah mulai malam,” katanya.

“Kemanapun. Aku juga sudah lelah, tapi kau harus menemukan rombonganmu sebelum mereka meninggalkan Bali,” kataku yang entah sejak kapan mulai terlibat dalam misi pria ini mencari rombongannya.

“Haa? Tidak mungkin. Mereka tidak mungkin terbang ke Seoul tanpa aku.”

“Cish! Siapa tahu. Mungkin mereka pikir dengan hilangnya kau, itu akan mengurangi biaya akomodasi mereka. Hahahaha….” Aku terkekeh.

“Yaa! Neo!!” dia menunjukku.

“Wae? Kau ingin marah? Kau ingin memukulku? Atau menuntutku?” tantangku. Kami mulai berdebat di pinggiran jalan yang diterangi lampu kota yang mulai nyala. Suasana Bali yang sangat diidam-idamkan setiap turis. Indah dan romantis tentunya.

“Keurom, akan kutuntut nanti, seorang guide telah melecehkan artis ternama Super Junior’s Donghae,” ucapnya lantang.

“Joha. Kalau begitu silakan cari sendiri rombonganmu. Kau ini. Haaahh…bodohnya aku yang mau-maunya berputar-putar mengelilingi Bali hanya untuk orang sepertimu. Jadi, silakan nikmati perjalanan Anda, tuan. Semoga liburan anda kali ini menyenangkan,” kupercepat langkahku menjauh darinya.

“Yaa!! Kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku sendirian di sini. Yaa! Berhenti di situ!” Dia terus saja teriak-teriak sambil berusaha menyamakan langkahku.

“Kenapa kau mengikutiku? Kau ini. Aiiisshhh….” Aku memutar bola mataku merasa sangat kesal dengan laki-laki yang ada dihadapanku ini. “Aku tidak bermimpi apapun semalam, kenapa bisa dapat hadiah dan musibah secara bersamaan seperti ini?” umpatku.

“Yee??” dia menatapku.

“Iya. Bertemu denganmu merupakan hadiah,” kulirik wajahnya yang sumringah saat kukatakan kata ‘hadiah’. “Tapi sekaligus musibah bagiku.” Dan kini wajahnya berubah 180 derajat lebih masam dari beberapa detik yang lalu.

“Wae??” mulutnya manyun membuatku ingin mencubit pipinya.

“Hadiah, karena jarang-jarang sekali ada orang yang seberuntung aku. Bertemu dengan bintang Hallyu setampan kau, ajussi.”

“Ekhem..ekheemm.” dia berdehem dan merapikan rambutnya yang blonde itu.

“Cish! Aku belum selesai, jangan ge-er duluan. Musibah, karena ternyata kau benar-benar merepotkanku, tuan. Hari ini harusnya aku bisa beristirahat dengan tenang. Kenapa malah bertemu turis kesasar macam kau?”

“Hey, jarang-jarang lho kau bisa jalan-jalan bersama artis sepertiku,” ucapnya sangat percaya diri.

“Jalan-jalan?? Hellooowwww…. Kau tersesat, tuan. Ini sih bukan jalan-jalan namanya, tapi mencari jalan pulang.”

“Aaah, sudahlah, nampaknya kali ini aku tidak pandai dalam mengatasi wanita yang satu ini. Sekarang, apa yang harus kita lakukan?” tanyanya.

“Pergi saja sendiri dan temukan jalanmu,” jawabku judes. Aku benar-benar kehilangan esabaranku kali ini.

“Jebal.. jebal butakhaeyo, agassi, jebbaalll..” rengeknya.

“Begini saja. Kau ikut aku ke rumahku, lalu kita pikirkan jalan keluarnya sesampainya di sana,” aku mencoba menawarkan tawaran yang sebenarnya aku pun tidak yakin apakah dia akan bersedia.

“MWO??? Kau mau apa???” dia menyilangkan tangannya di dadanya.

“Yaa!! Aku tidak akan memperkosamu, tuan. Aku tidak nafsu dengan tubuhmu itu. Mau ikut tidak?”

“Ah, arayo…”

 

@ Kost

“Masuklah! Ini tempat tinggalku di Bali.” Aku mempersilakan dia masuk.

Kulirik dia, nampaknya dia mengedarkan pandangannya, melihat situasi tempat tinggalku. Hahaha… apa dia tak pernah melihat rumah seperti ini, ya?

Dia melepas kacamata dan topi yang kupinjamkan padanya tadi. “Kau tinggal disini?”

Aku mengangguk.

“Di tempat seperti sesempit ini?” tanyanya lagi.

“Dengar ya, tuan. Tempat ini cukup untukku tinggal. Buat apa memiliki rumah yang besar jika aku hidup sendiri? itu pemborosan namanya,” jelasku.

“Aigoo!! Kau cocok menikah dengan Hyukjae,” katanya.

“Keurom. Jika aku berkesempatan bertemu dengannya, aku akan sangat bersedia menikah dengannya. Karena aku juga tergila-gila padanya.” Aku mengetuk-ngetuk pipiku dengan jariku sambil membayangkan Lee Hyukjae menjadi suamiku. Kekekek~~~

“Menikahlah denganku, nona.”

Deg! Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku menatapnya tajam,

“Yaa! Kenapa kau malah bengong?” dia melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku lalu nyengir. “Bukankah aku lebih romantis saat melamarmu daripada si monyet itu?”

“Darimana aku bisa menilainya kalau kau lebih romantis daripada Eunhyuk? Eunhyuk saja belum pernah melamarku, weeeeee…. “ kujulurkan lidahku meledeknya. Kualihkan pembicaraanku dengan beranjak pergi menuju kulkas di ujung ruangan. Kuraih dua kaleng softdrink yang kupikir tak asing baginya, Cola. Padahal jantungku serasa mau copot saat mendengar suaranya melamar tadi. Fuiiiihhh!!!!

“Cha! Aku hanya punya es cendol dan ini. Kupikir kau tidak asing dengan minuman ini, daripada es cendol.”

“Ah?? Es?? Es ce___” dia nampak lucu.

“Es cendol, tuan. ES__CEN___DOL___ CEN-DOL,” aku memperjelas pengucapan kata itu.

“Es__Ce___ aaaaarrrgghhh…. Sudahlah! Itu tidak penting. Buang-buang tenagaku saja,” gerutunya.

“Yeee…. Suruh saja lidah loe kaku gitu.”

“Aku lapar.” Ucapnya singkat.

“Lalu?” godaku.

“Kenapa kau malah bertanya? Apa kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan kalau melihat orang lapar, hah?” dia marah-marah.

“Arasseo. Arasseo.. kau tidak perlu marah-marah, tuan. Lagipula kau ini tamu. Jadi bersikaplah sopan sedikit, atau kau kuusir, arachi?” aku sedikit mengancamnya.

Cisshhhh!! Membawanya pulang malah membuat keadaan semakin parah. Kenapa tidak kuserahkan saja dia ke kantor polsisi? Biar dia dimasukkan ke berita, ‘Ditemukan artis Hallyu tersesat atas nama Lee Donghae’ hahahaaaaa….. Bali akan gempar. Lebih gempar dari kasus Bom Bali. Dengan begitu aku tidak akan serepot ini.

Setelah hampir 1 jam berkeliling ke swalayan terdekat, ramyeon tak kunjung kudapat juga. Lalu kuputuskan membeli beberapa bungkus mie instant dan bergegas pulang, jangan sampai makhluk itu mati kelaparan gara-gara lama menungguku membeli ramyeon permintaannya.

“Mian, aku tidak berhasil mendapatkan ramyeon instantnya, secara ini bukan Korea. Hanya ini yang berhasil kudapatkan,” kutenteng mie instant yang berhasil kubeli dalam belanja tersingkatku ke swalayan terdekat.

“Ah, gwenchana. Ini sudah lebih dari cukup. Gomawo. Kajja!” dia beranjak dari sofa.

“Mau apa kau?” tanyaku heran.

“Masak. Ayo kita memasak mie instant. Kajja!!!” ucapnya semangat 45.

Dia mulai mencari-cari peralatan yang ada di dapur miniku. Diraihnya celemek yang memang hanya satu. Tangannya dengan gemulai melakukan kegiatan yang layaknya dikerjakan oleh wanita itu.

Aku hanya diam memandangnya. Heran. Kenapa dia tidak merasa canggung ataupun malu? Ini kan rumah orang? Negara orang. Terlebih dia tidak mengenaliku sama sekali. Kami benar-benar asing. Tapi entah kenapa kami merasa kalau kami sudah pernah kenal sebelumya. Aku tak pernah menyangka kalau seorang bintang sepertinya ternyata bisa seperti ini.

Setelah makan malam, aku mengajaknya top roof rumahku. sebenarnya tempat ini lebih banyak digunakan sebagai jemuran, pemirsa. Hehehe~ tapi saat malam hari view-nya sangat menakjubkan. Dan kebetulan malam ini sedang cerah. Jadi aku bisa melihat bintang sepuasnya.

“Wuaaaa…indah sekali mereka,” ucaku sambil menengadah menatap gelapnya langit yang indah dengan taburan bintang.

“Apa? Apanya yang indah?” tanyanya memandang sepele ciptaan Tuhan itu.

“Tuan, apa kau tidak bisa melihat betapa maha sempurnanya Tuhan itu. Dia bisa menciptakan benda seindah itu,” aku menunjuk satu bintang yang paling terang.

“Dan Tuhan pun menciptakan satu bintang yang seindah aku, bukan?” ucapnya membuatku memandang wajahnya yang yaaahhh..tampan sekali.

“Tuan?”

“Hmmm??” dia menoleh kearahku. Aku diam dan terus menatapnya.

“Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu? Aah, ara. Aku memang tampan, ck!” dia mengedipkan matanya genit. Aaahhh…membuatku tak sadarkan diri selama sepersekian detik.

“Cish! Ara, kau memang tampan, eh, tapi kira-kira siapa ya yang akan menjadi istrimu nanti?”

“Mungkin saja kau.”

“Neee??? Na?? Mana mungkin?? Itu tidak akan pernah terjadi, tuan. Ahaaaha…ada-ada saja kau ini.” Aku berjalan menuju bale dan kurebahkan tubuhku di sana menatap kerlip bintang yang begitu menggodaku untuk memutiknya. *bunga kaleee*

“Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, nona.” Dia ikut merebahkan diri di sampingku. “Dunia ini luas tapi juga sempit.”

“Kau ini kalau bicara yang beres kek, kenapa kau bilang luas kemudian kau katakan lagi sempit, hah?” tanyaku. “Sok puitis tapi bahasamu itu aneh,” gumamku kemudian.

“Luas jika kita mengukurnya sebatas penghitungan manusia. Namun menjadi sempit jika ternyata kita dipertemukan lagi dengan di lain waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda. Apa itu yang namanya jodoh?” Penjelasan yang tak ku mengerti. Aku kembali diam menatapnya. Kenapa dia jadi membicarakan tentang jodoh? Apa jangan-jangan dia sedang menghindar dari kekasihnya, ya? Dia kabur ke Indonesia karena bertengkar dengan kekasihnya, bukan? Ah, pasti itu salah satu penyebabnya. Ckckck… kisah seorang superstar sungguh serumit itu kah?

“Yaa! Kenapa kau geleng-geleng seperti itu, nona?” aku tersentak karena tegurannya.

“Tidak. Aku hanya berpikir betapa hancurnya mereka yang mengelu-elukanmu saat mengetahui kalau kau akan menikah,” kalimat itu mengalir begitu saja dari mulutku.

“Memangnya kenapa? Aku juga kan manusia. Aku namja normal yang juga ingin memiliki kehidupan bersama seseorang yang kucintai. Aku yakin mereka akan mengerti. Dan aku yakin kalau mereka juga bahagia kalau melihatku bahagia,” ucapnya tanpa melepas pandangannya ke langit luas.

“Itukah jawabanmu, tuan? Hmmmm…. Jawaban yang masuk akal,” balasku. Aku terdiam memikirkan jawaban Donghae barusan. Apa iya mereka akan menerima begitu saja? Karena mungkin saja ada yang mengidolakannya ‘sangat-amat’ sampai-sampai dia akan nangis bombay bak sedang menghadiri pemakaman saat tahu idolanya akan menjadi milkik orang lain.

~(-.-)~

 

“Donghaeeeee……” aku berteriak membangunkan Donghae yang masih terlelap di sofa.

“Aaaggghh… ada apa sih? Pagi-pagi begini sudah berisik. Aku masih mengantuk, nona,” ucapnya sambil menarik kembali selimutnya.

“Yaa! Kau ini mau pulang atau tidak?”

“Mwo?” dia menjulurkan kepalanya dari dalam selimut. “Apa katamu barusan?”

“Iya. Kau akan segera pulang. Siwon membalas twitku. Semalam aku  berpikir bagaimana caranya agar kau bisa betemu kembali dengan Siwon sebelum mereka kembali ke Korea. Lalu aku terpikir dengan Twitter, aku me-mention  namanya. Aku mengatakan kalau kau ada bersamaku. Dan ternyata dia benar-benar merespon,” jelasku padanya.

“Apa kau gila? Bagaimana kalau berita ini tersebar sampai ke mana-mana? Bagaimana kalau semua orang mendatangi rumahmu untuk melihatku, hah?” ucapnya panik.

“Hey, tuan. Itu sangat berlebihan. Sudahlah! 2 jam lagi akan kuantar kau ke bandara, mereka akan terbang ke Seoul pukul 9 pagi ini, jadi jika kau ingin selamat, maka bersiap-siaplah, tuan.”

@ Ngurah Rai Airport

Campur aduk rasanya saat aku mengetahuinya. Untuk pertama kalinya seorang bintang seperti Choi Siwon membalas twitterku, namun isinya yang… jujur, membuatku tiba-tiba sedih. Aku akan berpisah dengan laki-laki ini. Walau bagaimanapun juga, Donghae orang yang baik. Dan melepaskannya adalah suatu hal yang cukup berat. Jika aku mau, aku bisa saja menawannya sampai akhirnya pihak entertainmentnya menghubungi polisi untuk minta bantuan mencari salah satu artisnya yang hilang. Tapi, aku masih waras untuk melakukannya.

Aku mengedarkan pandanganku saat sampai di cafetaria bandara, kami janjian akan bertemu di sana.

“Ya Tuhan… hyung, kemana saja kau? Kami hampir berkeliling Bali untuk mencarimu,” ucap pria tinggi dan tampan, tidak salah lagi. Itu Choi Siwon.

“Kalian yang kemana saja? Meninggalkanku begitu saja. Apa kalian tidak menyadari kalau ada salah satu personil kalian tertinggal, hah??” Donghae marah-marah pada Siwon.

“Mianhae, hyung. Tapi kau baik-baik saja, kan?” Siwon meneliti tiap inchi dari partnernya ke gereja itu.

“Ya, aku baik-baik saja. Errrr…untung ada nona ini yang membantuku.” Dia melirikku yang kurasa sedang terbengong-bengong karena Siwon.

“Hello, I’m Siwon,” ucapnya.

“Eeehh, dia fasih sekali bahasa kita, jadi simpan saja bahasa inggrismu yang pas-pasan itu,” ledek Hae.

“Ah, jinja? Tapi bagaimana bisa?”

“Dia seorang tour guide aneh yang kebetulan bisa bahasa Korea,” kata Hae lagi. Cish! Manusia ini tidak bisa berterimakasih apa ya??

“Kamsahamnida, nona____

“Kim Syhae imnida,” ucapku singkat, dan berharap Siwon tak pernah melupakan nama itu. Jiahahahaaay…

“Baiklah. Aku rasa aku tak akan lagi merepotkanmu,” kata Hae dengan senyum yang sedikit masam. Akhirnya kata perpisahan itu keluar dari bibirnya yang merah.

Aku pun terkekeh dengan sedikit kupaksakan. “Kau sudah cukup membuatku repot, tuan. Kuharap cukup satu Syhae yang kau repotkan.” Aku melirik kearah Siwon yang ternyata benar-benar tampan. “Tuan Choi, lain kali jangan biarkan anak ini lepas dari ikatan kalian, ya. Dia sungguh membuat orang kesal,” ledekku.

“Ah, algaeseumnida, Syhae~ssi. Ikan ini tak akan pernah kulepas lagi. Akan kupasang jaring disekelilingnya,” kata Siwon. Donghae yang merasa malu menyikut Siwon.

“Kurasa kita harus berpisah sekarang. Kami harus boarding pass  dulu.”

Kata-kata Donghae barusan membuat hatiku mencelos. Kenapa aku merasa tidak rela kalau dia kembali ke Seoul.

“Ah, arasseo. Jaga dirimu baik-baik. Sampaikan salamku pada member yang lain, ya. Salam specialku untuk Lee Hyukjae. Sampaikan padanya, ada Jewel yang menantimu,” kataku.

“Isshh!! Kau ini, kenapa harus jadi Jewel? Lebih baik jadi Elfishy, nona,” kata Donghae sedikit bersungut-sungut.

“Shireo!”

“Acchhh.. sudahlah. Aku harus pergi,” ucapnya. Tiba-tiba dia meraih tubuhku, memelukku dan membisikkan sesuatu, “Gomawo. Dua hari bersamamu sungguh menyenangkan. Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi suatu saat nanti, my personal guide.”

Dia melepaskan pelukannya dan mendaratkan kecupan ringan di pipiku. Dan itu membuat hatiku berdesir. Melayang aku dibuatnya karena perlakuannya barusan.

Sebelum ia benar-benar meninggalkanku, dia mengacak lembut rambutku. Dan aku pun melakukan ritual yang sama terhadap setiap turisku.

“Semoga liburan Anda kali ini menyenangkan. Berkunjunglah di lain kesempatan, tuan.” Aku membungkukkan tubuhku.

“Sampai jumpa, Nona Kim.” Donghae terlihat berat melangkahkan kakinya.

“Sampai jumpa, Tuan Lee, Tuan Choi.” Aku melambaikan tangan pada mereka. Sosok tiga orang itu semakin lama semakin menjauh. Dua artis dengan seorang manajer yang tidak kalah tampan. Semoga saja mereka akan baik-baik saja di dalam sana.

“Yaah.. nggak ada cowok cakep yang gangguin aku lagi dong?” ucapku sedikit kecewa. Aku membalik tubuhku berjalan menuju pintu keluar bandara itu. Yang ada dipikiranku saat ini adalah aku harus kembali ke kehidupanku seperti tiga hari sebelumnya. Sebelum bertemu dengan sosok tampan yang di sebut Lee Donghae itu. Laki-laki yang walau hanya dua hari bersamaku namun cukup membuatku berat untuk melepaskannya pergi. Namun siapa sangka kalau di dalam lembaran cerita kehidupanku aku bisa bertemu dengan sosok idola seperti dia. Tuan Lee Donghae.. Cish! Bahkan kami sering menggunakan kata ‘nona’ dan ‘tuan’. Benar-benar sulit untuk dilupakan.

@ Korean Air

[Donghae POV]

Aku tidak bisa duduk dengan tenang. Berulang kali melongok ke jendela pesawat, melihat apakah benda ini sudah terbang atau belum. Tiba-tiba aku ingin turun saja. Aku merasa belum puas dengan liburanku kali ini. Ani. Bukannya aku merasa belum puas, tapi aku enggan meninggalkan nona itu.

“Hyung, gwenchana?” tanya Siwon.

“Nee.”

“Apa ada yang tertinggal?” tanya Jonghoon hyung yang duduk di sebelah Siwon.

“Ah, anio hyung. Aku tidak apa-apa,” jawabku. Lalu aku membenarkan posisi dudukku agar terlihat lebih nyaman.

“Hyung?” Siwon mendekat padaku.

“Hmm? Wae?”

“Apa kau yakin kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Apa maksudmu, hah? Tentu saja aku baik-baik saja.”

“Kau tidak sedang memikirkan gadis itu, kan?” bisik Siwon. Bingo! Mungkin inilah yang membuatku resah sejak melepas dekapanku pada gadis itu. Aku mulai terbiasa dengan suara gadis itu.

“Molla. Aku merasa nyaman dan aman bersamanya,” aku membayangkan malam itu. Malam dimana aku masak mie instan yang rasanya sedikit aneh bagiku.

“Itu karena dia tidak mengenal kita, hyung. Coba kalau dia Elf, mati kau, hyung.”

“Ani. Dia mengenal Suju dengan baik. Dia_dia__

“Dia apa, hyung?” Siwon penasaran.

“Dia__dia mengidolakanmu.”

“Jeongmalyo???”

“Ahhh, sudahlah. Aku ingin tidur. Sudah 2 hari aku tidak tidur dengan nyenyak.” Segera kurapikan letak maskerku dan kupasang kacamata hitam yang baru kudapatkan dari Junghoon hyung. Kemudian aku memejamkan mata berusaha agar bayang-bayang gadis itu lenyap dari memoriku. Aku menghindari pertanyaan Siwon yang semakin menjadi-jadi.

“Semoga perjalanmu menyenangkan, tuan.”

Aacchh…kenapa suara gadis itu terngiang-ngiang di benakku. Tidak. Tidak. Aku tidak mungkin bisa bertemu dengan gadis itu lagi. Tidak.

[Donghae POV End]

 

~(-.-)~

Seperti mimpi. Akhirnya aku bisa menginjakkan kakiku di negeri dimana keluargaku berasal. Kurang dari satu jam lagi pesawat ini akan mendarat di Incheon. Ah, senangnya. Mendapatkan beasiswa S1 Seni Rupa di SNUA. Waaaahhh… serasa dapat serangan jantung saat aku menerima kabar itu. Hey! Itu salah satu universitas terbaik di Korea, nona. Seoul National University of Arts, sodara-sodara. Boleh dong ya, saya berbangga-bangga ria mengingat mendapatkan beasiswa itu suuangat sulit.

Tiba-tiba aku teringat sosok tuan itu. Orang yang kutemukan tersesat di Tanah Lot 1 tahun yang lalu. Ku buka agenda kesayanganku, kulihat lagi foto yang unik dan jarang terjadi.

 

————————————————————————————–

‘ckkreekk’

“Tuan, menghadaplah kemari!” pintaku.

“Hmm?”

‘ckkreekk’

“Aaah, manis sekali. Apa yang akan terjadi kalau foto ini ku upload di semua jejaring sosialku ya?? Mulai dari facebHanseok, twitter, blog pribadiku, kemudian blog perusahaanku, ya??? Dengan judul ‘Lee Donghae mencuci piring di rumahku’ pasti akan sangat indah,” godaku.

“Upload saja. Yang ada kau malah dikira mengada-ada. bagaimana bisa seorang artis sepertiku ada di rumahmu? Bisa-bisa kau disangka sakit jiwa, nona.”

————————————————————————————–

 

Foto itu kuambil saat kami selesai makan mie instant itu. Dia bersikeras untuk mencuci piring. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena aku telah membuatkannya makan malam.

“Ah, apa mungkin aku akan bertemu dengannya suatu saat nanti?”

Mengingat bayangannya mengganggu akal sehatku selama setahun terakhir ini. Aku jadi seakin berharap untuk bertemu lagi dengannya. Mungkin itu salah satu faktor yang membuatku semakin gencar mendapatkan schoolarship itu.

 

~ 1 minggu kemudian ~

Sudah seminggu lamanya aku tinggal di Seoul. Saat ini sedang musim panas. Sangat cocok untuk jalan-jalan. Aku masih sangat bingung dengan kota ini. Berulang kali aku tersesat. Dan berulang kali pula aku membeli peta kota Seoul walaupun disetiap pemberhentian bus akan selalu ada map di sana. Eh, tunggu! Peta?

“Peta?? Petaku?? Di mana?? Di mana petaku??” ku oprek-oprek isi tasku. Dan lagi-lagi aku tak menemukannya.

“Hilang lagi??? Ooohhh… pliss deehh.. nggak lucu kan seorang tour guide tersesat?” aku menggumam nggak jelas. “Kemarin di Gangnam, kemarinnya lagi di Seoul-nya, masa hari ini di Myeongdong, sih? Cuma daerah segini akupun masih tersesat??? Ckckck,” aku menggaruk-garuk kepalaku bingung. “Mana rame bener lagi. waduuuhhh….kantor polisinya di sebelah mana, ya?? Kanan? Atau kiri?” aku menimbang-nimbang jalan mana yang akan ku pilih untuk menentukan nasibku hari ini.

“Chogiyo, Agassi.”

Eh? Suara itu? Aku membalikkan badan.

“Nu_Nuguseyo?” tanyaku pada seorang laki-laki yang ada di depanku.

“Na~ya,” dia menurunkan sedikit kacamatanya. “Tuan Lee. Kau ingat, nona?”

Astaga! Dia. Dia masih setampan dulu. Ani. Lebih tampan malah. Ya Tuhan… apa lagi yang akan terjadi padaku kali ini? Setahun yang lalu pria ini merepotkanku. Apa kali ini juga??

“Waeyo? Kau tersesat sekarang?” tanyanya.

“Cish! Mana mungkin seorang tour guide sepertiku tersesat? Jangan panggil aku Kim Syhae kalau aku sampai tersesat,” kataku menyombong.

“Oh, johta! Syukurlah kalau begitu, karena aku sedang sibuk. Jadi aku tidak sempat menolongmu jika kau benar-benar tersesat,” katanya dengan santai.

“Hyung, ppali!” teriak seorang laki-laki diujung sana. Aku mengenalinya, kalau tidak salah si kecil Cho Kyuhyun.

“Ah, chankamanyo,” teriak Donghae pada Kyu. “Arasseo. Aku harus pergi. Senang bertemu denganmu lagi, nona. Annyeong.”

Dia membalik badannya dan mulai melangkah.

“A-arasseo,” teriakku.

“Nee?” dia berhenti dan menoleh.

“Aku..petaku hilang. Jadi, aku…

“Tersesat, kan?”

Aku mengangguk pelan.

“Hahahahahaa~~” dia tertawa. “Kenapa tidak bilang dari tadi, nona? Kajja!” dia menarik tanganku.

“Eo-eodikka??” tanyaku. Menahan tarikkannya.

“Akan kukenalkan kau pada member yang lain. Baru kuantar kau pulang setelah syuting kami selesai.”

“Oh, arasseo.” aku hanya menurut saat ditarik olehnya.

“Sekarang akulah personal guide-mu, nona.”

Aku hanya tersenyum tidak percaya. Kami bertemu lagi. Kali ini aku mengerti ucapannya waktu itu. Dunia ini luas tapi sempit. Ternyata kami dipertemukan lagi dengan di lain waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda. Apa itu yang namanya jodoh?

 

~ 6 tahun kemudian ~

“Chae Ri… apa semuanya sudah kau siapkan?”

“Sudah, aku sudah menyiapkan jauh-jauh hari. Hari ini kan hari istimewa, jadi semuanya harus sempurna,” ucap Chae Ri dengan semangat.

“Jangan sampai kau tersesat, arachi?” kata Hae sambil melirikku.

“Yaa! Apa maksudmu, hah? Yang duluan tersesat itu siapa?” sahutku tak mau kalah.

“Omma, appa… tenang saja. Aku tidak akan tersesat seperti yang kalian lakukan dulu. Aku kan sudah belajar dari kalian berdua. Jadi tidak mungkin aku tersesat,” ucap Chae Ri dengan senyumnya yang manis.

“Chae Ri sayang..” Donghae mengelus rambut Chae Ri. “Ibumu dulu juga bilang seperti itu. Walaupun dia seorang tour guide, ternyata dia tersesat juga, sayang.”

“Come on, daddy. Ini hanya Lotte World. Paman Cho dan bibi Kyuki pernah mengajakku ke Lotte, appa. Jadi tenang saja,” ucap Chae Ri memastikan kalau dia akan baik-baik saja dalam perjalanannya bersama guru dan teman-teman sekolahnya.

“Jangan sampai kau membuat ayah dan ibumu ini panic seperti saat kau hilang di Taman Yeuido waktu itu, Chae Ri,” kata Hae lagi.

“Itu karena paman Yesung dan bibi Yevi yang tidak becus menjagaku. Lagipula waktu itu aku masih sangat kecil, appa. Sekarang aku sudah TK, aku cukup besar untuk bertanya ke bagian informasi jika aku hilang nanti.”

“Kau dengar sekarang? Betapa cerdasnya anakku ini,” kataku memeluk putriku yang manis ini.

“Dia juga anakku, Kim Syhae tercinta.”

“Omma, appa, aku berangkat dulu ya.. bus sekolahku sudah datang.”

Aku dan Donghae mengantar Chae Ri sampai dia menaiki bus sekolahnya.

“Hanseo, tolong jaga Chae Ri, ya,” ucapku pada Hanseo, putra Leeteuk oppa.

“Baiklah, bibi. Aku akan menjaga Cherry,” jawab anak itu.

“Yaa!! Namaku itu Chae Ri, bukan Cherry, oppa. Harus kuulang berapa kali, sih?” gerutu Chae Ri kesal. Sementara Hanseo hanya nyengir.

Hanseo setahun lebih tua daripada Chae Ri. Aku menyekolahkan Chae Ri di TK yang sama dengan Park Hanseo dengan maksud agar ada yang menjaga Chae Ri, karena ada Park Hanseo dan Kim Yoon Ji, anak Yesung dan Yevi. Lee Chae Ri adalah buah cinta kami setelah menikah 5 tahun lalu. Aku teringat kata-kata Eunhyuk di pesta pernikahan kami, “Katanya kau lebih memilih menikah denganku, Syhae~ssi? Kenapa sekarang malah menikah dengan ikan cengeng ini??”. Hahaha~ benar, aku pernah mengucapkan itu pada Donghae. Tapi tidak kusangka kalau perkataanku itu disampaikannya ke Eunhyuk. Siapa yang sangka pula, kalau aku akan menikah dengan laki-laki ini.

“Hati-hati di jalan, ya. Semoga perjalanan kalian menyenangkan,” teriakku saat bus itu mulai berangkat.

“Astaga! Bahkan kebiasaanmu yang itu belum bisa kau hilangkan, ya?” tegur Hae. Tangannya sudah melingkar rapat dipinggangku.

“Mwo? Ah, itu. Lupakanlah, ayo kita masuk!”

“Kajja!” Hae merangkulku. Namun ketika kami baru saja membalikkan badan, tiba-tiba…

“Chogiyo..”

“Eh?” kami menoleh. Seorang wanita paruh baya sedang berjalan kearah kami.

“Sepertinya aku tersesat. Bisakah kalian menolongku?” kata wanita itu.

Aku dan Donghae saling bertukar pandangan. Bengong sejenak, kemudian tertawa. Tersesat?? Kejadian konyol dan memalukan, namun itulah yang mempertemukan kami. Moment yang membuat kami tersesat di daerah yang sering disebut cinta.

 

~(^.^)~

~ The End ~

Jjeejaaankk!!!!

Author tiba-tiba ngayal gimana tampang seorang Donghae saat tersesat. Dan ini lah hasilnya… hahaha…semoga terhibur…

Don’t forget, comment, please….

Gomawo!! ^.^

생일 축하 합니다… 동해 오빠

•Oktober 15, 2011 • 9 Komentar

Namja ini yang tiba-tiba mengalihkan pandanganku.

kimsyHAEppyBirthday

Miina.. Di mana pertama kalinya aku merasakan sesuatu yang berbeda saat melihatnya. Di mana aku benar-benar memperhatikannya.

Well, beberapa orang sudah menyatakan kalau aku positif gila. Sebodo! Toh itu bukan diagnosa dokter. Jadi aku masih menyimpulkan kalau aku baik-baik saja. *maling mana mau ngaku. Kekekek~~*.

Keurom, aku memang tergila-gila dengan makhluk yang satu ini. Tak pernah segila ini.

Jika suatu saat nanti, ekhem..-aku-tahu-ini-tak-kan-pernah-terjadi-  aku bertemu dengannya, aku akan minta pertanggungjawabannya karena telah merusak system yang ada di otakku ini.

Aaahhh…. Satu-satunya sarana yang bisa membuatku agak waras ya ini, ‘rumah’ mungilku yang special ku bangun hanya untuk kisah-kisah yang akan lebih manis jika itu semua bisa terjadi hahahahaaaaa. *tuh kan, kumat*. Ah, ani..setelah kupikir lagi, blog ini membuatku makin sering mendengar “Neo! Neo micheosseo??”…. Aku malah menjadi-jadi jika sudah berubah menjadi author. Yaaa, siapa tahu Donghae mampir ke rumah ini, dan melihat-lihat isinya lalu jatuh cinta dan ingin bertemu dengan arsiteknya, pemiliknya, dan penghuninya yang tidak lain dan tidak bukan adalah aku. Hwahahahaaa… *nunggu Bang Donghae pinter bahasa Indonesia kali yah??*

So, I just wanna say…

Saengil chukae, nae oppa…

Saengil chukae, nae syupeomaen…

Saengil chukae, nae nampyeon… #ditendangelfishy#

HAEppy Birthday, Mr. Lee Donghae… >.0

생일 축하 합니다… 동해 오빠

김시해

You’ll Never Know

•September 13, 2011 • 4 Komentar

Ini merupakan kelanjutan dari The Romantic Couple. Dan jangan bingung jika ceritanya sedikit tidak nyambung mengingat TRC itu adalah penggalan mimpi Syhae saat dia koma.

Semoga tidak mengecewakan..

 

 

 

Cast : Kim Syhae, Lee Donghae, Kyuki, Cho Kyuhyun, Yevi, Yesung, Super Junior

Cameo : Jung Hakyo

Genre : Romantic

Setting : Seoul

=============================================================

[Flashback]

[Kyuki POV]

Hari ini Syhae siuman dari komanya. Syhae kecelakaan lagi. Kali ini gara-gara mengejar Donghae yang akan terbang ke Taiwan untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Hakyo. Syhae bermaksud ingin memeluk Donghae untuk yang terakhir kalinya sebelum Donghae menjadi suami orang lain. Aku tahu Syhae mencintai Donghae, tapi cintanya bertepuk sebelah tangan. Hakyo, mantan kekasih Donghae kembali. Bahkan mereka akan menikah tiga hari lagi. Tapi aku melihat ada sesuatu yang berbeda dimata Donghae. Sepertinya dia merasakan sesuatu terhadap Syhae.

“Kau sudah siap?” tanya Kyu saat aku menuruni tangga.

“Nee. Kajja!” ucapku pada namja itu. Idolaku yang akhirnya menyatakan cintanya padaku 6 bulan yang lalu. Semua berkat Syhae, dia membantuku agar dekat dengan namja pecinta game ini. Secara seluruh perhatian Kyu hanya dicurahkan pada game-game nggak jelas itu, starcraft atau apalah itu namanya, whatever. Aku dan Kyu tidak pernah akur. Selalu berdebat walaupun dalam hal-hal yang sepele. Tapi justru itu yang membuat Kyu merindukanku.. kekekekk~

@ Seoul Hospital

Dengan tidak sabar segera kubuka pintu kamar dimana Syhae dirawat. Kulihat sobatku itu tergeletak pucat diranjang. Gadis pecicilan seperti dia kini sedang tergolek lemah di ranjang.

“Syhae…..” kuraih tangannya yang terpasang selang infuse. Air mataku mengalir begitu saja tanpa permisi.

“Kyuki..” katanya lirih. Kepalanya di perban dan kaki kirinya dibalut gips putih. Astaga! Berantakan sekali tampang gadis ini.

“Gwenchanayo?” tanya Kyu mendekatinya dan mengelus adik kesayangannya itu. Syhae mengangguk pelan.

“Kyu, aku akan menyusul ibu dan ayah menemui dokter,” kata Jinho.

“Nee,” ucap Kyu mengangguk pelan.

“Kyu, temani aku ke cafeteria. Sepertinya yeojamu itu perlu minuman,” kata Eunhyuk melirik kearahku.

Kyuhyun menurut. Mereka berdua pergi meninggalkan kami. Mereka mengerti kalau aku pasti ingin berbicara berdua saja dengan Syhae.

“Dokter bilang kecil kemungkinan buatmu untuk sadar. Mengingat pendarahan hebat dan benturan di kepalamu itu,” kataku. Duh! Ni air mata bisa stop nggak sih!! “Pabo! Selalu saja membahayakan nyawamu, Sy~ah.”

“Aku malah berharap itu benar-benar terjadi, Ki,” katanya.

“Hushh!! Ngomong apaan, sih??”

“Aku lebih baik mati daripada…..” ia menahan ucapannya “Harus melihat Donghae menikah dengan Jung Hakyo, Ki,” katanya. Wajahnya muram.

“Gila lo! Gara-gara ngejar Hae, kamu jadi kayak gini, Syhae. Sudah nggak ada harapan untuk memiliki cintanya, Syhae. Dia akan menikah 3 hari lagi,” kataku padanya, aku hanya ingin Syhae tidak larut dalam kesedihannya lagi. Pada kenyataannya, Donghae akan menjadi milik orang lain.

“Arayo,” katanya melemah. “Aku tak akan mungkin memiliki kesempatan untuk memilikinya, Kyuki.” dia menatap nanar kearah jendela.

“Eh, tapi selama aku koma, aku mimpi indaaaaahhhh banget,” ucapnya lagi.

“Mwo?? Mimpi?? Apaan?” tanyaku antusias. Sempat-sempatnya dia bermimpi indah di saat kami tidak henti-hentinya berdoa untuk kesembuhannya ckckckck..

“Aku mimpi aku jadi pacar Hae, bahkan dia akan menikahiku 4 tahun lagi. Tapi rintangannya banyak. Awalnya Jiyong datang diantara kami, habis itu si Hakyo. Nah, yang terakhir omma nggak setuju sama hubungan kami. Walau akhirnya omma merestui kami,” jelasnya antusias namun terdengar lirih karena kondisinya masih lemah.

“Dudul!! Masih sempat mimpi sampai segitunya. Ckckck.” Ingin rasanya aku menjitaknya, namun kuurungkan niatku saat melihat benda putih melilit dikepalanya itu.

“Tapi aku herannya, ada beberapa bagian yang sama persis dengan yang ada di dunia nyata. Contohnya aku masih kesayangan Suju, Kyu kecelakaan, Yevi pacaran sama Yesung, dan ini,” dia menunjuk kepalanya. “Perban dikepalaku dan gips dikaki kiriku, persis seperti di mimpiku,” jelasnya lagi.

“Wah! Bener-bener sarap lu!” kataku.

“Asem!” dia memukulku pelan. “Tapi ada juga yang berbalik dari kenyataannya, misalnya dimimpiku Kyu sama kamu, kalian bukan sepasang kekasih.”

Aku mengelus dada, “Huuuhhh….. syukur-syukur yang satu itu cuma ada di mimpimu. Hahahahaaa…”

[Kyuki POV End]

***

Pagi yang cerah di musim semi. Aroma bunga Cherry yang semerbak masuk melewati jendela kamar Syhae di lantai 2. Setelah beberapa menit Syhae terpatut di depan cermin, melihat sosok yang ada di depannya. Dengan kepala masih dibalut kasa putih dan penyangga dikedua tangannya, ia hanya bisa mendesah.

‘Fuiiihh’ Syhae meniup poninya sendiri. Poniku sudah panjang, pikirnya. Melihat kembali copy-an dirinya didalam cermin. Kemudian ia melirik kearah figura foto diatas meja riasnya. Foto suju dan dirinya. Foto itu sempat menjadi kontroversi saat member lainnya melihat hasil jepretan itu. Kenapa tidak, ketika semua sedang asyik dengan posenya masing-masing, dan ketika juru kamera mulai menghitung mundur, tiba-tiba Donghae mengecup pipi Syhae, berbarengan dengan blitz kamera yang menangkap adegan itu. Alhasil, mereka berdua yang berada di deretan depan menjadi pusat perhatian saat semua yang melihatnya karena tampak berbeda dengan pose-pose member lainnya. Donghae dengan genit mendaratkan ciuman di pipi Syhae, sedangkan mata Syhae terbelalak menerima perlakuan Donghae.

Syhae tersenyum pasi mengingat moment itu.

Syhae menuruni tangga dengan bantuan tongkat penyangga. Dia merasakan hal yang aneh. Sepertinya kejadian ini pernah ia alami.

Dejavu!!

Ya. Ia pernah mengalaminya didalam  komanya.

“Ah, kau sudah bangun??” tanya Kyu dengan tangan yang sibuk dengan roti panggang.

Syhae mengangguk pelan, “Celemek yang bagus, tampaknya kau cocok memakainya,” ujar Syhae yang kini sudah duduk di depan meja dapur.

“Yaa!!! Aku ini selalu tampan saat menggunakan apapun,” kata Kyu dengan narsis berlebihan.

“Isshh.. setidaknya Kyuki akan baik-baik saja saat dia ngidam nanti.. hahahahahahaaaa,” tawa Syhae membahana di dapur.

“Eummmm… benar juga, ya. Saat Kyuki mengandung anak kami kelak, aku akan setia disampingnya,” ucap Kyu sambil membayangkan kekasihnya itu tengah hamil.

“Aiiihhh… kalian ini membuatku iri. Apa kau tidak kasian pada yeoja ini, hah?? Dia masih belum punya kekasih,” kata Syhae. Dia menggembungkan pipinya dan sedikit manyun.

“Ah, bagaimana kalau kau pacaran saja dengan Eunhyuk hyung??” tawar Kyuhyun tiba-tiba.

“Eummm..” Syhae berpikir sejenak, memikirkan monyet yang wajahnya juga menggodanya. “Geurae, akan aku pertimbangkan,” lanjut Syhae.

Kyuhyun tersenyum lebar kegirangan, namun ketika ia hendak membuka mulut, Syhae buru-buru menimpalinya.

“Setelah penyakit pelitnya itu minggat tentunya.. hahaha.. saking pelitnya, bisa-bisa kami hanya makan ramen 1 mangkuk berdua saat kencan nanti,” Syhae terkekeh tanpa sadar kalau makhluk yang sedang ia bicarakan itu ada dibelakangnya.

‘emuuuaaacchh’ Eunhyuk mengecup pipi Syhae.

“Pagi, cintaaaaaaaaaaaa….” Sapa Eunhyuk merangkul Syhae.

“Cuiihh!! Cinta. Cinta,” gerutu Syhae. “Berhentilah menodai pipiku dengan ciuman yadongmu itu, oppa!” ucap Syhae mengancam.

“Heh, cobalah untuk menerima cintaku Syhae, jangan cari yang tidak ada. Aku tahu kau sangat terpesona denganku saat kau melihatku di MV Neorago dan Sorry Sorry, kan?” tebak Eunhyuk.

“Ah, aniya. Tentu saja bukan kau yang kulirik,” bantah Syhae dengan sedikit gelagapan karena semua yang dikatakan Eunhyuk itu benar.

“Jangan bilang kalau Donghae!” ucap Eunhyuk keceplosan. Seketika itu pula Eunhyuk menutup mulutnya, menyesal dengan kata-katanya yang barusan keluar dari mulut embernya. Ia melirik ke Kyuhyun yang menatapnya tajam, seolah berkata ‘Mulutmu Harimaumu, Lee HyukJae’.

“Sy~ah. Mianhae, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya__

“Gwenchana, oppa. Dia….adalah masa laluku,” ucap Syhae lirih. Kepalanya terasa sakit saat nama itu disebut.

“Ahhh… Aku tidak apa-apa. Sungguh,” ucap Syhae lagi. Kyuhyun dan Eunhyuk menatap Syhae iba.

“Yyaa!! Jangan menatapku seperti itu. Apa kalian tidak bisa berhenti mengasihani yeoja pincang sepertiku, hah??” kata Syhae sambil beranjak dari kursinya, meraih tongkat penyangganya dan menuju ruang tv. Diraihnya remote tv plasma berukuran 32 inch yang berada di meja. Sementara Kyuhyun asyik menjitak dan menceramahi Enuhyuk atas perkataannya barusan.

“Oppa, aku akan menyalakan tv sekarang…..” teriak Syhae kencang, memastikan kalau dua namja itu mendengarnya. Sejak Syhae pulang dari rumah sakit, dia dilarang menonton tv, membaca majalah, dan memegang ponsel, bahkan fasilitas internet di rumahpun diblokir sementara oleh Kyuhyun dan Siwon.

“ANDWEEEE!!!!!” teriak Kyuhyun dan Eunhyuk serentak. Mereka berdua langsung lari tunggang langgang dari posisi masing-masing menuju tempat dimana Syhae berdiri memegang remote. Saking paniknya, sampai-sampai mereka berdua bertubrukan dan jatuh saling tindih.

“Upss!! Mian, aku sudah memencet tombol on-nya, hehehe~” ucap Syhae dengan wajah innocent-nya.

‘ting tung’

“Eh, sepertinya ada tamu, biar aku saja yang membuka. Sebaiknya kalian berdiri, posisi kalian itu……. sangat tidak sedap dipandang,” ucap Syhae. Kyuhyun buru-buru menyadari kalau Eunhyuk sedang berada di atasnya. Di dorongnya Eunhyuk hingga membentur sofa.

“Neo micheoso?? Sakit tau!!” umpat monyet itu pada Kyuhyun.

“Mian. Tapi itu demi keamanan kita berdua. Aku tidak ingin tamu itu berpikir yang aneh-aneh saat melihat posisi kita berdua tadi,” ucap Kyuhyun.

“Wae? Kenapa kau?” tanya Eunhyuk saat melihat Kyuhyun terbelalak kearah tv.

“Hyung, itu…itu… cepat matikan tv-nya!! Paliwaaa!!!!!” bisik Kyuhyun, memastikan Syhae -yang sedang berjalan menuju pintu- tidak mendengarnya. Dengan sigap Eunhyuk melompati sofa yang tadi ditubruknya dan melompati meja layaknya monyet sungguhan. Buru-buru ia menekan tombol on-off pada tv plasma di dinding rumah Syhae itu.

“Fuiihh!! Aman!” ucap Eunhyuk mengelus dadanya lega.

“Oppa???” kata Syhae di depan pintu.

Eunhyuk dan Kyuhyun buru-buru melihat kearah pintu. Dan mereka baru sadar kalau usahanya yang tubruk-tubrukan dan melompat-lompat itu sia-sia sudah saat melihat sosok namja yang sekarang ada di depan Syhae.

“KYAAAA~~~ game is over!!” gumam Kyuhyun.

“Pabo! Kenapa namja itu muncul sekarang?” kata Eunhyuk mengagaruk-garuk kepalanya.

[Syhae POV]

“Oppa???” ucapku tak percaya. Melihat namja itu kini berdiri di depanku. Namja yang membuatku harus duduk manis dirumah karena pegelangan kaki kiriku yang retak. Namja yang selama ini kuimpikan utnuk menjadi pendamping hidupku untuk selama-lamanya. Namun apa daya, namja yang ada di depanku sekarang sudah menjadi suami orang lain. T.T

“Syhae, apa yang terjadi padamu??” tanyanya. Seikat bunga mawar yang ia bawa tadi jatuh. Tangannya langsung meraih bahuku, memegang kepalaku yang diperban, melirik ke kakiku yang di gips secara bergantian.

“Gwenchanayo?? Apa yang terjadi?? Kenapa kau tidak mengabariku, hah?” tanya Donghae.

“Nee, nan gwenchana, oppa.”

“Anio. Kau tidak sedang baik-baik saja, Kim Syhae!” ucap Kyuki tiba-tiba muncul dari balik tubuh Donghae.

“Oppa, kenapa kau muncul lagi di depan Syhae, hah? Apa tidak cukup membuat Syhae seperti ini?” cerosos Kyuki berapi-api.

“Kyuki~ah, geumanhae,” kataku.

“Na? Waeyo? Aku yang membuat Syhae seperti ini?” tanya Donghae.

“Keurom, Syhae kecelakaan saat mengejarmu ke bandara 3 bulan yang lalu,” ucap Kyuki.

“Mengejarku? Untuk apa?”

“Paboya, Lee Donghae!!” ucap Kyuki benar-benar marah. “Bahkan Syhae bisa koma selama 2 bulan hanya untuk mengatakan__

“Aahh, kenapa bicara diluar? Masuklah oppa,” aku menarik lengan Hae sementara mataku mengirimkan sinyal pada Kyuki –jangan-mengatakan-apa-apa-padanya-

Aku tak ingin pria ini mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Ciaah! Bisa jatuh harga diriku. Lagipula itu tak akan ada gunanya sekarang. Nasi telah menjadi bubur.

***

. : 2 months later : .

‘Hakyo terlibat perselingkuhan dengan salah seorang pengusaha di Taipei’

Kata-kata itulah yang hingga detik ini membuatku tak percaya. Donghae dikhianati. Bodoh sekali wanita yang memperlakukan pria seromantis Hae seperti itu. Donghae membatalkan pernikahannya. Dan aku kini mengerti kenapa Siwon oppa dan Kyuppa melarangku menonton tv, memegang ponsel, bahkan internet. Karena berita batalnya pernikahan Hae batal. Mereka tidak ingin aku kembali berharap. Karena itu akan membuatku semakin terpuruk.

“Khaja!!” kata Donghae menarik tanganku untuk mengikuti langkahnya. Aku memperhatikan tangannya yang menggenggam erat tanganku. Aneh memang. Dia bukan kekasihku tapi tingkahnya lebih mirip seperti seorang suami. Sikapnya yang seperti inilah yang sering membuatku salah tingkah. Dia seolah-olah memberi harapan padaku. Tapi inilah kenyataannya, dia masih mencintai Hakyo. Wanita yang jelas-jelas sudah mengkhianatinya dua kali. Ckckck..entah mantra apa yang digunakan yeoja itu hingga Donghae cinta mati padanya. Dan ‘ckckck’ lagi, betapa malangnya gadis sepertiku yang menengadahkah tangan berharap mendapatkan cinta dari namja itu. Dan entah apa yang ada di otakku, masih saja mengharap balasan cinta darinya. Padahal ada Jiyong oppa yang kukenal lebih dulu daripada Donghae. Atau si gokil Hyun joong oppa, yang ternyata tak selembut karakternya di serial Kkot Boda Namja. Aaah, kenapa hatiku tak bergeming saat melihat dua namja itu? Dan malah teguh pada pandanganku, Lee Donghae. Naega paboya? Hah? Adakah seseorang yang akan menyadarkanku?

Setelah berita batalnya pernikahan Super Junior Lee Donghae mencuat beberapa bulan lalu, aku jadi sedikit was-was saat jalan bersamanya. Walaupun beberapa orang sudah tahu posisiku diantara member Suju, tapi tetap saja itu terasa berbeda. Terlibat skandal dengan salah satu member boyband itu bukanlah perkara yang mudah. Kehidupan pribadimu akan terusik. Belum lagi jika ada fans fanatic yang tidak rela saat mengetahui biasnya memiliki hubungan dengan seorang gadis, kau bisa mati. Ckckck.. aku sendiri heran, kenapa mereka bisa bersikap seperti itu? *nyindir author*

“Donghae~ssi…”

“Eung?” aku menoleh kearah suara itu. Panjang umur. Baru saja kupikirkan, kenapa tiba-tiba wanita itu mendadak ada di depan mata? Apa dia terbang langsung dari Taiwan saat aku memikirkannya??

“Bisa kita bicara sebentar?” ucapnya pada Donghae yang membuang muka.

“Kajja!!” Donghae menarik tanganku tanpa menghiraukan wanita itu.

“Jebal.. Hanya 10 menit saja,” ucapnya lagi. dan sekarang, tangannya sudah menahan tangan Donghae yang masih menggandeng tanganku.

“Untuk apa kita bicara lagi? tidak cukupkah kau menyakitiku? Mempermalukanku?” Donghae menepis tangan Hakyo.

“Aku punya alasan yang masuk akal untuk melakukan semua itu. Jadi, kumohon, kita perlu membicarakannya.”

Donghae melirik kearahku, kemudian menatap Hakyo lagi.

“Joha, tapi aku hanya punya 5 menit. Aku tak ingin gadis ini berjamur menungguku,” ucap Donghae sambil menatapku dalam. Entah apa lagi maksud tatapannya itu.

“Syhae~ya, tunggu aku sebentar ya. Aku tak akan bicara lama dengannya,” ucapnya sambil mengacak rambutku.

“Lama juga tak apa. Aku bisa pulang sendiri kok.”

“Shireo! Jika kau berpindah tempat satu meter saja, aku akan membuat perhitungan denganmu, arachi??”

“Cish!! Nuga? Pacar bukan! Sok ngatur-ngatur! Urus saja yeojamu itu,” ucapku ketus menunjuk Hakyo di ujung sana dengan gerakan mataku.

“Neo!! Sej__

“Arasseo..arasseo.. aku akan menunggumu di sini. 5 menit, kan? Satu detik saja kau terlambat, kau tak akan melihatku lagi di sini. Hush! Hush!!”

Kudorong-dorong dia supaya segera menemui Hakyo yang sudah menunggu di seberang sana. Aku heran dengan Donghae. Benar-benar tipe lelaki yang setia.

3 menit…

5 menit… 10 menit…

Aku bolak-balik melirik jam tanganku. Nampaknya pembicaraan mereka begitu serius. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku hanya melihat Hakyo sedang menangis sekarang. Lalu.. Donghae memeluknya. Dan sekarang, hatiku yang menangis menyaksikan adegan itu. Salahku juga, kenapa aku mau menunggu sepasang kekasih..-eumm..ara..mantan sepasang kekasih- sedang berdiskusi memperbaiki hubungan mereka.

“Ayo pulang!”

“Eh? Eh?? Ya! Ya! Nuguya??” aku meronta saat seseorang yang menggunakan mantel bertudung lengkap dengan kacamata cokelatnya menarikku untuk mengikutinya.

“Ini aku,” ucapnya sambil menurunkan sedikit kacamatanya hingga aku mengenali matanya. Cho Kyuhyun. Aku menahannya sejenak.

“Wae? Ppali!!” ucapnya dan menarikku tanpa ampun.

@ My Home, 15 menit kemudian…

“Sedang apa kau malam-malam begini berkeliaran di situ?” tanyanya saat menaiki tangga teras rumah.

“Cish! Seharusnya yang bertanya seperti itu adalah aku. Kau sendiri berkeliaran ditempat ramai seperti itu, apa kau ingin mati di cakar-cakar Sparkyu-mu itu?” berharap kali ini Kyuhyun akan kalah dengan pertanyaanku itu.

“Aissh! Tak kukira membawamu pulang adalah sebuah kesalahan terbesar. Seharusnya kubiarkan saja kau menonton drama korea terbaru itu, main cast : Lee Donghae dan Jung Hakyo. Agar kau bisa ikut larut dengan kisahnya dan menangis tersedu-sedu,” ucapnya.

Aku tertunduk. Hati yang sudah kupersiapkan untuk menerima kemenangan dari Cho Kyuhyun tiba-tiba berubah. Aku duduk ditangga teras rumahku, teringat mereka berdua.

“Semakin kecil peluangku untuk mendapatkannya,” gumamku.

“Mwo?? Kau masih saja mengharapnya?”

Dia ikut duduk disampingku.

“Ya! Kim Syhae, jika kau masih menganggapku sebagai kakakmu yang paling tampan, sebaiknya kau turuti perkataanku. Berhentilah meraih sesuatu yang terlalu tinggi, akan__

“Akan sakit jika aku terjatuh nanti, kan? Arayo, oppa. Ara.. tapi aku tak bisa menutupi perasaanku. Aku sendiri tidak tahu apa alasanku sampai bisa jadi seperti ini.”

Mataku mulai panas. Sepertinya malam ini aku akan menangis lagi gara-gara ikan sialan itu.

“Uljima. Mianhae.. aku hanya tidak ingin kau terluka terus menerus. Aku tahu kau begitu mencintai hyung. Tapi kau bisa melihatnya sendiri, walau sudah dua kali tersakiti pun hyung masih luluh dengan Hakyo nuna,” ucap Kyuhyun mengelus punggungku. Kurasa ia akan memelukku, namun buru-buru kutepis tangannya.

“Shireo! Aku tak ingin Kyuki salah paham jika melihatnya. Walau bagaimana pun juga, aku ini bukan adik kandungmu. Aku hanya tidak ingin menambah keruh semua yang baik-baik saja,” ucapku. Aku masih tertunduk. Terisak pelan.

“Mana mungkin dia salah paham, dia akan mengerti, dia tahu kau adikku,” ucapnya lagi. Bersikeras ingin meminjamkan bahunya untukku. Aku tahu dia menyebalkan dan cuek. Tapi lelaki ini paling tidak bisa melihat tangisan seorang wanita. Itulah yang jadi senjata andalan Kyuki kalau Kyuhyun tidak mau mengalah.

“Geumanhae. Sebaiknya oppa pulang saja. Nan gwenchana, oppa.”

Kudengar langkah kakinya semakin menjauh setelah tangannya mengelus punggungku. Dia sudah hapal betul apa mauku. Di saat begini, aku paling ingin sendirian, berdiam diri di rumah.

***

@ Dorm Suju, keesokan harinya…

“MWOYAA???” pekik delapan namja itu berbarengan. Sementara aku, wajah tanpa ekspresi dengan hati yang terkoyak saat mendengar pernyataan dari Donghae. Apa yang dia katakan barusan? Dia akan kembali pada Hakyo??

“Neo!! Aiisshh.” Shindong menyomot roti panggang lalu pergi. Nampaknya ia enggan menasehati Donghae lagi.

“Apa sudah…kau pikirkan matang-matang, Hae~ya?” tanya Leeteuk searaya melirikku.

“Mollayo, hyung. Aku masih bingung,” jawab Donghae.

“Apa..kau tidak memikirkan yang ada disekitarmu?” tanya Sungmin, lagi-lagi melirik kearahku. Ara..ara.. akulah yang mereka maksud. Mereka semua tahu tentang perasaanku pada Donghae, tapi tidak dengan tersangka utamanya. Aku meminta agar hal ini menjadi rahasia. Aku ingin Donghae mencintaiku karena perasaannya sendiri, bukan karena efek dari ‘pemberitahuan’ dari member lain.

“Dasar namja payah!” ucapku. Semua mata tertuju padaku.

“Jika kau benar-benar masih mencintainya, kau harus memastikan kalau dia tidak akan menyakitimu lagi. Kalau perlu kalian buat saja perjanjian yang menyatakan jika dia mengkhianatimu lagi, sanksinya dia harus ikut wamil,” ucapku judes.

“Menyusul Heechul hyung maksudmu?” tanya Ryeowook.

“Andwe! Enak bener nyusul Chullie, dia harusnya diasingkan,” tambahku lagi. Kali ini aku sadar karena salah mengambil topik wamil, karena sepuluh hari yang lalu, kami baru saja merelakan Kim Heechul untuk menyusul Kang In wamil.

“Kim Syhae, apa kau tidak suka kalau aku kembali pada Hakyo?” tanya Donghae.

“Aku…Aku.. Aku tidak suka kalau kalian kembali bersatu. Aku hanya heran padamu. Kenapa kau masih saja setia pada orang yang jelas-jelas sudah membuatmu sakit berulang kali?”

‘uhuukh’…uhukh..uuuhukh..’

“Minnie.. rotinya..ti..dak mau..per..gi dari tenggo..rokanku.. air..air..ppaliiii..Lee Sung…miin,” erang Kyuhyun. Dia pura-pura tersedak, padahal dia hanya makan secuil roti. Jadi bagaimana mungkin rotinya seret?

“Cish! Ya! Cho Kyuhyun, aku tahu kau sedang menyindirku.” Gumamku dalam hati.

“Kau menyindir dirimu sendiri, Syhae~ya!” kata Yesung membuatku menelan ludah.

“Nee?? Kim Jong Woon…beruntunglah karena istrimu tidak ada di sebelahmu kini. Jika tidak, dia akan menginjak kakimu sekuat tenaganya.”

“Keurom, kau berlagak menasehati Donghae, sedangkan kau sendiri melakukan hal yang sama sepertinya. Kau juga bertahan untuk mencintai seseorang yang jelas-jelas sering membuatmu sakit, keuraechi??”

Eottokhe?? Benar apa yang dikatakan Yesung oppa. Aku mengatai diriku sendiri.

“Keu-Keurom..” aku mengambil napas agar terlihat senatural mungkin. “Hajiman.. Seperti kata ‘seseorang’ tadi malam, aku akan melupakannya. Aku tidak akan menggapai sesuatu yang terlalu tinggi untuk kugapai.” Aku melirik Kyuhyun yang tersenyum pahit mendengar kata-kataku barusan.

“Jinjayo? Hyungdeul, mari kita lihat secepat apa Kim Syhae bisa melupakan namjanya itu,” ucap Kyuhyun dengan evil smilenya. Aku tak suka senyumnya kali ini. Seolah-olah dia bertaruh dengan para hyungnya. Dan sepertinya dia merasa dia akan menang dalam game kali ini.

“Ya! Syhae~ya, kau sedang naksir seseorang? Kenapa kau tidak memberitahu aku?” tanya Donghae.

“Itulah akibat tidak memperhatikan sekitarmu, Lee Donghae,” ucap Sungmin mengulang kata-katanya. Lalu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

“Mianhaeyo, aku terlalu sibuk dengan urusan pribadiku, tadi malam__ ya! Kim Syhae! Pergi ke mana kau tadi malam, hah?” Donghae tiba-tiba teringat dengan perjanjian kami tadi malam.

Ponselku bergetar..

I found the way to let you leave

I never really had it coming

“Kau membiarkanku kedinginan diluar sana, menyaksikan kalian berdua berunding,” ucapku.

 

I can’t believe the sight of you

I want you to stay away from my heart

“Kau tak menepati janjimu, jadi aku saja yang menepati janjiku. Aku pergi setelah menunggumu selama 10 menit,” lanjutku. Segera aku menuju sudut ruangan, kuraih ponselku diatas meja yang sedari tadi teriak-teriak.

“Yoboseyo?? Jinja?___kau sudah mendapatkan tiketnya??__joha, aku akan segera ke sana__”

Aku meraih tas punggungku dan juga mantelku, tanpa mengucapkan apa-apa lagi kutinggalkan mereka semua dengan ponsel yang masih menempel ditelingaku. Hariku kacau!

[Syhae POV End]

***

Kyuki membuka pintu apartementnya dengan tergesa-gesa. Dia tahu tamunya itu adalah sabahatnya sendiri, Syhae. Terakhir yang Kyuki dengar hanyalah isakan chingunya itu via telepon. Dan benar, Syhae sedang menangis.

“Sy-Syhae? Neon gwenchana? Waegeurae?? Apa? Apa yang terjadi??” tanya Yevi sesampainya Syhae didalam.

“Sssttt..tenangkan dirimu dulu. Minum ini!” Kyuki menyodorkan segelas air putih pada Syhae.

“Tiket? Tiket apa? Aku nggak ngerti,” tanya Yevi bingung karena di telepon tadi Syhae teriak-teriak masalah tiket.

“Apa kau yakin dengan apa yang dikatakan Donghae? Atau jangan-jangan kau salah dengar kali,” kata Kyuki memulai pembicaraan.

“Haa?? Aish! Namja itu lagi, kan? Selalu dia!” rutuk Yevi.

“Ssstt..ribut!” sela Kyuki.

“Ani.. aku mendengarnya langsung dari Donghae oppa. Ada kemungkinan baginya untuk kembali lagi pada Hakyo.”

“Syhae, aku tahu aku tidak berhak bicara seperti ini, tapi kalau boleh aku sarankan, lupakanlah dia. Buang jauh bayangannya dari hidupmu,” kata Kyuki.

“Jika itu mudah, aku tak perlu menunggu kata-kata itu keluar dari mulutmu, Ki,” jawab Syhae. Dia terus menerus terisak.

“Dasar gadis bodoh! Siapa dia? Bisa-bisanya kau menangis hanya gara-gara dia. Tak adakah pria yang lebih pantas menerima airmatamu ini?”

“Yevi~ah!” tukas Kyuki.

“Wae? Waeyo?!! Sampai kapan kau akan terus-menerus seperti ini, Kim Syhae? Sampai kapan kau akan menangisi pria yang bahkah tidak tahu apa yang kau rasakan terhadapnya?? Come on! Kau hanya membuang-buang airmatamu, Syhae~ya!” kata Yevi. Seketika isakan Syhae tak terdengar lagi. Syhae memandang wajah temannya itu.

“Geurae. Aku bodoh. Donghae tak pernah tahu perasaanku. Jadi untuk apa aku menangisinya. Hhhuuhh… beruntungnya kalian yang sudang memiliki namja-namja itu,” kata Syhae merujuk pada Kyuhyun dan Yesung. “Tapi aku datang kemari untuk mencari tempat untuk ngomel, bukan untuk diomelin. Jika aku tahu begini, aku tidak akan datang kemari tadi. Mianhae.”

Raut wajah dua gadis itu berubah menjadi wajah-wajah bersalah. Mereka sadar seharusnya detik pertama yang mereka lakukan adalah tidak memarahi Syhae.

“Mi_

“Anio,” Syhae memotong kalimat Yevi. “Aku hanya ingin kalian sejenak membayangkan, bagaimana kalau kalian jadi aku? Bagaimana kalau Yesung kembali pada Solki ataupun Kyuhyun kembali pada Haneul??”

Kyuki dan Yevi saling tukar pandang, berpikir sejenak.

“Kenapa jadi bawa-bawa Yesung sama mantannya, hah? Kau tahu kan kalau aku paling tidak suka kalau pembicaraan itu kudengar lagi. Itu tidak ada hubungannya dengan masalahmu,” kata Yevi dengan nada tinggi.

“Joha! Nampaknya tak ada lagi yang akan mendukungku, tidak Cho Kyuhyun dan tidak pula kalian berdua.” Syhae beranjak dari tepat duduknya.

“Syhae~ya, bukan begitu maksud kami. Kami hanya ingin kau sadar,” kata Kyuki menatap punggung Syhae yang berjalan menuju pintu keluar.

“Gomawo, kini aku sudah sadar.”

Syhae berlalu begitu saja meninggalkan kedua temannya yang beberapa detik terakhir ini baru menyadari perbuatannya. Mereka sangat ingin minta maaf pada Syhae. Namun Syhae terlanjur merasa kesal pada kedua temannya itu. Tempat yang seharusnya menampung keluh kesahnya, namun hari ini sepertinya tempat itu sedang penuh.

“Yaa!! Eottokhe?? Kau sih!” kata Kyuki panik.

“Naega? Naega wae? Kau juga ikut andil Kyuki~ah,” kata Yevi membela diri.

“Bagaimana..bagaimana kalau Syhae kecelakaan lagi??!!! Kecelakaan sudah menjadi kebiasaan seorang Kim Syhae jika pikirannya sedang kacau,” kata Kyuki miris mengingat kecelakaan yang Syhae alami beberapa bulan lalu. Sementara Yevi masih diam tanpa ekspresi khawatir sama sekali.

“Ya! Kau ini masih peduli dengan gadis itu nggak sih??” Kyuki menjitak kepala Yevi.

“Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Yevi mengelus kepalanya.

“Kita harus mengejarnya.”

Kyuki menyambar kunci mobil dan mengambil jaketnya. Di dalam perjalanan Kyuki tak henti-hentinya menghubungi Syhae, namun nampaknya temannya itu sedang mengalihkan panggilannya.

“Ya! Eottokhe?? Syhae tidak bisa dihubungi. Aduh..kenapa yeoja itu.. ppalli, Kyuki! Ppali!!” racau Yevi di dalam mobil.

“Ya! Jika kau tidak bisa tenang, bisa-bisa kita yang akan kecelakaan.”

“Hush! Jangan gitu ah. Amit-amit…hiiiyyy!!!” Yevi menggidik ngeri.

“Makanya jangan bawel. Lagi pula kau manyuruhku cepat-cepat, memangnya kita akan mencari Syhae kemana? Cepat hubungi suamiku!” perintah Kyuki sambil menunjuk kearah ponselnya di dashboard.

“Nee?? Suami? Nuga?”

“Cho Kyuhyun,” jawab Kyuki singkat. Tangannya sibuk menyetir, memastikan kalau dia menyetir dengan baik dan benar.

“Oh, Ara..ara..” kata Yevi menekan-nekan keypad ponsel Kyuki. “Lagian belum nikah, ngaku-ngaku Kyuhyun jadi suaminya. Di jitak Cho Ara nyaho dia,” gumam Yevi.

“Mwo?? Bilang apa barusan??”

“Ani..Aniya.. ini.. nomor ponsel Cho Ara eonni, kan? Aku akan memintanya kapan-kapan..ya..kapan-kapan,” ucap Yevi ngasal, yang penting nggak ketahuan Kyuki.

Terdengar nada sambung dari seberang sana.

“Nee, chagi?”

“Naya, Yevi,” ucap Yevi.

“Oh, Yevi. Waeyo? Kyuki~ah? Gwenchana??” terdengar suara Kyuhyun panic menanyakan keadaan yeojanya.

“Nee, yeojamu baik-baik saja. Sekarang ada yang lebih penting daripada yeojamu itu.” Kyuki melototi Yevi dengan gesture –apa-maksudmu-hah?-

“Eh? Nuguya?”

“Biasa, dongsaengmu. Apa…dia sekarang ada bersamamu?” Kyuki merebut ponselnya yang ada pada Yevi.

“Chankaman! Neo? Jigeum eodisseo?” tanya Kyuki.

“Aku di dorm bersama hyungdeul.”

“Kalau begitu jangan pasang wajah panic. Kau harus senetral mungkin agar oppadeul tidak curiga, arachi?” gaya Kyuki sudah seperti memberi nasehat pada anak berumur lima tahun saja.

“Oh, ara.”

“Kita bertemu dirumah Syhae 10 menit lagi.” Mereka mengakhiri percakapan lewat telepon.

Sementara itu di dorm…

“Aaaahhh… akhirnya aku sampai juga di sini, lelahnya mondar-mandir,” ucap Syhae meracau masuk bergitu saja sementara Eunhyuk yang membukakan pintu bengong.

“Syhae~ya, bukankah beberapa jam lalu kau pergi?” tanya Eunhyuk bingung.

“Wae? Tidak boleh aku ke sini? Arasseo, aku akan pulang,” Syhae beranjak pergi namun Kyuhyun menariknya menjauh dari member lain. Syhae dan Donghae saling pandang selama beberapa detik. Donghae merasakan ada yang aneh pada Syhae.

“Apa yang sedang terjadi pada kalian?” tanya Kyuhyun pada Syhae setelah memastikan kalau percakapan mereka tidak akan didengar oleh yang lainnya.

“Apa yang terjadi? Maksudnya?” Syhae balik bertanya.

“Yevi dan Kyuki barusan menelponku, menanyakan apa kau__

“Ah, itu. Tak apa, kami hanya sedikit bertikai. Nanti juga baikan, kau tahu kami kan?” ucap Syhae memastikan kalau Kyuhyun akan percaya pada ucapannya.

“Kau-kau habis menangis?” tanya Kyu dengan tangan yang sibuk memeriksa kelopak mata Syhae. Akhirnya ketahuan juga.

“Ah? Ketahuan, ya? Padahal aku sudah berusaha untuk menutupinya, oppa,” ucapnya tertunduk.

“Cish! Paboya! Tapi, usahamu cukup berhasil, aku saja tidak menyadari kalau kau habis menangis.”

“Lalu tadi?” tanya Syhae tak mengerti.

“Hanya perlu memancing sedikit, lalu kau akan bercerita dengan sendirinya,” ucap Kyuhyun dengan evilsmile-nya.

“Aish! Kau benar-benar menyebalkan, Cho Kyuhyun!”

“Itulah caraku untuk mendekati gadis tertutup sepertimu, Kim Syhae. Kau orang yang ahli menyembunyikan apa yang kau rasakan. Sedangkan aku? Aku yang akan membongkarnya segera,” ucap Kyu dengan serius.

“Jika kau berani melakukannya, aku akan mencekikmu, oppa!” ancam Syhae.

“Atau malah memelukku sembari mengucapkan ‘gomawo, Kyuhyun oppa’” Kyuhyun bertingkah se­­-aegyo mungkin mengekspresikan kata-katanya barusan.

“Neo!”

“Sudahlah, kita harus kembali sebelum mereka semua mencurigai kita.” Kyuhyun berjalan menuju ruang di mana para member berkumpul tadi, diikuti dengan Syhae di belakangnya.

Ternyata member sedang asyik bergurau sambil memutar lagu-lagu album terbaru mereka. Mr. Simple, yang membuat mereka semua tidak bisa diam, satu per satu mereka pamer koreografinya masing-masing, terkadang gerakan mereka mengundang gelak tawa. Hingga sampai gilirannya si ikan mokpo yang pamer dance. Gerakannya yang terlihat seksi membuat Syhae terus menatapnya. Dia ingat betapa frustasinya dia menunggu MV Mr. Simple rilis. Matanya hanya tertuju pada Donghae. Syhae larut dalam bayangan Mr. Simple selama beberapa detik, sampai tanpa ia sadari Donghae mendekatinya.

“Syhae~ya, you turn!”

Syhae terkejut. Begitu pula member lain. Suasana gurau itu berubah seketika. Mereka saling bertukar pandang dengan tatapan aneh. Merasa suasana semakin menjadi-jadi, Eunhyuk berdiri dan mematikan lagunya.

“Ya! Hyung, kenapa kau matikan lagunya. Syhae belum menunjukkan gerakannya,” ucap Donghae.

“Tidak ada gerakan lagi. Sudah selesai,” jawab Eunhyuk dengan wajah yang berubah muram.

“Apa maksudmu, hyung? Bukankah kau yang paling antusias mengajak Syhae ngedance?” goda Donghae. Nampaknya Donghae belum mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya.

“Kenapa kalian diam saja?” tanyanya lagi. “Syhae~ya, kenapa kau tidak menari?”

Seketika Syhae menangis dan berlari pergi meninggalkan mereka semua.

“Yaah, pergi lagi deh,” gumam Shindong.

“Syhae.. Kim Syhae..” panggil Donghae. “Kenapa dia? Kenapa dia malah menangis?”

“Kau ingin tahu kenapa dia menangis???”

“Eunhyuk~ah!!” Leeteuk menyuruh Eunhyuk untuk tetap diam, menjaga rahasia Syhae.

“Ani, hyung! Sudah saatnya dia mengetahui semuanya.” Eunhyuk mengindahkan perintah leadernya yang sudah panik itu.

“Waegeurae? Apa yang kalian sembunyikan dariku?” Donghae semakin bingung.

“Syhae tidak akan bisa menari lagi,” kata Eunhyuk.

“Mwo??” Donghae terkejut. “Tapi kenapa?”

“Kecelakaan itu membuat otot pergelangan kaki kirinya sedikit bermasalah. Kata dokter, jika dipaksakan untuk menari lagi, kecil kemungkinan untuk Syhae dapat berjalan dengan normal lagi,” jelas Eunhyuk.

Donghae terduduk lemas mendengarnya.

“Dia menangis semalam suntuk saat mengetahui kalau dia tidak bisa menari lagi,” lanjut Eunhyuk. Dirinya pun menangis seketika saat tahu kalau Syhae itu tak akan bisa menemaninya battle dance lagi.

“Dan itu gara-gara kau, Lee Donghae!” kata Kyuhyun.

Donghae mendongak kearah Kyuhyun.

“Na? Naega wae? Kenapa selalu aku? Syhae kecelakaan gara-gara aku. Kini Syhae tidak bisa menari pun gara-gara aku? Kenapa harus aku?” Donghae berteriak.

“Karena dia mencintaimu, hyung.”

Kyuhyun tak mampu lagi menahannya. Dia mengatakan rahasia yang selama ini mereka rahasiakan bersama Syhae.  Leeteuk hanya bisa geleng-geleng kemudian menghela napasnya. Sementara member lain hanya menatap Donghae yang terkejut.

“Sy-syhae? Syhae mencintaiku??” tanya Donghae.

“Keurom. Dia menyusulmu ke bandara waktu itu, hanya ingin memelukmu sebelum kau menikah dengan Hakyo. Tidak disangka dia kecelakaan dan koma selama 2 bulan. Kami semua pesimis kalau Syhae akan sadar kembali,” jelas Kyuhyun.

Donghae masih terduduk lemas. Berulang kali meremas tangannya dan menghela napas. Menyesali karena dia tidak sadar bahwa ada yeoja yang lebih mencintainya.

“Kami sudah berusaha sekuat mungkin agar dia tidak mengetahui batalnya pernikahanmu, walaupun cepat atau lambat dia akan mengetahuinya sendiri,” Eunhyuk membantu Kyuhyun menjelaskan semuanya. “Dia kembali ceria saat kau kembali dengan berita itu, walaupun sejujurnya ia juga sedih karena kau terkhianati lagi oleh Hakyo.”

Donghae mengacak rambutnya frustasi. Tak percaya apa yang ia dengar. Ternyata selama ini Syhae berhasil menyembunyikan hatinya dengan rapi. Dan ia tak mengetahuinya, curiga pun tidak.

“Aku tak tahu apa yang ia rasakan barusan, saat kau bilang kalau kau akan kembali pada Hakyo. Setelah dia berusaha membuang bayanganmu jauh-jauh, tiba-tiba kau muncul layaknya seberkas cahaya yang siap menerangi kembali hidupnya, namun tiba-tiba pula cahaya itu hendak pergi meninggalkan dia.” Kyuhyun sangat lancar mengatakannya, tak berpikir bahwa dia sudah melanggar janjinya pada dongsaengnya itu.

“Aku…aku tak tahu harus berbuat apa. Aku sadar kalau aku seolah memberi harapan padanya waktu itu, hingga Hakyo muncul kembali. Namun setelah menerima hal yang menyakitkan dari Hakyo, aku tak ada keinginan secuil pun untuk kembali padanya,” ucap Donghae.

“Tapi, lagi-lagi Hakyo datang dengan semua penjelasannya yang kurasa masuk akal,” lanjutnya.

“Terserah apa yang akan kau lakukan sekarang. Tapi yang pasti Syhae akan menuju Indonesia sore ini.” Perkataan Yesung membuat semua terkejut tak percaya.

“Jinjayo? Waeyo?” tanya Ryeowook.

“Kenapa dia tak memberitahuku?” tanya Siwon.

“Aku pun tak tahu,” tambah Kyuhyun. Mengingat dia adalah orang yang lebih dekat dengan Syhae dibandingkan Siwon.

“Dia mengatakannya tadi malam ditelepon, sebenarnya dia datang kemari pagi ini adalah untuk berpamitan. Tak disangka dia malah mendengar pernyataan Donghae yang mengejutkan,” jelas Yesung mentap Kyuhyun. Kyuhyun merasakan ada yang aneh dari semuanya. Namun ia tak bisa memikirkan apa-apa lagi.

“Apakah dia…akan..kembali??” tanya Ryeowook.

Yesung hanya menggelengkan kepala. “Dia tak ingin terluka untuk kedua kalinya.”

***

[Syhae POV]

“Kau akan pergi ke Indonesia kenapa tidak bilang-bilang?”

“Nee? Indonesia?” aku bingung.

“Tadi Yesung hyung___aaacchhh___dia membohongiku___” gerutu Donghae sambil mengacak rambutnya.

“Waeyo??” Aku menggaruk kepalaku yang rasanya penuh akan kejadian membingungkan hari ini. Aneh. Benar-benar aneh. Beberapa jam lalu dia mengatakan kalau dia akan kembali lagi pada Hakyo. dan sekarang dia ada di depanku menanyakan hal aneh. Apa sih maksudnya??

“Ah, ya sudahlah. Kajja! Kita pergi jalan-jalan,” ajaknya.

Di tengah perjalanan aku masih saja menanyakan maksud pertanyaanya tadi. Kenapa dia mengira kalau aku akan pergi ke Indonesia? Tapi masih saja tak mendapat penjelasan apapun dari ikan ini. Arrgghh!! Benar-benar menyebalkan.

“Eh? Kenapa kita kesini?” tanyaku saat sampai disebuah café kecil di tepi jalan. Kami duduk dimeja yang tersusun rapi di terasnya.

“Sudah, diam saja. Aku hanya ingin bersantai sejenak. Tak ‘kan ada yang mengenaliku,” ucapnya sembari membenarkan posisi kacamata hitam andalannya.

“Cish! Kacamata saja tak menjamin keselamatanmu disini,” ucapku santai. Aku mengobrak-abrik isi tas selempangku. Mencari benda yang setia menemaniku kapanpun, Ipod. Tapi sepertinya aku lupa membawanya.

“Oppa, kau ingat aku?”

Suara seorang gadis membuatku mendongak dan mengernyitkan dahi.

“Aku..aku gadis yang itu.”

“Chogiyo.. nuguya? Kurasa kau salah mengenali orang,” Donghae sekilas menoleh kearahku dan berulang-ulang memperbaiki letak kacamatanya.

Tuh kan! Gadis keberapakah ini? Cish! Bahkan kau pura-pura lupa, Lee Donghae. Dasar namja yang suka tebar pesona. Jujur, aku juga sangat tidak menyukai sikap Donghae yang satu itu. Dia begitu mempesona dan parahnya lagi, dia suka tebar pesona. Ooohhh… jika aku jadi istrinya tak ‘kan kubiarkan dia melakukannya. Terserah apa kata orang tentang pikiranku yang barusan. Aku tahu dia seorang idola, tapi jika kalian memiliki seorang kekasih yang bertingkah sama seperti Donghae, apa kalian akan akan tenang-tenang saja? Mungkin sebagian orang akan menjawab ‘iya, karena itu profesinya’. Well, terkadang aku juga berpikir seperti itu, tapi aku juga manusia, aku tak sanggup hal itu terjadi. Dan untuk gadis pencemburu sepertiku, Donghae tak akan mampu melakukannya lagi. Hahaha (-.-)

“Tidak mungkin aku salah mengenali orang, kau Lee Donghae, kan? Super Junior?” tanya gadis itu. Dari penampilannya sepertinya dia masih muda, mungkin umurnya sekitar 18 tahun-an.

“Aah, ternyata penyamaranku masih diketahui orang, ya?” ucap Donghae sedikit menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Apa kubilang!

“Apa kau ingat saat SuShow 2, kau mencium tangan seorang yeoja? Itu aku, oppa. Aku,” ucap gadis itu antusias dengan sedikit melompat-lompat di hadapan Donghae yang nyengir aneh.

“Aaaahhh… aku ingat sekarang. Jinjayo? Orang itu kau?”

“Ehm.” Gadis itu mengangguk cepat. “Hyun Jae Ra imnida. Bolehkah aku berfoto denganmu?”

“Ah, keurom.”

“Chogiyo.. Nuna, bisakah kau memotret kami?”

Hee?? Yeoja ini?? Bahkan dia menyuruhku untuk memotret mereka?? Yaa!! Jeongmal..

“Nuna?”

‘Nuna??’ memangnya wajahku setua itu, sehingga dia harus memanggilku ‘nuna’?? Aku ini baru 20 tahun.

“Chogiyo.. Nuna?” dia melambaikan tangan didepan wajahku. Dia pikir aku sedang melamun.

“Ah, yee.” Dengan berat hati aku mengambil ponsel gadis itu dan mengambil beberapa gambar mereka berdua. Donghae yang melihatku hanya nyengir dengan ekspresi mengejekku. Akan kujitak kau nanti!!

“Hana.dul.set,” ucapku cepat.

‘ckreek’

“Ja!” Kuserahkan kembali ponsel itu padanya.

“Kamsahamnida, oppa. Senang bisa berjumpa denganmu dalam keadaan seperti ini.” Gadis itu membungkuk dan tersenyum semanis mungkin di depan Donghae.

“Ah, yee. Jaga kesehatanmu, ya.”

“Nee. Annyeong,” gadis itu pergi tanpa menghiraukan aku. Malangnya nasib fotografer ini..ckck T.T

Beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba ia membalikkan badan dan mendekatiku.

“Nuna?”

“Nee?”

“Kau… siapanya Donghae oppa?” pertanyaan itu selalu mengikutiku.

“Dia adalah..

“Aku baru mengenalnya satu jam yang lalu, aku juga baru tahu kalau dia seorang artis” ucapku buru-buru memotong perkataan Donghae.

“Oh, begitu,” ucapnya polos. “Kamsahamnida, nuna.”

“Nee, cheonmaneyo.”

Setelah memastikan gadis itu benar-benar pergi, Donghae menatapku.

“Wae? Kenapa melotot seperti itu?”

“Kenapa kau berbohong lagi?”

“Bohong apa lagi?”

“Itu, tadi. Kenapa kau bilang kalau kau baru mengenalku satu jam yang lalu? Omong kosong apa lagi itu, hah?”

“Lalu aku harus menjawab apa? ‘aku adiknya’? mana mungkin. Kau kan anak terakhir, saudaramu hanya Lee Donghwa seorang. Lagi pula aku aku tidak ingin menjadi terkenal nantinya,” ucapku sambil terkekeh.

“Ck. Percaya diri sekali kau.”

“Keurom. Aku yakin jika aku terlihat sedang jalan denganmu, aku juga akan dikejar-kejar pemburu gossip itu.”

“Aaahhh… sudahlah. Kajja!” dia mengulurkan tangannya kearahku.

“Eodikka?” aku menatap uluran tangannya dan wajahnya bergantian.

“Pulang. Memangnya mau ke mana lagi? Tiba-tiba mood-ku berubah. Aku ingin ke rumahmu lagi.”

“Hee??” aku menatapnya heran.

“Sudahlah,” ucapnya mendekatkan wajahnya kearahku. Deg! Aigho! Jantungku berdegup kencang. Omoo! Namja ini tampan sekali. Setiap lekuk wajahnya dapat kunikmati sekarang. Aku yakin jika ada Elfishy yang mengetahuinya, mereka akan meraung-raung hingga matanya sembab keesokan harinya kekekek~

Dengan sigap dia menudungkan topi hoodie-ku ke kepalaku. “Agar kau tidak terkenal,” ucapnya singkat lalu meraih tanganku dan menarikku.

Jarak rumahku dengan café tadi memang tidak terlalu jauh, hanya memerlukan 15 menit berjalan kaki.

“Ahh, akhirnya sampai juga dengan selamat,” katanya ketika memasuki pekarangan rumahku.

“Berlebihan sekali kau,” ucapku sambil berjalan kearah ayunan kayu yang berada dipojok kiri rumahku.

“Apanya yang berlebihan? Aku hanya khawatir saja kalau sampai ada yang mengenali kita,” ucapnya. Dia langsung ikut duduk disebelahku. Kaki kami mengayun pelan ayunan itu.

“Hey..hey.. Lee Donghae. Lebih tepatnya mengenalimu saja. Yang artis kan kau, bukan aku,” ucapku.

“Hey..hey.. Kim Syhae. Ingat perkataanmu di café tadi,” balasnya menirukan perkataanku.

“Ara. Tapi yang harus melakukan penyamaran itu kau, bukannya aku,” ucapku lagi.

“Aiiyaaa!!! Kenapa yeoja ini berubah menjadi berisik dan keras kepala seperti ini! Sejak kapan dia tertular Kyuki yang pandai mendebat Kyuhyun, hah!” gerutunya.

“Aku tidak berisik. Kau yang memulainya. Kau yang mengajakku untuk berdebat. Itu kan salahmu.”

“Tuh kan! Barusan kau sangat berisik, Kim Syhae. Saat aku menyatakan cintaku padamu nanti, apa kau tetap berisik?”

“Sudah kubil___” aku menahan ucapanku. “Nee??”

“Aku tahu perasaanmu padaku. Kau mencintaiku, kan?” tanyanya sangat percaya diri. Dari mana dia tahu kalau aku mencintainya? Apa dia bertanya pada member lain atau si gadis blasteran Korea-Jepang itu? Jangan-jangan Yevi??

“Ahahahahaaaa..lucu sekali kau..” aku memukul lengannya berulang kali sambil tertawa garing berharap dia tidak melihat wajahku yang kurasa mulai memerah.

Namun pada pukulanku yang ketiga, dia menangkap kedua tanganku.

“Aku tidak sedang bercanda, Kim Syhae.”

Aku menelan ludah. Omooo!!! Dia menatapku. Oh God, eottokke?? Apa aku terlihat salah tingkah? Bagaimana kalau dia hanya mengerjaiku? Aaaacchhhh…..

“Tak mudah mencari yang hilang. Dan tak mudah mengejar impian.” Dia masih menatapku. “Aku mencari cintaku yang hilang dan mengejar mimpiku untuk menikah dengan Jung Hakyo.”

“Namun jauh lebih susah mempertahankan yang ada. Neo, Kim Syhae,” ucapnya. Sudah lama aku tak mendengar kata-kata sejenis ini keluar dari mulutnya.

“Karena yang tergenggam bisa terlepas dan yang terikat bisa terpisah.” Tanganku gemetar di dalam genggamannya.

“Pepatah mengatakan, jika kau tak dapat memiliki apa yang kau sukai, maka sukailah apa yang kau miliki saat ini. Dan aku mencintaimu, tapi bukan karena kaulah yang hanya kumiliki saat ini, melainkan karena ternyata aku mencintaimu. Takdir untuk mencintaimu, Kim Syhae. “Saranghae.” Ucapnya.

Aku terharu mendengarnya. Mataku terasa panas. Tangannya mengusap airmataku yang entah sejak kapan mulai mengalir. Dia mendekatkan wajahnya. Detik berikutnya kurasakan tangan kirinya meraih tengkukku. Mendekatkan wajahnya lagi hingga napasnya yang hangat dapat kurasakan dengan jelas. Dia….

[Flashback End]

Syhae membuka matanya pagi yang indah ini. Sedikit menggeliat untuk merenggangkan badannya sembari menguap. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Namun tiba-tiba..

“HHUUUUAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya. Sontak membuat namja yang ada di sampingnya langsung terbangun mendengarnya.

“Aiiishhh….. Yaa!! Kim Syhae!! Kenapa pagi-pagi sudah teriak-teriak, hah???” namja itu kini sudah duduk di depan Syhae dengan rambut acak-acakan.

“Neo..Neo micheoseo?? Ap-apa yang kau lakukan di sini, hah? Apa yang sudah kau lakukan padaku, Lee Donghae??” kata Syhae sambil menyilangkan tangannya di dada. Wajahnya tampak sekali terkejut.

“Perrgiii!! Kau! Kau telah menodaiku, Lee Donghae!!” Syhae memuku-mukul Donghae hingga dia terjatuh dari ranjang.

“Mwoya?? Wae?” tanya Donghae sambil mengucek matanya yang baru saja melek.

“Kenapa kau bisa tidur denganku, hah???” tanya Syhae dengan nada mengintrogasi namja yang telah terduduk di bawah itu. “Tak kusangka kau tega melakukannya, oppa.” Kini ia mulai terisak kecil.

“Aish.. kau.. oohh.. jebal, Sy~ah. Jangan lagi,” umpat Donghae.

“Mwo???” Syhae tak mengerti.

“Berhentilah berteriak setiap kali kau membuka matamu dan melihatku tidur di sampingmu, Kim Syhae!!” teriak Donghae. “Bahkan ini yang ke..lima.. ani, delapan..ani, aasssshhh..sudah sering kau bertingkah yang aneh pada suamimu sendiri.”

“Eh??”

“Keurom, aku ini sudah menjadi suamimu, Kim Syhae.”

Syhae menggaruk kepalanya, berpikir sejenak.

“Joha, kau ingat sekarang?” kata Donghae memperlihatkan cincin di jari tangan kirinya.

Syhae melirik cincin di tangan namja itu kemudian melihat benda yang serupa juga melingkar di jari manisnya. Barulah Syhae sadar. Berulang kali ia teriak saat melihat Donghae tidur di ranjang yang sama dengannya. Dia selalu lupa kalau sebulan yang lalu ia sudah resmi menjadi istri dari Lee Donghae. Tepatnya pada tanggal 7 Juli 2011 lalu mereka mengucap janji setia. Donghae yang mengenakan tuxedo putih terlihat semakin tampan dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Serasi dengan pengantin wanitanya yang juga menggunakan gaun putih, berjalan menuju altar didampingi oleh ayahnya. Akhirnya selama 2 tahun pacara, mereka mendahului hyungnya, Yesung yang duluan bertunangan dengan pujaan hatinya.

“Bisa-bisanya kau lupa dengan suamimu sendiri, hah?? Bukannya memberi ciuman selamat pagi, malah teriak-teriak nggak jelas,” ucap Donghae mengacak rambutnya sendiri dan kembali naik ke ranjang.

“Ahh… mianhaeyo,” ucap Syhae lirih dan menunduk. Ia merasa sedih dan malu karena terus-terusan mengulang perbuatannya itu.

Donghae segera meraih Syhae kedalam pelukannya.

“Hmm.. gwenchana,” ucap Donghae mengelus kepala Syhae.

“Mianhae, aku selalu membuat pagimu seperti ini. Aku hanya terkejut saat melihatmu. Satu-satunya yag pernah menemaniku tidur hanya Kyuhyun oppa, itu pun saat aku deman tinggi,” jelas Syhae.

“Jinjayo? Lalu Siwon?” tanya Donghae yang masih memeluk erat Syhae.

“Dia tak pernah tidur menemaniku, takut dosanya nambah katanya.”

Donghae terkekeh mendengarnya. Kemudian ia menarik tubuh Syhae agar kembali tidur, sementara tangannya masih saja memeluk erat istrinya.

“Yaa!! Hentikan!,” pinta Syhae lirih.

“Hmm?”

“Apa kita akan terus berpelukan seperti ini, hah? Hari sudah siang, ayo kita turun,” kata Syhae yang masih berada dalam dekapan namja romantis itu.

“Shireo! Ini baru jam 6 pagi,” kata Donghae melirik kearah jam dinding. “Tetaplah seperti ini, 5 menit saja!”

Tanpa banyak ba bi bu Syhae menuruti permintaan Donghae. Dia tersenyum dan mempererat pelukannya. Gadis pecicilan yang takluk jika berhadapan dengan pria seromantis Lee Donghae.

***

Pengantin baru itu akhirnya keluar kandang juga. Donghae menuruni tangga dengan Syhae berada dipunggungnya. Dengan manja Syhae menggelayot dipunggung Donghae.

“Yaa!! Ternyata kau berat juga, yah?” kata Donghae menoleh ke wajah Syhae yang tepat berada di sebelah wajahnya.

“Hey, perhatikan saja langkahmu. Jangan sampai kau membuatku jatuh dari gendonganmu,” kata Syhae mengalihkan perhatian.

“Yup! Kita sudah sampai tujuan tuan putri. Silakan turun,” ucap Donghae saat mereka sudah sampai di dapur.

“Aku akan membuatkan panekuk untukmu,” ucap Syhae tiba-tiba.

“Mwo?? Panekuk?” tanya Donghae ragu.

“Hmm!! Panekuk saus coklat,” jawab Syhae. Kini tangannya sudah sibuk mencari-cari bahan-bahan di lemari penyimpan.

“Apa kau bisa?”

“Jangan panggil dia Kim Ryeowook kalau dia tidak bisa mengajariku cara membuat panekuk,” Syhae terkekeh.

Syhae mulai membuat sarapan untuk Hae. Tangannya dengan lihai membuat sarapan untuk suaminya tercinta itu. Dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama panekuk saus cokelat buatan Syhae sudah jadi.

“Thadaaaaaa… panekuk saus cokelat sudah siap.” Syhae menyodorkan sepiring panekuk buatannya kearah Donghae yang masih memakai piyama yang sama dengan milik Syhae.

“Jal Meokgesseumnida..” Donghae mengunyah suapan pertamanya.

“Eottae??”

“Hmm…massita!!” jawab Donghae dengan gesture yang menunjukkan bahwa masakan istrinya itu enak sekali.

“Jinja? Kalau begitu makanlah yang banyak,” ucap Syhae menambahkan beberapa potong panekuk ke piring Donghae.

‘ting.. tong..’

“Ah, ada tamu sepertinya,” ucap Syhae saat menyuap panekuk pertamanya.

“Pagi-pagi begini?? Oh, yang benar saja,” Donghae setengah kesal.

“Gwenchana, siapa tahu tamu penting.” Syhae beranjak dari kursinya menuju pintu.

‘ckreekk’

“Annyeong haseyo……” suara riuh langsung terdengar.

“Ehh??? Kalian??? Mau apaaa??” Syhae panik saat melihat Kyu couple, Yevi, Yesung, Leeteuk, dan Eunhyuk beramai-ramai bertamu di pagi buta seperti ini.

“Yaa! Kau ini. Bersikap sopanlah pada tamumu,” ucap Kyuhyun yang langsung nyelonong masuk, bahkan Syhae belum mempersilakan dia masuk.

“Whoaaa… rumah yang manis,” ucap Kyuki dan langsung mengikuti jejak namjanya yang kurang ajar itu.

“Hyuuuuunnggg..” Kyuhyun berlari menuju Donghae.

‘uhukh..uhuukh’

Donghae tersedak.

“Omoo! Gwencahana?? Sy~ya, suamimu tersedak.” Kyuhyun menepuk punggung Hae keras hingga menimbulkan bunyi.

“Ya!! Itu menyakitkan, Cho Kyuhyun! Geumanhae!!” tepis Donghae yang langsung berdiri menghindar dari setan itu.

“Ada apa kalian datang merusak pagiku yang indah bersama istriku ini, hah?”

“Aighooo! Memangnya dunia ini milik kalian sendiri? Sampai-sampai kalian melupakan kami?” timpal Yevi.

“Keurom, masih terlalu pagi untuk mengganggu kemesraan kami.” Donghae memeluk Syhae dari belakang. Dan sesekali mencium rambutnya.

“Aiiiihhhh….jangan begitu. Ada yang merasa terkhianati nih,” ledek Kyuki melirik Eunhyuk yang manyun.

“Neo!!” tunjuk Eunhyuk pada Kyuki.

“Kyu…” rengek Kyuki pada Kyuhyun saat Eunhyuk hendak menjitaknya.

“Sekali saja kau sentuh yeojaku, aku bersumpah demi kerajaan setan diseluruh muka bumi, aku akan membuat hidupmu tak tenang, hyung!” ancam Kyuhyun sadis.

Kyuki terkekeh menang, menjulurkan lidah meledek Eunhyuk.

“Hhhhh…. Joha..joha.. Aku kalah,” gerutu Eunhyuk.

“Hey, masih ada aku, bukan?” Teuki tiba-tiba mendekati Eunhyuk dan mengedipkan matanya seduktif.

“Ya! Ya! Ya! Jangan jadikan aku pelampiasanmu, ya. Walaupun aku tahu kau kesepian setelah ditinggal wamil oleh Kangin,” Eunhyuk menjauhi leadernya yang bertingkah aegyo.

“Hahahahahaha….” Kyuhyun tertawa bangga.

“Wae? Kenapa kau tertawa seperti itu, hah?” Eunhyuk benar-benar ingin menelan magnaenya.

“Haha..aniya..hahaha..hanya saja aku kasihan melihatmu. Kau ditinggal menikah dengan couplemu yang raja skinship itu. Bahkan..hahaha.. kau sekarang harus tega melihatnya berskinship-ria dengan orang lain..hahaha.” Kyuhyun nampaknya hari ini benar-benar berubah menjadi sosok setan yang menyebalkan.

“Dia itu istrinya, bodoh!” Eunhyuk melempar bantal kearah Kyuhyun.

“Whoaaa…jadi kalian pagi-pagi datang kemari hanya untuk membuat keributan dirumah kami? Apa dinding dorm sudah tidak betah mendengar omelan kalian?” Donghae angkat bicara setelah melihat member saling mengejek.

“Nah lo.. Raja Mokpo lagi marah. Siap-siap tsunami melanda Seoul,” ledek Yevi yang dari tadi duduk manis di sofa bersama Yesung.

“Ah, mainhae. Sebenarnya kami hanya ingin memberi kalian ini,” ucap Leeteuk sambul menyodorkan bungkusan berwarna orange.

“Ige mwoya?” tanya Syhae.

“Bukalah!” perintah Teukie.

Dengan penasaran Syhae membukanya.

“Aaahh… apa-apaan ini???” Syhae syok melihat apa hadiah yang diberikan oleh mereka. Syhae sedang memegang figura berukuran poster. Didalamnya terpampang beberapa foto berukuran kecil di tepi. Foto Syhae sedang menatap Donghae, Donghae sedang memandang Syhae yang sedang tidur, Syhae menyiram Hae dengan air saat mencuci mobil, Donghae memeluk Syhae dari belakang saat di toproof dorm. Dan di tengah-tengah ada foto mereka berdua yang paling manis, siluet mereka sedang……kisseu di pantai.

“Ini..Ini.. dari mana kalian mendapatkannya???” teriak Syhae.

“Hehehe… semua itu ideku,” ucap Kyuhyun.

“Ide yang brilliant, bukan?” timpal Kyuki.

“Ahaha.. sangat brilliant, Kyuki~ah. APA TIDAK ADA HADIAH YANG LEBIH MENGEJUTKAN LAGI, HAAAH???” teriak Syhae. Dia malu karena selama ia sedang jalan dengan Hae, mereka membuntuti dan mengambil foto mereka diam-diam. Bahkan adengan ciuman pun tak mereka lewatkan.

“Kalian membuntuti kami dan memfotonya secara diam-diam??” tanya Donghae.

“Ya iya dong,” ucap Yevi bangga.

“Aaahh.. gomawo. Hadiah ini akan kami simpan baik-baik,” ucap Syhae.

“Terima kasih karena sudah mengabadikan cerita cinta kami,” ucap Donghae meraih pinggang yeojanya dan menciumnya dalam-dalam. Syhae membalas perlakuan suaminya itu dan melingkarkan tangannya dileher Donghae. Tak peduli beberapa pasang mata sedang menonton adegan manis itu. Toh, mereka mungkin sudah terbiasa menontonnya secara diam-diam saat misinya mengumpulkan foto-foto itu.

“Aaahh.. hyung, temani aku mengambil anggur di mobil,” ucap Eunhyuk keki menarik lengan Teukie.

Yevi tersenyum santai di sofa melihat dua insan di depannya itu dan kembali membaca buku ditangannya. Namun namjanya, Yesung tak mau membuang kesempatan.

Di meja makan mata Kyuki membulat untuk kedua kalinya. Sepasang lagi yang mengulangi adegan HaeSy couple barusan.

“Aigooo.. mereka ini,” gumamnya.

“Wae? Kau ingin melakukannya juga??” tanya Kyu yang duduk di sebelahnya.

“Ya! Jika kau berani maju satu centimeter sekalipun, mati kau, Cho Kyuhyun!!” ancam Kyuki memegang garpu.

“Joha!” Kyuhyun menahan kuat tangan Kyuki.

Secepat kilat Kyuhyun melakukan tantangan dari kekasihnya itu. Dan kali ini dia mendelik tanpa protes. Evil itu melakukannya.

Kyuhyun terkekeh.

“Sudah. Aku sudah melakukannya. Kau tidak ingin membunuhku?”

“CHO KYUHYUUUUUNNN!!!!!”

Kyuki menghujani Kyuhyun dengan pukulan. Donghae dan istrinya hanya tertawa melihat tingkah pasangan yang satu itu. Tak pernah akur.

“Ya! Nona Chae, bukankah kalian sudah bertunangan? Jadi kenapa Kyu menciummu saja tidak boleh?” ucap Hae.

“Ya-ya… karena aku tidak mau,” sungut Kyuki.

“Tidak mau kalau cuma sekali, yaaa???” goda Kyuhyun.

“Kali ini aku benar-benar murka, Tuan Cho.” Kyuki mengangkat botol saos yang siap dilemparkan pada Kyu.

“Ah.. Joha.. joha.. mian..jeongmal mianhae, Nona Chae,” kata Kyuhyun menangkupkan kedua tangannya.

Syhae dan Donghae tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan C-Kyu couple itu.

“Donghae~ya, kurasa kalian kedatangan tamu lagi,” ucap Leeteuk saat dia masuk.

“Tamu?? Siapa, hyung?” tanya Donghae.

“Annyeong haseyo, Donghae~ssi, Syhae~ssi,” sapa seorang gadis yang dulu pernah menjadi rival Syhae, Jung Hakyo.

Kyuki yang tadi sibuk memukuli Kyuhyun kini terbelalak dengan mulut komat-kamit sebal saat melihat Hakyo datang. Sedangkan Yevi yang baru saja melihat mimik wajah Kyuki langsung menoleh kearah mata yang dituju Kyuki. Dan reaksinya pun sama.

‘Jung Hakyo! Untuk apa kau muncul lagi, hah??’ batin Kyuki.

‘Jika tahu kalau nenek sihir ini akan datang, aku akan menggembok pagar rumah Syhae’ batin Yevi.

‘Darimana dia tahu rumahku? Dan untuk apa dia datang kemari? Apa kali ini dia masih ingin melaksanakan ancamannya dulu? Kali ini apa lagi yang akan dia lakukan??’ Syhae diliputi banyak pertanyaan di benaknya.

= TBC =

HOT ISSUE (part 2)

•Agustus 20, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar

Main Cast : Kim Syhae, Lee Donghae, Ok Taecyeon

Other Cast : Super Junior, 2PM, An Jisun

Genre : Romantic

Setting : Seoul

 

===========================================================================

[Taecyeon POV]

Tiga minggu setelah itu Syhae mulai muncul di depan public. Dan seperti biasa, blitz kamera tidak akan melewatkannya. Beberapa kali kami tertangkap kamera sedang jalan berdua. Tapi baru kali ini kami berhasil mereka tahan untuk sekedar ditanyai. Kali ini akulah yang akan mati. Yeoja ini memang senang sekali membuat gempar. Walaupun aku tahu itu bukan keinginannya. Tapi kalau dipikir-pikir, berani sekali Syhae mempertaruhkan karir yang sudah ia dapatkan dengan susah payah. Dia menghilang begitu saja dengan kontrak yang masih setumpuk. Dan..ting tong…sekarang muncul begitu saja dengan membawa-bawa namja tampan, Ok Taecyeon.

“Kim Syhae~ssi, kemana saja anda selama ini? Apa anda menghindar karena hubungan anda dengan Donghae yang sudah berakhir?”

“Aniyo, buat apa aku menghindar? Aku hanya ingin liburan sejenak. Setelah beberapa kontrakku dibatalkan sepihak, aku rasa aku memiliki waktu banyak. Jadi aku ingin menikmatinya seorang diri,” ucap Syhae dengan menyunggingkan senyum menawannya.

“Mengapa mereka memutuskan kontrak dengan anda?”

“Entahlah. Mungkin karena pemeritaan tentangku itu. Tentang aku yang dulunya seorang penyanyi di café sederhana, jadi mereka beranggapan..yaahh..seperti itulah. Pabo sekali orang yang berpikiran seperti itu, ya.”

Astaga! Dia benar-benar mengibarkan bendera perang. Dia sama sekali tidak terlihat sedih, kecewa, bahkan malu dengan berita yang selama ini menerpanya. Dia benar-benar wanita yang tangguh. Donghae akan menyesal karena telah melakukannya. Meninggalkan wanita dengan sejuta hal yang mengejutkan.

“Lalu bagaimana pendapat anda tentang hubungan Donghae dengan kekasih barunya?”

Bingo! Pertanyaan itu akhirnya keluar juga.

“Oh, dia. Model itu, ya? Siapa namanya? Oh, iya, An Jisun. Dari penampilannya, sepertinya dia gadis yang pintar dan juga baik hati. Semoga aku tidak salah. Aku berharap dia akan lebih bahagia dengannya.”

“Dan kau Taecyeon~ssi, beberapa kali kami menjumpai kalian sedang jalan berdua, apakah kalian ada hubungan istimewa?”

“Hah? Aku? Eummm… tidak ada yang memiliki Syhae sekarang, jadi masih ada kemungkinan aku akan mendekatinya… hahaha,” aku terkekeh sejadi-jadinya. Semoga perkataanku ini akan melancarkan rencana kami.

[Taecyeon POV End]

[Donghae POV]

“Hyung, lihat!” Kyuhyun membanting majalah di meja. “Sekarang, apa yang akan kau lakukan, hah?”

Aku melirik judul dari artikel itu.

 

Hot Issue : “SETELAH PUTUS DARI SUPER JUNIOR’S LEE DONGHAE, 2PM’S TAECYEON MENDEKATI KIM SYHAE.”

 

Apa-apaan ini? Apa aku tidak salah baca? Syhae akan benar-benar direbut oleh orang lain? Andwe! Aku tak rela jika itu sampai terjadi. Tapi melihat kondisiku yang sekarang, aku tak mampu untuk merebut Syhae kembali.

“Oppa, kau tidak berniat untuk mengacaukannya, kan?” tanya Jisun yang duduk di depanku.

“Molla. Aku tak bisa berpikir sekarang. Jujur, melihatnya kembali, itu membuatku sangat ingin memeluknya dan meminta maaf padanya. Kalian semua tahu kan kalau aku masih mencintainya.”

“Tapi bagaimana denganku?” tanya Jisun. Ah, iya. Aku punya kesepakatan dengan manajer Jisun. Kesepakatan konyol yang memaksaku untuk menjalin hubungan tabu ini dengan anak asuhannya. Kalau bukan demi karir Syhae, aku lebih memilih untuk membuang anjing kesayanganku daripada harus berpacaran dengan gadis manja seperti Jisun. Bahkan dia tidak lebih tinggi dari Syhae, bagaimana dia bisa di trainee untuk jadi seorang model?

“Sebaiknya kalian segera mengakhirinya, sebelum semuanya menjadi lebih buruk lagi.” Teuki hyung datang untuk memberi solusi.

“Shireo!”

“Eh? Apa maksudmu?” Kyuhyun bertanya pada Jisun apa maksud perkataanya barusan. Jisun gelagapan mencari jawaban.

“Ah..eh..aniyo.. maksudku.. jangan sekarang. Syhae akan kembali jatuh ketika Donghae oppa datang lagi. Saat ini adalah waktu untuknya untuk kembali bersinar, kalian bisa lihat kan. Dia mulai mendapatkan kembali kontrak-kontraknya.”

“Tapi sampai kapan Syhae harus beranggapan kalau kita berdua benar-benar sepasang kekasih?” aku kesal dan lelah menghadapi permainannya.

“Hingga pada waktunya nanti,” jawabnya singkat. Seolah-olah memberi harapan. Entah apa yang sedang ia rencanakan saat ini. Yang jelas aku hanya ingin kembali di sisi Syhae lagi. Aku senang melihat Syhae kembali dengan keadaan baik-baik saja. Mengingat perkataanku waktu itu, aku tahu hatinya pasti sangat terluka olehku. Tapi kenapa dia kembali dengan membawa berita itu?

[Donghae POV End]

 ♥♥♥

 Hari ini launching 2nd album dari 2PM. Mereka mengadakan sebuah acara di Lotte Hall. Tamu undangan telah memadati hall yang sebagian besar berasal dari wartawan. Ada beberapa boyband dan girlband yang muncul dalam undangan itu. Tak terkecuali Donghae dan Jisun. Sebenarnya, bukan Donghae yang diundang oleh 2PM, tapi Jisun. Wae? Karena Jisun adalah teman Chansung sewaktu duduk di bangku sekolah dasar.

Setelah mengedarkan pandangannya, Donghae akhirnya menemukan sosok yang ia cari. Syhae. Tapi ia sedang bersama dengan Taecyeon, Jo Kwon, dan Nickhun. Donghae hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Sepertinya keputusannya menghadiri undangan ini adalah kesalahan terburuknya. Berulang kali Taecyeon mendaratkan kecupan di puncak kepala Syhae. Tangan Taecyeon pun tak pernah teralih dari pinggang Syhae. Betapa mesra sekali pasangan itu. Dan hal menyakitkan itu semua dapat Donghae lihat dengan jelas.

“Sudah waktunya,” kata Nickhun pada Taecyeon.

“Ah, jinja? Chagi, tunggu aku disini, ya. Jangan kemana-mana.” Dan sekali lagi Taecyeon mencium Syhae, kali ini tepat dipipinya.

“Yya! Hentikan itu sebelum wartawan mengkap gambar kalian yang sedang skinship ini,” ucap Nickhun.

“Wae?? Kau iri? Lakukanlah pada istrimu itu, Victoria. Bukankah kau mengundangnya, kan?” Taecyeon membuat Nickhun bersiap ingin melempar gelas minuman yang ada di tangannya.

Syhae terkekeh melihat Nickhun yang mati gaya.

“Ternyata benar trivia itu. Taecyeon akan berubah menjadi lebih berisik, bereaksi berlebihan dan agresif jika berhadapan dengan wanita.. hahahaha….” Syhae tertawa.

“Mati kau, Taecyeon. Mati.” Nickhun merasa menang dengan perkataan Syhae barusan.

“Aiisshh..neo…Syhae~ya..jinja…aishh.. aah..sudahlah. Kajja!” ucapnya menarik lengan Nickhun dan segera menuju panggung. Syhae mengepalkan tangan kearah member lain, dan mengucapkan ‘Hwaiting’ dengan lirih.

Melihat kesempatan Syhae sedang sendiri, Donghae segera menghampirinya. Mumpung Jisun sedang asyik ngobrol dengan Sulli. Donghae meraihnya tangan Syhae dan menariknya sedikit menjauh dari kegaduhan itu.

“Apa yang kau lakukan barusan?” Donghae memegangi kedua bahu Syhae.

“Oh, Donghae~ssi, apa yang kau tanyakan? Kau sendiri apa yang kau lakukan barusan?”

“Kau? Seenaknya Taecyeon menciummu?”

Syhae mengernyitkan dahinya kemudian tertawa.

“Ya! Lee Donghae. Kenapa memangnya? Bukankah aku bukan apa-apamu lagi? Bukankah kau tak pernah mencintaiku? Dan sekarang buat apa kau menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini?”

“Tapi sebenarnya aku masih sangat mencintaimu.” Ucap Donghae.

“Saranghamnikka??? Geurae, kalau begitu tinggalkan An Jisun dan rebut aku dari tangan Taecyeon. Sebelum semuanya terlambat.”

 

[Syhae POV]

“Saranghamnikka??? Geurae, kalau begitu tinggalkan An Jisun dan rebut aku dari tangan Taecyeon. Sebelum semuanya terlambat.” Aku menantangnya. Lihat apa reaksinya? Dia bahkan tak menujukkan kesungguhannya kalau dia masih mencintaiku. Intro lagu terbaru dari 2PM pun menggema. Dia masih terdiam. Tak memberikan reaksi hingga lagu itu usai.

“Seperti yang pernah kujanjikan, aku akan memberikan sebuah kejutan saat launching album ini. Dan aku rasa kalian sudah tidak sabar untuk menantikannya,” Taecyeon berbicara dengan tegas di depan microphone. Ia begitu tampan.

“Kim Syhae, bisakah kau naik ke atas panggung?” pinta Taecyeon dari atas sana. Aish! Apa yang akan dia lakukan sekarang. Aku melirik Donghae sekilas, lalu pergi meninggalkannya. Kunaiki tangga menuju panggung dengan penuh tanya. Jangan sampai bocah autis ini melakukan hal aneh di depan publik. Jangan sampai dia mengatakan kalau dia mencintaiku. Kalau itu sampai terjadi, matilah kau, oppa!!

Kini aku tepat berada disampingnya.

“Geurae, aku memang tak romantis. Hajiman…”

Dia menggantung kalimatnya dan segera meraih sesuatu dari kantong jasnya. Dan… dia berlutut di depanku.

“Aku ingin melamarmu!”

Eh? Ige mwoya? Apa-apaan ini? Ini tidak masuk dalam scenario, kan? Dia melamarku dengan cincin ini? Astaga, namja ini. Dia benar-benar melakukannya??

Aku panik, kulemparkan pandanganku kearah member lainnya yang ada di belakang kami. Yang kudapat hanyalah bahu-bahu yang terangkat dan gelengan kepala mereka, menunjukkan kalau mereka tidak tahu rencana Taecyeon.

“Syhae~ssi? Kau tidak akan menghancurkannya, kan?” tanyanya.

Kulirik Donghae di bawah sana sedang shock. Sedangkan disebelahnya ada gadis yang sepertinya hobbynya menempel seperti parasit. Dan sialnya gadis itu tersenyum licik, aahh.. jinja..senyum penuh kemenangan. Astaga!! Apa yang Taecyeon lakukan? Haaaaaa….. eottoke??? Ah, geurae, ini pasti bagian rencananya. Fiuh!! Arasseo!!

[Syhae POV End]

 ♥♥♥

 “Donghae~ya!! Keluarlah. Sudah semingguan kau tidak keluar kamar. Kami mencemaskanmu,” Eunhyuk menggedor-gedor pintu kamar Donghae yang terkunci sejak ia pulang dari acara launching album 2PM. Terakhir yang mereka dengar adalah teriakan demi teriakannya. Itupun sudah tiga hari yang lalu.

“Yya! Donghae,” teriak Heechul.

“Hyung, keluar dan makanlah. Kau bisa sakit. Hyung?? Aissshh.. hyung??” Kyuhyun teriak-teriak frustasi. Tak mendapat sahutan dari dalam, Kyuhyun menghela napas panjang dan…..

“YYAAAA!!! LEE DONGHAE!!! KELUARLAH! AKU AKAN MENGHAJARMU, DONGHAE~YA!!!”

Bukannya Donghae yang marah, malah Eunhyuk dan Heechul yang berada disampingnyalah yang mendelik menatapnya.

“Tak ada cara lain, hyung. Mian,” ucap Kyuhyun lirih tanpa mengindahkan tatapan maut namja disampingnya. Kali ini Kyuhyun mengeluarkan jati dirinya. Dia benar-benar tak habis pikir kalau Donghae ngambek seperti ini.

“Arasseo! Tak ada cara lain. Donghae, kali ini kau keterlaluan.” Leeteuk datang dengan kunci cadangan di tangannya.

‘ckreek..ckreek’

Donghae? Eodisseo?

Mereka berempat melangkah masuk ke kamar itu. Sepi.

“DONGHAE?? Aisshhh… apa yang terjadi padamu??” teriak Leeteuk saat menemukan Donghae tergeletak di sebelah tempat tidurnya.

“Donghae? Donghae? Ireona! Ireona palli!!” Heechul menguncang tubuh Donghae. Berharap Donghae membuka matanya. Derap kaki para member langsung terdengar. Mereka melongok kamar Donghae. Dan ikut-ikutan panik saat melihat Donghae pingsan.

 

[Flashback launching album 2PM]

“Aku ingin melamarmu!”

“Haah? Oppa?” kata Syhae terkejut.

“Nee, menikahlah denganku, Kim Syhae!”

Syhae mengangguk pelan, namun dapat dipastikan ruangan itu riuh oleh seruan dan tepuk tangan para tamu undangan. Syhae menerima lamaran Taecyeon. Taecyeon berdiri dan segera meraih tangan Syhae, menariknya agak maju ke depan panggung.

“Nee. Kamsahamnida… kalian sudah mau menunggu jawaban dari yeoja ini. Namun, sayang sekali. Ini bukan kenyataan.” Riuh ruangan itu tiba-tiba hening sejenak.

“Ini hanya sebuah adegan untuk MV kami selanjutnya. Jadi, mohon maaf karena telah membuat kalian terkejut. Jeongmal mianhae..” Taecyeon dan Syhae membungkuk dalam. Diikuti member 2PM yang lainnya. Tamu undangan dibuat kecewa oleh tindakan Taecyeon.

[Flashback End]

 

Donghae membuka matanya ketika mendengar isakan seorang gadis. Ilusi. Itu hanya ilusinya saja. Syhae tak akan datang menjenguknya. Terlalu sakit bagi keduanya jika mereka bertemu lagi, itu kata Siwon. Mereka semua sepakat untuk merahasiakan keadaan Donghae pada siapapun. Jika sampai orang luar tahu, otomatis Syhae akan tahu. Ahhh, susah untuk dijelaskan. Yang pasti, mereka tidak boleh bertemu untuk saat ini.

Sehari…

Seminggu.. dua minggu..

Betapa berpengaruhnya Syhae pada akal sehat laki-laki ini. Donghae menolak pulang ke dorm walau keadaannya sudah dinyatakan sehat seminggu yang lalu. Namja ini sudah gila. Gila karena cinta tepatnya.

“Donghae~ya, mau sampai kapan kau seperti ini? Schedule kalian padat sekali. Kau harus segera menghadirinya. Kita akan rugi jika kau tetap seperti ini,” ucap Seunghwan pada Donghae yang menatap keluar jendela. Persis seperti mayat hidup.

“Buat apa hyung bicara seperti itu? Shireo! Pulang akan membuatku makin menderita,” ucap Hae dengan lesu.

“LEE DONGHAE!!!” Seunghwan membentak Donghae.

Donghae menoleh pelan kearah managernya itu.

“Wae?? Kau ingin memukulku? Menuntutku??” Hae menatap sengit. “Kau yang membuatku seperti ini, jadi nikmatilah hasil yang kau inginkan.”

“Oppa, jangan seperti itu,” Jisun berjalan mendekati Donghae. “Semua itu demi kebaikanmu dan Syhae onnie.”

“Neo!” Donghae menunjuk Jisun. Jisun terdiam ditempat. “Benar-benar..menyebalkan!! Berhentilah seolah-olah kau ini malaikat penolong. Kau ini tampak jelas sekali sedang memanfaatkan keadaan ini, keuraechi??”

“Hah? Aniyo! Aku tulus mencintaimu, oppa. Teganya kau berkata seperti itu.”

“Cish! Cinta? Naneun paboya???” Donghae mendengus.

“Belajarlah untuk mencintai seseorang dengan cara yang sehat, An Jisun~ssi,” ucap Donghae membuat Jisun dan Seunghwan bingung.

“Oppa, apa maksudmu?” Jisun tampak bingung atau malah pura-pura bingung.

“Ahaaha!!” Donghae tertawa kecut. “Kau! Kau yang menyebarkan issue tentang Syhae kalau dia adalah bukan gadis baik-baik karena dia dulu penyanyi di sebuah café di Jepang. Kau juga yang mengusulkan kesepakatan konyol ini. Kau! Kau yang menginginkan ketenaran itu. Kau yang memanfaatkanku, An Jisun!!” Donghae mengeluarkan uneg-unegnya yang ia simpan sejak ia mendapat hasil penyelidikan orang suruhannya, dua hari yang lalu. “Kau ingin tenar, bahkan sebelum waktu debut yang telah ditentukan. Benar, kan??”

Eunhyuk, Jisun, dan Seunghwan terkejut mendengar ucapan Donghae.

“Jisun~ah, apa itu benar??” tanya Eunhyuk.

“Geurae. Aku yang melakukannya. Aku iri dengannya. Kenapa kau memilihnya dan bukannya memilih aku yang jelas-jelas mengidolakanmu dari dulu?” pernyataan Jisun membuat Seunghwan menepuk jidatnya.

“Jisun~ah, apa yang kau lakukan? Kau mengacaukannya,” Seunghwan memerintahkan Jisun untuk diam.

“Oohhh, geurae. Jadi kau juga ikut andil dalam scenario ini, hyung?”

“…”

“Hyung!! Jawab aku!!”

“Joha! Aku akan buat konferensi pers mengenai masalah ini.” Donghae mengancam.

“Andwe! Kau ingin mati? Bagaimana karirmu?” Seunghwan panik. Donghae tidak main-main kali ini. Matanya mengatakan kalau ia akan benar-benar melakukannya.

“Karirmu pun akan tamat jika kau tak segera mengakhirinya,” tunjuk Donghae pada Jisun.

Member akhirnya mengerti kenapa Donghae tega melakukan hal itu pada Syhae. Mengingat Donghae sangat gila ketika ingin mendapatkan cinta Syhae saat itu. Setelah dibujuk oleh Siwon, akhirnya Donghae mau pulang ke dorm.

“Jadi bagaimana sekarang?” tanya Kyuhyun.

“Molla. Kita harus fokus menggarap 5jib. Kita tidak ingin membuat para ELF diluar sana kecewa, kan?” kata sang leader.

“Tapi mengingat keadaan hyung yang seperti itu, aku tidak yakin kalau dia bisa berkonsentrasi penuh,” balas Kyuhyun lagi.

“Jangan khawatir,” Donghae keluar dari kamar dan ikut bergabung. “Aku akan professional, 5jib akan rampung sesuai jadwal.”

“Kau yakin? Kau tidak akan membuat pernyataan mengejutkan saat konferensi pers, kan?” tanya Kyuhyun lagi.

“Tidak. Aku tidak akan melakukan apa-apa. Jika Syhae lebih bahagia dengan Taecyeon, aku akan melepaskannya,” Ucap Donghae lirih.

“Mana boleh seperti itu.” Tiba-tiba Eunhyuk angkat bicara. Sedari tadi monyet itu memang telungkup di sofa. Mereka mengira kalau anak itu sedang berjalan-jalan ke ‘dreamland’.

“Eh? Kukira kau sedang tidur, Hyukie,” kata Teuki kaget.

Teuki dicuekin.

“Katamu kau cinta mati? Hanya seperti ini kah perjuanganmu, Lee Donghae??” Eunhyuk semangat sekali menceramahi ikan itu. “Kau berjanji padaku kalau kau akan memperjuangkan Syhae hingga mati. Tapi kenapa baru segini kau sudah menyerah? Ingat! Taecyeon belum resmi menjadi kekasih Kim Syhae. Jadi kau masih bisa memperbaikinya.”

Donghae hanya diam. Memutar otaknya mencari jalan keluar dari masalah ini.

♥♥♥

 [Syhae POV]

Apa ini akan berbuah manis? Bagaimana kalau malah gagal? Aku belum siap jika harus kehilangannya. Dia, orang yang membuatku benar-benar merasakannya, rasa yang hanya hatikulah yang dapat memahaminya. Aku tak sanggup untuk melihatnya lagi. Rasanya seperti puluhan anak panah yang ia tembakan ke jantungku. Sakit rasanya. Menghilang selama berbulan-bulan kupikir akan membuat keadaan semakin membaik, ternyata tidak. Ia masih saja bersikeras dengan gadis itu. Apa yang sedang ia pikirkan? Mencampakkan seorang gadis sepertinya bukan keahliannya. Tapi inilah yang terjadi padaku sekarang. Aku, seorang gadis yang telah terpikat oleh semua yang ada pada dirinya. Terserah apa yang mereka bilang tentangku. Pesonanya itu mampu menyayat hatiku saat ia menggandeng An Jisun. Membuatku ketagihan akan bisikan lembutnya. Dia bagai candu bagiku.

Kulirik kalender meja yang ada di sebelahku. Hari ini, 14 Juni. Sial! Kenapa aku harus melihatnya?? Kenapa harus tanggal 14?  Tanggal dimana kami selalu melakukan ritual konyol setiap bulannya. Sungguh menggelikan.

 

——————————————————————————–

= 14 Juli 2010 =

“Silver day.”

“Mwo?” Donghae bingung mendengar perkataan Syhae.

“Nee, hari ini Silver day, kita minta mereka mentraktir kita nonton, makan, jalan-jalan__

“Heh! Kau ingin kita mati? Kita dalam masa persembunyian, bagaimana kalau semuanya tahu hubungan kita?”

“Oppa, jebal..jebal.. aku ingin pergi jalan dengan kalian,” rengek Syhae.

“Shireo! Kita akan dinner di rumah saja, arasseo??”

“Cish!” Syhae mendengus kesal. “Aku ingin merayakan Silver Day.”

“Yaa!!! Berhentilah melakukan ritual konyol seperti itu, chagiya!”

Syhae mengerucutkan bibirnya. Dan Donghae tersenyum geli melihat tingkah kekeasihnya yang kesal itu.

——————————————————————————–

Bodohnya aku saat itu.

——————————————————————————–

= 14 September 2010 =

“Hana..dul..set..”

‘ckreek’

“Wuaa..Naega jeongmal yeoppo.”

“Pabo! Kalau kau tampan, itu aneh namanya. Yang tampan itu Lee Donghae.”

“Ahaaahhaa… Percaya diri sekali kau.”

“Keurom. Katakan kalau kau tidak terpesona melihat ketampananku, hah!”

“Aiihh.. Kajja! Kita buat selca sebanyak mungkin.”

“Kajja!!”

——————————————————————————–

 

Dan hari ini, 14 Juni 2011… ani.. aku tak boleh terlalu berharap. Mungkin itu selca terakhir kami. Jika cara ini tak berhasil. Hubungan kami benar-benar tamat. Pabo! Memangnya sekarang belum tamat??

“Chagiya….” Taecyeon datang bersama member lain. Dia langsung menghambur kearahku.

“Yaa!! Yaa!! Apa yang kau lakukan, hah?” aku meronta agar lepas dari dekapannya yang kurasa cukup susah untuk dilepaskan. Saat-saat begini, sempat-sempatnya dia berbuat iseng seperti ini. Hiisshh!!

“Taecyeon~ah, hentikan! Ingat rencana awal kita. Jangan sampai kau terbawa peran,” Junsu oppa mengingatkan.

“Shireo! Syhae kan kekasihku.”

“Taecyeon~ah!!!!” Junsu meninggikan nada bicaranya.

“Arasseo, hyung!”

Akhirnya Taecyeon melepaskanku juga. Dia membetulkan posisi duduknya kemudian melepas jacketnya dan menaruhnya di lengan sofa. Itulah dia, namja yang akhir-akhir ini jadi perhatian denganku, semenjak hubunganku dengan Hae berakhir. Dia selalu mengganggu moment-moment kesedihanku saat teringat Hae. Jika sedikiiit saja aku terlihat sedih, dia buru-buru mengerjaiku. Bukannya menghibur atau gimana, eh, ini malah tambah bikin kesel.

“Eh, tapi bagaimana kalau aku benar-benar mencintaimu, Syhae~ah?”

Tuh, kan! Mulai menyebalkan lagi.

“Haaa?? Mwoya? Cihh!! Oppa.. jangan bercanda.. aku tak mau pacaran dengan namja autis sepertimu. Bisa-bisa aku dikacangin saat kita kencan nanti,” ucapku padanya yang langsung dapat toyoran darinya.

“Autisnya tidak akan kambuh saat bersamamu, Sy~ya,” timpal Junho melirik-lirik Taecyeon. “Paling-paling kau akan dibuat bangkrut karena harus membayar makanan yang dipesan hyung.. hahaha,” timpal Junho.

“Yaaa!! Berhentilah mengataiku seperti itu, kau ini tidak sadar apa? Begini-begini Rain mengakui kalau absku paling bagus diantara namja-namja Korea, lho…” sahut Taecyeon bangga.

“Hadeeeeehhhh…. Itu kan baru Rain, belum tentu yang lainnya setuju. Iya kan, oppa?” tanyaku pada Wooyoung.

“KEURAECHIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak mereka semua. Taecyeon tengsin abis.

“Chagiya, ayo kita pergi keluar. Aku akan menunjukkanmu sesuatu,” ucap Taecyeon tiba-tiba menarik tanganku. Mengalihkan pembicaraan.

“Yaa!! Eodisseo?” aku menahan diriku dari tarikannya.

“Ah, cerewet! Ikut saja. Hyung, kami pergi dulu. Sebentar saja,” teriaknya pada Junsu.

“Ya!! Hari sudah hampir gelap,” Junsu teriak-teriak namun Taecyeon tetap saja menarik tanganku tanpa menoleh ke Junsu lagi.

Ternyata dia kelaparan. Hahahaha…. Dasar aneh!

“Wae? Gwenchana?” tanya Taecyeon saat kami sampai di depan La Ommet Restaurant.

“Hah? Oh, nee. Nan gwenchana, oppa.”

“Ah, kajja!” dia menarik tanganku, namun aku menahannya.

“Hajiman__

“Eh? Waeyo??”

“Kenapa kau mengajakku kemari?” tanyaku.

“Wae? Aku hanya ingin makan, aku sangat lapar sekali. Ada apa memangnya? Kau tidak suka restaurant ini?” tanyanya sambil melirik kearah pintu masuk restaurant mungil itu.

“Justru aku sangat menyukainya. Bisakah kita tidak masuk ke sana?” pintaku. Aku tertunduk, memainkan kakiku.

“Syhae~ya.” Dia mengangkat daguku hingga membuatku harus mendongak untuk menatapnya. Ya Tuhan! Kenapa hatiku jadi berdesir tidak karuan seperti ini? Dia sangat tampan. Walaupun kadang-kadang dia sangat menyebalkan, sesungguhnya dia adalah pribadi yang selalu ingin membuat orang-orang di sekelilingnya merasa senang. Sama seperti ‘dia’. Aishh!! Kenapa harus namja itu lagi yang terlintas di otakku?

“Apa karena dia lagi?” tanyanya polos.

“Mian.. Terlalu banyak memori kami di tempat ini, oppa.”

“Haahh…” dia mendesah. Nampaknya ia mulai kesal padaku. “Kenapa kau harus memikirkan dia? Sekarang saja belum tentu dia sedang memikirkanmu, Syhae.”

“Mianhae, terlalu sulit untuk melupakannya, oppa.”

“Ahh, joha! Kita pergi ke taman saja. Kajja!” dia menarik tanganku dan membawaku ke taman.

Sesampainya di taman, kami duduk di bawah pohon yang cukup besar, hanya beralaskan rumput hijau yang mulai lembab terkena embun malam. Astaga! Kenapa dari tadi aku hanya melihat pasangan-pasangan kekasih yang terlihat mesra di mana-mana? Aku jadi risih sendiri.

“Syhae?”

“Hmm? Waeyo??”

“Bukankah ini Kiss Day?” tanya Taec tiba-tba.

“Hee?? Dari mana kau tahu?” tanyaku terheran-heran. Bagaimana bisa? Seorang manusia seperti dia sempat-sempatnya mengingat tanggal 14 Juni, Kiss Day. Tradisi dimana sepasang kekasih akan memberi ciumannya kepada pasangannya pada tanggal 14 Juni.

“Pabo! Coba lihat itu,” dia menunjuk kearah sepasang kekasih yang terlihat sedang berciuman mesra sekali. “Lalu di sana.”

“Mem..Memangnya kenapa??” tanyaku padanya. Tiba-tiba dia terlihat mencurigakan.

“Kau ingin mencobanya denganku?”

“Haahh??? Apa yang ada diotakmu, Taecyeon~ah?? Shireo!!” aku memalingkan wajahku menghindari tatapannya yang nakal itu. Omoo!! Jangan sampai dia melakukannya. Kejadian ini mengingatkanku pada kejadian tahun lalu. Donghae melakukannya padaku. Mencuri ciuman pertamaku saat kami berada di dorm Suju.

Kurasakan tangan Taecyeon meraih tanganku dan menarikku kearahnya.

“A..apa.. yang akan kau lakukan, oppa? Ya! Ya! Ya! Kau jangan gila!” aku menarik mundur tubuhku, namun pinggangku sudah terkunci oleh dekapan tangan kirinya, sementara tangan satunya meraih tengkukku. Wajahnya semakin mendekat. Aku memejamkan mata pasrah, tak tahu apa yang akan dilakukan namja ini padaku.

“Hahahahaha!!!!”

Eh? Dia tertawa??

“Ternyata begini tampangmu saat akan diberi ciuman, hah? Hahahaha!!!” Taec tertawa meledekku.

“YAAA!!! Kau kira ini lucu? SAMA SEKALI TIDAK, ARASSEO??” aku mendorong tubuhnya lalu berdiri.

“Ayolah, aku hanya bercanda. Syhae….” Dia mengguncang-guncangkan tanganku.

“Shireo!” aku menepis tangannya. Aku malu sekali. Bisa-bisanya aku tertipu dengan akal bulus namja ini.

“Saranghae!”

“Woahaha… nado saranghae,” ucapku mencibir. “Lucu sekali.”

“Yaa!!” dia menarik tanganku hingga membuatku jatuh tepat dipangkuannya.

“Yaa!!! Apa lagi yang akan kau lakukan, hah??” kupukul dirinya.

“Heh, apa kau tidak sadar kalau semua orang sedang menatap kita? Jangan sampai besok beredar gossip kalau kita berdua bertengkar. Itu akan mengacaukan semuanya.”

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar, benar katanya. Kami sedang diperhatikan oleh beberapa pasang mata. Aku langsung memasang wajah sok cute dan tersenyum agar mereka semua berpikir kalau kami sedang baik-baik saja.

“Aku akan membunuhmu sesampainya di dorm nanti, oppa,” bisikku padanya.

“Coba saja.” Dia mencium kilat pipiku.

Aku mendelik ingin menjitaknya. Tapi itu tak mungkin kulakukan sekarang. Tunggu pembalasanku!!

 ♥♥♥

 @ 2PM’s Dorm

“Eh, ada tamu tuh.” Taecyeon mengalihkan topik saat bel pintu berbunyi. Dia habis disidang oleh member lain karena pengaduanku atas perbuatannya di taman tadi. Kekekek~~ bahagianya aku. Ada tempat pengaduan pelecehan sahabat di sini. Hahaha…

“Aku capek,” ucapku.

“Aku ingin cuci muka,” sahut Junho. Nickhun kabur menuju kulkas hijau di dapur.

“Joha!! Akan kubukakan pintu, kalau tamunya seorang namja, Syhae yang akan mengurusinya. Kalau yeoja, kita berlima yang menemuinya. Deal???” Taecyeon menawarkan option.

“Itu akal-akalanmu saja, Taecyeon~ah,” pekik Nickhun dari depan kulkas. Tangannya memegang segelas air es yang nampaknya brrr segarrrrrrrrr.

“I don’t care e e e e e….” namja itu berjalan bertingkah se-aegyo mungkin sambil menirukan gaya 2NE1. Konyol sekali.

Ah, mungkin tamunya wanita. Buktinya dia diam saja. Namaku aman! Fuih!

“Oppa????? Siapa yang datang? Tamu buatmu, kan??” teriakku dengan nada meledeknya. Senang rasanya bisa menang dari manusia satu itu. Hahahahahaaaaa….

Aku terkekeh pelan dan tiduran di sofa, menumpuk kakiku di lengan sofa. Nyantai dulu aaahhh..

“Syhae~ya…”

Ah, suara itu. Tidak asing di telingaku. Ah, ani! Itu hanya ilusiku saja. Omoo… kenapa susah sekali menghilangkan bayangan ikan itu dari otakku.

“Kim Syhae..”

Tuh, kan! Lagi..

“Kim Syhae, bisakah kita bicara sebentar??”

Aku tersontak kaget saat mendengar suara itu terdengar begitu nyata. Aku menoleh kearah suara itu berasal. Dan..

“Op..Oppa?? Sedang apa kau disini?” tanyaku pada Donghae yang kini ada di depanku. Kudengar Khun oppa terbatuk-batuk di dapur sana. Mungkin dia tersedak karena kaget. Sama kagetnya denganku.

“Mianhae. Tapi aku ingin bicara padamu,” ucapnya.

“Bicara apa?”

Dia menarikku tanpa permisi dengan member 2PM yang ada. bahkan dia tak memberiku kesempatan mengambil jaket. Dia mendorongku hingga punggungku sedikit terbentur tembok. Dia mengunciku dengan kedua tangannya yang ia tumpukan di tembok itu.

“Oppa? Wae?? Kenapa kau ini?” tanyaku.

“Syhae~ya, kau harus tahu kalau aku masih mencintaimu. Kau tak boleh menjadi milik orang lain selain aku. Aku tak kan bisa hidup tanpamu,” ucapnya. Matanya terus memandangku. Astaga! Aku bisa terbius kalau terus-terusan menatapnya. Jantungku kembali berdegub kencang. Apa aku terlihat gerogi? Ah, jangan sampai aku terlihat seperti itu di depannya.

“Lepaskan tanganmu, oppa!” kucoba keluar dari perangkap tangannya yang berotot itu.

“Shireo!” dia kembali mendorongku kasar. Kali ini dia memegang bahuku dengan kedua tangannya. Erat sekali.

“Oppa! Kau menyakitiku. Lepaskan!”

“Kau tahu, aku gila karenamu. Kau bagaikan candu yang tak ingin kulepas begitu saja. Aku tersiksa saat kau tak disampingku, Syhae~ya.”

“Kau pikir aku tidak? Kau memutuskanku begitu saja tanpa alasan yang masuk akal. Terlebih lagi kau menggandeng wanita lain yang kau kenalkan sebagai kekasihmu, oppa. Kau tak tahu apa yang aku rasakan saat itu, kan? Sakit, oppa. Sakit.”

“Mianhae..” dia melonggarkan tangannya. “Aku berpikir jika aku melakukannya, kau akan lebih baik. Mainhae.”

Dia menarikku kedalam pelukannya.

“Aku masih mencintaimu. Sangat mencintaimu, Syhae~ya. Sangat.” aku merasa mataku ini mulai memanas, sepertinya aku tak mampu lagi menahan air mata ini. Aku terisak pelan di pelukannya.

“Neo bakke eomneunde, Syhae~ya. (Dihatiku hanya kau seorang) Kau harus tahu itu. Aku melakukannya agar kontrak yang sudah kau tandatangani tidak jadi batal. Karena yang aku tahu, mereka akan memutuskan kontrak denganmu karena pemberitaan tentangmu waktu itu,” jelasnya. Akhirnya dia mengaku juga. “Dan aku harus berpura-pura berpacaran dengan Jisun. Dengan harapan agar issue tentangmu akan teralihkan dengan pemberitaanku dengan Jisun. Itu semua permintaan dari manajemen. Aku tak pernah menginginkannya, Syhae~ya. Kumohon agar kau mengerti dan memaafkanku.” Matanya berkaca-kaca. Wajahnya yang sayu membuatku ingin membelainya.

“Bodoh! Kau kira issue tentangku akan padam dengan begitunya? Tidak. Justru dengan perbuatanmu, aku semakin disorot. Lagipula aku tak peduli dengan pemberitaan apapun tentangku. Aku hanya gadis yang hanya ingin menyalurkan bakat menyanyiku di café itu. Café kecil di pinggiran kota Ibarakki. Tapi siapa sangka kalau dari café itulah, aku mengerti bagaimana susahnya mencari uang, bagaimana hidup mandiri, dan café itu sudah mengantarkanku sejauh ini, menjadi penyanyi solo yang mempunyai banyak fans.” aku terisak saat mengingat masa-masa saat aku masih di Jepang dulu. Mengenal seorang gadis mandiri. Yang tak lain dan tak bukan adalah pemilik dari café itu. Café mungil yang telah menjadi saksi hidupku.

“Mianhae, ternyata semua tidak sesuai dengan rencana. Mereka tetap membatalkan kontraknya denganmu,” dia mengelus kepalaku lembut. Aku mencium aroma tubuh yang sangat kurindukan. Tubuhnya yang hangat memelukku dengan kuat. Kulingkarkan tanganku dipinggangnya. Membalas pelukannya.

“Pabo! Kau rela melepaskan cintamu demi hal itu?”

“Mian,” bisiknya lirih.

“Lepaskan dia!” Tiba-tiba kurasakan seseorang menarikku.

“Taecyeon oppa?”

“Jangan sekali-kali kau menyentuhnya, Lee Donghae!” ucap Taecyeon menarikku kebelakangnya.

“Taecyeon~ssi, aku tahu kalian hanya bersandiwara, hentikanlah semua ini. Semuanya sudah kembali seperti semula,” ucap Donghae.

“Cish! Kau jangan bicara yang tidak-tidak, Donghae~ssi. Apa kau belum tahu kalau Kim Syhae sudah menjadi kekasihku?” aku menatap namja itu. Ckckck..aktingnya sempurna.

“Aku sudah tahu semuanya dari Eunhyuk. Jadi tidak usah kalian tutup-tutupi lagi. Sekarang, kembalikan Syhae padaku.” Donghae menarik tanganku namum Taecyeon masih mencengkeram lenganku erat. Menahanku seolah tak ingin menyerahkanku pada Donghae.

“Keurom. Kami hanya bersandiwara. Tapi perasaanku pada Syhae bukan sandiwara,” ucap Taecyeon.

Eh? Apa maksudnya?

“Oppa?”

“Aku mencintainya.”

“Yaa, apa yang kau katakan? Kau bercanda, kan? Ah, ini tidak lucu. Hentikanlah.” Aku tertawa aneh. Kupukul pelan lengannya yang masih menahan lenganku.

“Apa kau melihat kalau saat ini aku sedang bercanda?”

Dia menatapku lekat. Tatapannya aneh. Tidak seperti biasanya. Orang ini menjadi sedikit misterius ketika bicara soal perasaan.

“Syhae hanya mencintaiku,” tukas Donghae. “Bagaimanapun juga dia akan kembali padaku.”

“Setelah kau memperlakukannya seperti itu?” Taecyeon tersenyum sengit. “Ck. Aku tidak yakin kalau cintanya masih sama seperti dulu.”

Aku terdiam. Tertunduk. Adegan Jisun dan Donghae tempo hari tiba-tiba terlintas dikepalaku. Mengingat orang yang kucitai sedang bersama yeoja lain. Nyeri lagi hati ini. Sepuluh detik kemudian aku menyadari kalau Donghae sudah berada di mobilnya dengan mesin yang sudah menyala.

“Oppa..chankaman..oppaaaa…”

Dia pergi tanpa melihatku lagi. Pabo! Kenapa aku bertindak seperti itu tadi. Harusnya aku bilang kalau aku masih mencitainya, sama seperti dulu.

“Oppa, mian.. aku masih mencintaimu. Tadi aku bingung, kenapa semuanya jadi seperti ini. Bukan maksudku…..

“Aiiiissshhh… ini semua gara-gara kau. Kenapa kau menghancurkan semuanya, oppa?”

“Tapi aku mencintaimu, Syhae~ya.”

[Syhae POV End]

♥♥♥

“MWOYAA???” teriak keempat member 2PM.

“Kau gila, hyung?” Chansung langsung menelan utuh-utuh pisang di tangannya. Nickhun yang melihat hanya menggidik geli.

“Apanya yang gila? Aku hanya jatuh cinta pada seorang yeoja. Apa itu salah?” Taecyeon membela diri.

“Ini tidak sesuai script dan dia masih cinta mati dengan Donghae. Kau tahu itu kan, Yeonie,” ucap Junsu. “Kau juga yang berlutut pada kami agar membantu kalian, tapi kenapa kau yag malah mengacaukannya?”

“Arayo, hyung. Tapi jika kalian di posisiku, kalian akan tahu apa yang sedang kurasakan sekarang. Lagipula memangnya aku tadi bilang kalau aku ingin menjadi kekasihnya? Tidak, kan?” Taecyeon melenggang meninggalkan para member yang bingung dengan tingkahnya itu. Sementara yang lain hanya bertukar pandang.

“Ah, iya…” Taecyeon berhenti dan memalingkan wajah menghadap member. Melirik Syhae sebentar.

“Nah, sekarang aku baru bilang… kalau aku ingin menjadi kekasih Kim Syhae. Aku akan merebutnya dari Fishy,” lanjut Taecyeon dan langsung masuk ke kamarnya. Membiarkan yang lain dengan wajah kaget + bingung + jengkel.

“Yaaa!!! Kemari kau! Akan kuhajar dia. Yaa!!” Wooyoung berapi-api.

“Sabar..sabar.. yang sabar ya.. anak itu kan kadang autisnya kumat. Jadi sudah biasa. Hibur Junho agar Wooyoung tidak jadi ngamuk.

“Syhae~ya?” Chansung menatap Syhae.

“N..Nee?”

“Kau pakai pelet, ya?”

‘pttaakkk’

Jitakan Junsu mendarat mulus di kepala magnae itu.

“Kau ini. Saat genting seperti ini sempat-sempatnya bercanda.”

“Ani. Ini tidak genting, hyung. Semua masih bisa diatasi. Setelah bangun tidur besok, makhluk autis itu pasti sudah lupa.

 

@ Dorm Suju

Donghae melangkahkan kakinya dengan ogah-ogahan. Melewati Yesung dan Kyuhyun yang sedang membahas pembagian suara dalam album ke-5. Dan membanting tubuhnya disofa.

“Ah, hyung. Kau sudah pulang rupanya. Ottaeyo??” kata Kyuhyun.

“Semuanya jadi semakin runyam. Taecyeon akan menjadi sainganku merebutkan Syhae,” Donghae memijat keningnya yang berdenyut.

“Ah? Apa maksudmu?” tanya Yesung yang sedari tadi sibuk dengan kertas-kertas berisi not-not lagu album baru mereka.

“Dia jatuh cinta pada Syhae. Huuhh..” Donghae menghela napas.

“Huaaa???” Yesung melempar kertas-kertas itu ke udara, membuat Kyuhyun mencak-mencak karena harus menyusunnya ulang.

“Jongwoon~aaahh… pabo dan..ekspresimu itu berlebihan. Aku sudah seharian mengumpulkannyaaaaaaa.. kenapa malah kau acak-acak lagiiiiii?!!!????”  Kyuhyun memunguti lembar demi lembar. Tapi ia kembali mengeluarkan tanduk kesayangannya.

“KIM RYEOWOOK!!” Kyu menatap Ryeowook tajam.

“Wae? Dasar magnae tak sopan,” balas Wookie. Ternyata kertas yang Kyu punguti tadi telah berantakan -lagi- karena ulah kaki mungilnya Ryeowook yang tak sengaja menendangnya.

“Ah, itu. Mian.” Ucap Ryeowook santai. Sedangkan Kyuhyun masih uring-uringan ngedumel nggak jelas.

“Ja! Minumlah. Kau pasti lelah seharian ini.” Ryeowook menyodorkan segelas air putih.

“Oh, gomawo.” Donghae mengambil gelas itu dan menenggaknya habis.

“Haus, mas??” tanya Wookie.

“Ho’oh.” Angguk Donghae.

“Yaahh..yahh.. kenapa diacak-acak gitu?” kata Kyuhyun ketika melihat Donghae mengacak rambutnya frustasi.

“Kyu~ya? Apakah hubunganmu dengan gadis jepang itu tidak pernah mengalami guncangan?” tanya Donghae.

“Kau pikir gempa. Emm..sejauh ini hubungan kami baik-baik saja. Waeyo?”

“Acchh.. aku merasa hubunganku saja yang rumit. Aiyaaa… Syhae~yaa… “ Donghae teriak sekencang mungkin. Meluapkan amarah yang ada di dadanya.

“Tenang, hyung. Semuanya pasti akan kembali seperti semula.” Ryeowook menepuk bahu Donghar.

“Bagaimana bisa kembali seperti semula kalau sekarang masalah semakin berdatangan. Kini Taecyeon tidak mau melepaskan Syhae, na eotteoke??” Hae kembali mengacak-acak rambutnya.

“Hhhh…” Yesung menghela napas. “Siapa sih yang mencetuskan statement ‘penyesalan selalu datang belakangan’??? kenapa tidak datang di awal saja? Kan tidak bakal serunyam ini,” ucap Yesung yang langsung mendapat tatapan maut dari Kyu dan Ryeowook.

“Wa..Wae..Waeyo??”

“Aniya, hanya saja jika kau mengeluarkan -kata-kata-tidak-pentingmu-itu-lagi, akan kupastikan kalau kau tidak akan muncul di comeback kita nanti, arachi??” ancam Kyuhyun. Yesung langsung diam seribu bahasa.

“Sekarang apa yang akakn kau lakukan, hyung?” tanya Kyu pada hyungnya yang terlihat seperti orang tersesat di pulau terpencil.

Ajik naneun molla,” jawabnya singkat.

“Lalu bagaimana dengan Syhae?”

“Sepertinya dia mulai meragukan kalau aku masih mencintainya. Aku yang telah membuatnya membenciku. Aku harus menyiapkan diri jika dia tidak memaafkanku,” ucap Donghae lirih.

“Joha! Aku akan memcoba untuk mencintai Jisun,” ucap Donghae lagi. Membuat tiga namja itu menatapnya tak percaya.

“Mwo? Hyung, kau yakin?” Ryeowook mengguncang tubuh Donghae yang terkulai lemas bersandar di sofa. “Kau malah akan menambah masalah. Jangan kau jadikan Jisun sebagai pelarianmu saja. Itu akan menyakiti hati seorang yeoja lagi.”

“Kau tidak akan menyerah begitu saja, kan? Hey! Perang baru saja di mulai, kenapa kau jadi seperti ini? Hyuuung…” rengek Ryeowook. Dia tak tega melihat hyungnya seperti itu.

Donghae bangkit tanpa menghiraukan umat disekitarnya. Dengan langkah guntai ia menuju kulkas, mencari sesuatu. Mengambil sebotol bir dan berjalan lagi menuju balkon.

“Hyung..”

Kyuhyun menahan Ryeowook yang hendak menyusul Hae.

“Biarkan dia sendirian,” ucap Kyu.

 

Backsound : 0330 – UKISS

Namja itu bersandar dipagar balkon dorm. Donghae menenggak lagi bir di tangannya. Berharap dia akan mendapatkan jalan keluar dari masalah ini. “Aisshhh!! Kenapa aku begitu bodoh! Dengan mudahnya menyetujui kesepakatan konyol itu. Andai waktu dapat kuputar kembali.” Pikirnya.

“Syhae~ya, aku akan melepaskanmu. Menghapusmu dari hatiku. Mianhae, aku tak cukup membuatmu bahagia selama kau bersamaku. Aku tidak sebijak Teuki hyung dan juga tak sesempurna Siwon. Tapi, rasa ini. Hanya kau yang dapat memahaminya.” Donghae menitikkan airmatanya. Dia memang orang yang paling mudah menangis selain Kim Ryeowook.

“Aku telah membuatmu menangis karena kebodohanku. Membiarkanmu pergi. Jebal.. maafkanlah orang yang menginginkan kau kembali ini, Kim Syhae.”

Donghae kembali tenggelam dalam kesedihannya. Menangis layaknya anak kecil yang kehilangan balonnya. Hatinya benar-benar kosong. Tak pernah ia membayangkan kalau ia akan kehilangan Syhae hingga seperti ini. Tak pernah berpikir akan membuat Syhae benar-benar membencinya. Namun tak ada yang dapat ia lakukan sekarang. Dia pasrah. Mencoba bertahan menghadapi keadaan terburuk yang akan ia dapati. Ia benar-benar hancur. Layaknya barang rongsok yang tak ada gunanya lagi.

 

=TBC=

 

 

Yiiaaayyy… Terinspirasi oleh Y, -bukan punya MBLAQ tapi punya Super Junior- dan ditemani 0330 – UKISS, Heart Break-nya bang Hongki dkk, Broken-nya Seo In Guk, No One Else punya Lee Seung Chul ajjussi, sampe 7 Years Love-nya si evil Kyu akhirnya rampung juga ni benda. Jelas ga sih ni FF?? *jawab jelas dong..* berharap dpt feelnya… kekekekkk~

Nah, di next part, Hae akan membuat sesuatu untuk Syhae. Berharap semuanya akan kembali seperti semula. Tapi apakah Ok Taecyeon akan diam saja?? Molla molla ajik naneun molla *gaya f(x)*

Di tunggu yaaa…

Jeongmal gomawo…. >.<

HOT ISSUE

•Agustus 20, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar

Cast : Kim Syhae, Lee Donghae, Ok Taecyeon

Other Cast : Super Junior, 2PM

Genre : Romantic

Setting : Seoul

=============================================================

Paparazzi yang tengah kehausan berita masih saja menunggu di depan gedung SM Entertainment. Menanti dua artis yang minggu-minggu sedang heboh diperbincangkan. Lee Donghae, salah satu member Super Junior yang sedang hot-hotnya diberitakan sedang dekat dengan artis pendatang baru, Kim Syhae. Tersiar kabar kalau mereka terlibat cinta lokasi saat mereka mengerjakan sebuah drama terbaru mereka, Miss Cherry.

Gadis yang telah menjalani masa trainee selama 3 tahun di JYP Entertainment itu pernah kepergok sedang jalan dengan Donghae di sebuah pusat perbelanjaan di Seoul. Kontan saja mereka langsung digosipkan memiliki hubungan khusus.

“Syhae~ssi, apakah benar foto yang beredar itu adalah foto anda?” tanya seorang wartawan dari majalah Star News.

“Ah, aniyo. Saat itu aku sedang ada di Indonesia untuk menghadiri sebuah acara peluncuran sebuah produk,” jawab Syhae yang ditemani Taecyeon.

“Benarkah itu? Lalu siapa gadis itu?” tanya wartawan itu lagi.

“Keurom, saat itu aku di Indonesia dan aku tidak tahu itu siapa. Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa tanya saja dengan Taecyeon,” kata Syhae sambil melirik kearah Taecyeon.

“Geurae, saat itu Syhae sedang bersama 2PM. Kami menghadiri peluncuran sebuah merk ponsel di sana,” jawab Taecyeon dengan senyum khasnya itu.

“Lalu waktu tempo hari kau pernah kepergok jalan-jalan di Insadong dengan Donghae juga, kan? Apa itu juga bukan dirimu?” tanya juru berita yang memakai kacamata.

“Oh, yang itu? Itu memang benar aku. Tapi saat itu kami tidak hanya jalan berdua saja, ada Leeteuk, Eunhyuk, Heechul, Kyuhyun dan Sungmin. Kami jalan bersama-sama. Mungkin kalian tidak tahu kalau ada mereka,” jelas Syhae lagi.

“Cincin itu?”

“Hah? Oh, ini? Ini kado dari Eunhyuk saat ulang tahunku waktu itu,” jawab Syhae dengan senyum manisnya.

“Arasseo, kurasa kami harus pergi sekarang. Jadi cukup dulu untuk hari ini. Kamsahamnida..” Taecyeon dengan sigap meraih pundak Syhae, merangkulnya agar dapat melewati kerumunan pemburu berita itu dan menuntunnya masuk ke van hitam yang sudah menantinya. Van hitam itu melaju menuju rumah Syhae di kawasan Suwon.

“Gomawo, oppa.”

“Ah, cheonmaneyo. Lain kali aku tak akan membantumu,” ucap Tecyeon.

“Ahh, oppa. Jangan begitulah… jebal..jebal..jebal..”

“Eh, lagipula kenapa kau mengajakku bertemu mereka?”

“Lha? Bukannya sudah kubilang, aku masih ada pemotretan untuk poster terakhir Miss Cherry. Jadinya aku harus menghadiri briefing-nya tadi. Lagipula kau bilang kau tadi ingin menemui Victoria, sekalian kau bilang. Hayooo!!!” Syhae mulai menggoda Taecyeon yang mulai menutup matanya dan bersandar di kursi van.

“Arasseo, kau menang. Jadi bisakah kau mengunci mulutmu yang bawel itu, Kim Syhae? Aku ingin tidur sebentar.” Taecyeon membuang muka karena dia merasa kalah.

“Joha. Tidurlah sana. Aku tidak akan mengganggumu. Dasar..” umpat Syhae kesal.

“Dasar apa, hah?” Taecyeon kembali menegakkan tubuhnya menghadap Syhae.

“Aniyo. Yaa~ bagaimana aku bisa mengunci mulutku jika kau sendiri terus ngoceh. Tidur sana! Ppaliii!!” teriak Syhae sambil mendorong tubuh Taecyeon agar kembali bersandar.

♥♥♥

@ Dorm Suju

“Heh, Lee Donghae,” panggil Leeteuk.

“Hmm? Waeyo, hyung?” tanya Donghae dengan tangan sibuk membolak-balik naskah lagu soundtrack dramanya itu.

“Kali ini kau benar-benar bermain api, saengku,” ucap Leeteuk sambil menekan tombol on pada remote tv.

“Eh? Waegeurae?” Donghae yang merasa aneh kemudian mengikuti instruksi tangan Leeteuk yang menunjuk kearah LG plasma besar yang terpajang mewah di dinding.

Donghae terbelalak saat melihat ada wajah si kunyuk yang cengar-cengir saat diwawancarai. Berita itu berisikan tentang kulasan DongSy Couple. Mulai dari saat mereka pertama kali kepergok jalan berdua di mall, di Insadong, dan mengenai cincin yang dikenakan mereka berdua saat jalan di Insadong.

“Aniyo. Aku tak pernah memberikan kado cincin pada Kim Syhae. Itu adalah pemberian dari Donghae. Kalian bisa membuktikannya sendiri, Kim Syhae dan Lee Donghae memiliki dan memakai cincin yang sama persis di jari mereka,” kata Eunhyuk di dalam layar kaca.

“Yaa! Apa yang kau katakan pada mereka? Aish! Kau membuatnya semakin rumit, Lee Hyukjae,” kata Donghae melempar gumpalan naskahnya ke Eunhyuk.

“Sudahlah. Akhiri saja basa-basimu itu. Lama-kelamaan mereka pasti akan tahu kalau kalian itu sudah lama pacaran . Betah sekali menyimpan hubungan selama 9 bulan,” ucap Eunhyuk. “Sudah waktunya kau melahirkan.”

“Pabo! Kau kira aku sedang mengandung, hah?” kata Donghae mencibir.

“Benar kata Eunhyuk. Berita sudah meluber begini masih mau mengelak? Alasan apa lagi yang akan kalian gunakan, hah? Taecyeon sudah payah membantu Syhae menutup-nutupi sedangkan makhluk disebelahmu itu malah membeberkannya dengan mudah. Terang saja mereka akan lebih giat mencari info tentang hubungan kalian berdua, dan ternyata mereka hebat,” kata Leeteuk manggut-manggut. “Mampu mencari berita hingga sedetail itu.”

“Kukira mereka sudah menyerah mencari berita tentangku. Secara sebulan terakhir ini, semenjak Syhae ke Filipina bersama 2PM, mereka tidak tampak begitu ngiler saat melihatku. Tapi ternyata, eeh, malah melakukan investigasi diam-diam. Lebih akurat lagi hasilnya,” ucap Donghae menyerah.

“Sejak kapan kau ketularan penyakit anehnya Jongwoon, hah? Sebelum kalian terlibat drama, bukankah kau sudah mengenal Syhae. Jadi tidak heran kalau kabar itu sedang santer diberitakan. Oh, iya. Nanti malam jadi kan?” tanya Leeteuk. Tiba-tiba teringat rencana mereka.

“Jadi, apa hyung sudah menghubungi Hongki?” tanya Donghae.

“Sudah. Semua main cast akan hadir malam ini di Sukira, kecuali Syhae. Sayang sekali, yah? Padahal ada yang sudah tidak sabar mendaratkan ciuman rindu pada Syhae,” kata Leeteuk menggoda dongsaengnya itu.

“Geumanhae, hyung. Aku sudah rindu berat padanya. Sudah hampir satu bulan kami tidak bertemu,” rengek Donghae pada leadernya itu. Leeteuk dan Eunhyuk hanya terkekeh melihat tingkah dongsaengnya yang sedang dilanda asmara.

 

.:: @ Sukira, 19.00 KST ::.

“Mana yang lain? Bukankah sebentar lagi mau on air?” tanya Donghae melihat para rekannya di dramanya belum ada yang nongol kecuali Lee Hongki dan penulis naskah Miss Cherry, Song Gyu Gee.

“Sebentar juga datang, tunggu saja.” Eunhyuk dengan santai masih mengutak-atik LG Chocolate miliknya. Sukira akan berbincang dengan para pemain Miss Cherry. Dan tanpa diketahui oleh Donghae, malam ini para penyiar tampan itu berencana akan membongkar kisah percintaan Donghae dengan Syhae.

Ditengah-tengah acara tiba-tiba Donghae mendengar suara seseorang yang sangat familiar dengannya.

Saengil chukha hamnida..

Saengil chukha hamnida..

Saranghaneun Lee Donghae..

Saengil chukha hamnida..

Syhae memasuki ruang siar mereka dengan membawa tart ulang tahun lengkap dengan rombongan Suju yang lain dibelakangnya. Donghae yang kaget hanya bisa tertawa. Ia tak menyangka kalau Syhae akan memberi kejutan untuknya.

“Yaa!! Bukankah kau sedang berada di Filipina?” tanya Donghae setengah marah-marah.

“Mianhae, aku hanya ingin memberi sedikit kejutan untukmu,” jawab Syhae memelas.

Ingin rasanya Donghae memeluk yeoja yang sangat ia rindukan itu, tapi jika ia melakukannya sekarang, itu sama saja dengan mengusik singa yang sedang tidur.

Acara siaran Eunhyuk dan Leeteuk tiba-tiba berubah menjadi ajang konferensi pers. Karena ternyata si ember Kang In membocorkan rencana kejutan Syhae kepada wartawan. Alhasil si buruh pena itu menyerbu Kiss Radio. Untung saja sesi tanya jawab di program Sukira sudah selesai, jadi Song Gyu Gee dan Hongki bisa pulang duluan.

Tanpa berpikir panjang lagi, Donghae membeberkan hubungannya ke publik. Akhirnya halayak mengetahui kebenaran dari gosip-gosip yang selama ini beredar dipasaran (??)

 ♥♥♥

“Hyung, kenapa kau tiba-tiba membeberkan semuanya?” tanya Kyuhyun saat berada di dalam van.

“Yaah..supaya semuanya tahu kalau aku sangat mencintai yeoja ini. Dan semua berkat saran dari Teuki hyung dan kunyuk satu ini,” ucap Donghae sambil mengecup kening kekasih yang duduk disebelahnya itu.

“Yya!! Jangan mesum di sini!” teriak Eunhyuk yang duduk di belakang pasangan itu.

“Heh, biasanya kau suka yang beginian, kan?” goda Donghae sengaja merangkul Syhae agar Eunhyuk semakin ngamuk. Yang lainnya hanya tertawa geli melihat tingkah couple dance Suju itu.

Setelah insiden lamaran mendadak itu. Semua media mulai menayangkan berita tentang mereka lagi.

 

Hot Issue: “KISAH BARU SUPER JUNIOR’S LEE DONGHAE & MISS CHERRY”

 

Pamor Syhae di dunia hiburan Korea semakin menanjak sejak berita hubungannya dengan member boyband itu terungkap kebenarannya. Syhae setelah mendapat banyak tawaran. Mulai dari menjadi model CF bersama MBLAQ’s Lee Joon dan Mir, hingga menjadi model MV beberapa boyband ternama. Kini 2PM memakai Syhae menjadi modelnya di MV Follow Your Soul yang akan dirilis dalam versi Jepang.

Namun dunia hiburan tak semudah yang kebanyakan orang bayangkan. Bukan artis namanya jika luput dari berita miring. Seiring ketenaran Syhae, berita buruk pun kerap menghampirinya. Belum habis kabar tentang kisah cintanya itu, kini Syhae sedang dicerca beberapa pihak. Ada yang bilang kalau Syhae tidak pantas disebut artis, karena kualitas aktingnya standar. Mungkin karena dia terlalu lama tinggal di Jepang, jadi bahasanya sedikit kaku. Oke, yang satu ini sangat tidak masuk akal. Bukankah Hankyung juga bukan orang Korea asli? Nickhun juga kan? Sangat tidak adil jika masyarakat menilai seseorang hanya dai sisi itu. Semua membutuhkan proses. Tapi ada yang lebih controversial, JYP menemukan Kim Syhae di sebuah café kecil di Jepang. Itulah yang membuat mereka mengatakan kalau Syhae adalah gadis murahan. Dan ada yang menyebutkan kalau Syhae mendekati Donghae hanya akal-akalannya saja, agar pamornya semakin terangkat.

 

@ Gedung JYP Entertainmet

Siang itu markas besar JYP Ent sedang ramai. Mereka sedang mengadakan rapat untuk mengadakan acara bakti social ke beberapa desa terpencil. Beberapa anak asuhan salah satu agensi terbesar di Korea itu terlihat sedang makan siang di kafetaria.

“Syhae~ya, bukankah itu Lee Donghae?” teriak Jia menunjuk kearah TV yang ada di sudut ruangan.

Kontan semua mata langsung pertuju pada benda electronic itu. Semua tercengang.

“Chan oppa, bukankah dia dulu temanmu?” tanya Suzy setelah menyedot orange juice-nya.

“Kim Syhae?” tanya Nickhun, tak percaya apa yang barusan ia lihat. Namun Syhae terpaku. Tak sedetikpun ia mengalihkan padanganya, bahkan untuk mengedipkannya saja ia tidak bisa.

Dalam sejekap seisi ruangan itu berbisik-bisik, melirih kearah meja dimana Syhae sedang duduk bersama 2PM.

“Kim Syhae? Gwenchana?” Junsu mengguncang tubuh Syhae.

“Ah, itu hanya gossip saja. Jangan dipercaya. Sebentar lagi juga akan hilang dengan sendirinya,” ucap Taecyeon sambil terus saja menjejalkan kentang goreng ke mulutnya.

“Apa-apaan ini? Sebulan lalu hyungnim baru saja mengatakan kalau kekasihnya itu adalah Syhae, masa sekarang sudah muncul gosip lain? Tega sekali yang membuatnya,” ujar Nickhun geram melihat model itu menggelayot mesra di samping Donghae.

“Tapi kalau itu hanya gossip, setidaknya Donghae tidak akan membiarkan yeoja itu bertingkah seperti itu. Dia seharusnya sadar kalau dia sudah punya kekasih. Atau memang Donghae yang mempermainkan Syhae?” tambah Junsu. Sedangkan Wooyoung dan Junho hanya diam menenggak softdrinknya. Tidak tau harus berkomentar apa tentang berita itu.

“Benar juga. Apa yang sedang ada dipikaranmu, hyung??” pikir Taecyeon, sekilas melirik tayangan yang menggemparkan itu.

“Ah, geurae. Itu pasti project terbaru mereka, tidak heran kalau mereka harus tampil professional di depan kamera,” ujar Syhae. Dia memprogram otaknya agar tidak termakan oleh berita murahan seperti itu. Tapi ada bagian dalam hatinya yang meronta-ronta menyuruhnya untuk mencari tahu mengapa berita seperti itu bisa muncul.

♥♥♥

 [Syhae POV]

Aku meraih ponselku, memencet beberapa tombol di screen itu. Nada sambungnya ada, tapi tak dijawab. Aishh.. kemana ikan itu? Setelah mencobanya berulang-ulang akhirnya aku memutuskan untuk mengirimnya pesan.

 

 

To : ♥ sarangHAE ♥

From : ☺Ms. Cherry☺

=============

Oppa, eodisseo??

Kenapa tak mengangkat teleponku?

^_^

 

Hhhh.. tak ada balasan darinya. Kepalaku. Penuh dengan adegan itu. Kekasihku sedang skinship dengan yeoja itu. An Jisun, pemenang kontes ulljang yang akhirnya di comot oleh pihak SME untuk di trainee sebagai model. Oh, jebal.. kenapa harus ada tayangan itu siang tadi. Kubanting tubuhku dikasur empuk kesayanganku. Menengadahkan kepalaku menatap langit-langit kamarku yang bertempelkan hologram berbentuk bintang. Kutatap lekat dua bintang berukuran paling besar. Bintang itu berdekatan.

 

­——————————————————————————–

“Chagiya?”

“Hmm?”

“Kau akan menjadi bintang yang selalu menyinari hati dan kehidupanku,” ucap Donghae setelah menempelkan bintang silver di dekat bintang yang berwarna putih.

“Yaksokhae?”tanya Syhae

“Yaksokhae!!” jawab Donghae mengaitkan kelingkingnya dengan milik Syhae.

——————————————————————————–

 

Aisshhh… kepalaku nyeri mengingatnya. Sengaja kah ia melakukannya? Ah, ani. Dia bukan tipe orang yang seperti itu. Dia bahkan bisa merelakan apapun demi gadis yang ia cintainya. Jadi tak mungkin dia tega melakukannya. Tapi apa maksud dari semua ini? Aku benar-benar tak mengerti. Apa selama ini Donghae tidak benar-benar mencintaiku? Jangan-jangan aku yang kePeDean lagi. Aaaarrrggghh!!!

[Syhae POV End]

 

♥♥♥

 

Syhae mengetuk pipinya dengan jemarinya. Gusar duduk di bangku taman dekat markas SME. Dia mengenakan hoodie tebal dengan syal hijau melilit dilehernya. Hatinya berdebar, bukan karena dia senang akan bertemu dengan Donghae. Tapi dia khawatir karena Donghae meneleponnya pagi-pagi sekali dan mengatakan ingin bertemu dengannya. Dari nada bicara Donghae yang terdengar serius, Syhae takut sesuatu telah terjadi pada kekashnya itu. Sosok yang ditunggunya selama hampir dua jam akhirnya muncul juga. Chankaman! Siapa itu? Yang dibelakangnya? Yaa!! Jinjayo?? Model centil itu mengekor di belakang Donghae.

“Oppa??” tanya Syhae bangkit dari bangkunya. Matanya menunjukkan kalau ia sedang minta penjelasan tentang makhluk di belakangnya itu dan juga berita di tv tempo hari.

“Ah, geurae. Karena aku akhir-akhir ini sangat sibuk. Mungkin aku akan mengatakannya sekali ini saja, dan..kurasa tak akan ada penjelasan lagi,” ucap Donghae tanpa basa-basi lagi.

“Eh??” Syhae bingung.

“Keurom. Sebaiknya kita harus mengurangi intensitas pertemuan kita. Aku semakin ragu denganmu. Tentang beritamu itu. Aku ragu kalau kau adalah wanita baik-baik.”

Dhuaaaaarrrrrrrr!!! Petir menyambar Seoul di hari yang dingin ini.

“Mwo??”

“Apa kau tak dengar? Oppa bilang kalian harus mengakhirinya sekarang juga,” Jisun tiba-tiba angkat suara.

“Adakah pertanyaan tadi kutujukan kepadamu?” Syhae menatap Jisun sadis.

“Bersikaplah sopan pada dia. Sekarang dia adalah kekasihku.”

Syhae mengalihkan tatapan mautnya. Kini ia menatap Donghae, matanya seperti bertuliskan apakah-yang-kudengar-ini-nyata??

“Keurom. Jangan beranggapan kalau aku benar-benra mencintaimu, Kim Syhae. Itu hanya perasaanmu saja.” Perkataan Donghae membangunkan Syhae dari mimpi indahnya. Ternyata benar dugaannya. Donghae hanya mempermainkannya.

“Oppa, apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa kau tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan kita?” Syhae meminta penjelasan pada Donghae yang bersikap acuh. “Bukankah terakhir kali kita baik-baik saja, kan?”

“Kutekankan sekali lagi padamu, aku tak pernah mencintamu, Miss Cherry,” ucap Donghae santai. Bahkan ia tega menggunakan panggilan yang ia berikan pada Syhae. “Karena setelah kupikirkan kembali, aku tak kan bisa hidup bersama gadis sepertimu. Aku masih ingin mempertahankan karirku.”

Syhae mengerti perkataan Donghae barusan.

“Hey, Lee Donghae. Dibalik sikapmu yang romantis itu, ternyata kau tidak jauh lebih baik dari Lee Hyukjae yang yadong itu,” Syhae mulai terisak saat mengatakannya. “Setidaknya, kau bisa mengakhiri ini dengan cara yang lebih baik. Tidak dengan penghinaan seperti ini.”

Nyeessss… air mata Syhae terjun. Lengkap sudah drama yang mereka perankan selama ini. Akhirnya mereka harus berpisah dengan cara yang menyakitkan. Donghae tiba-tiba memutuskan sepihak hubungan mereka. Tak ada hujan maupun badai yang mengampiri mereka sebelumnya. Ini jelas membuat Syhae shock setengah mati. Ia tak menyangka bahwa awal musim dingin ini adalah akhir dari kehangatan cinta mereka berdua. Bahkan tepat Movie and Orange Day, hari dimana para pasangan akan pergi ke bioskop untuk menonton film yang spesial bersama dan akan memakai baju berwarna oranye.

“Annyeong, Kim Syhae.” Donghae berlalu tanpa menoleh lagi. Sedangkan Jisun masih bertahan beberapa menit di depan Syhae.

“Ckckck… inikah kisah cinta Super Junior’s Lee Donghae dengan artis ‘cafe’ Kim Syhae??” kata Jisun sedikit memberi penekanan pada kata café.

“Hhhhh!! Heh gadis pendek! Sebaiknya kau segera pergi sebelum aku melayangkan sepatu boot-ku ke kepalamu!!” Syhae melirik kejam. Siap-siap melayangkan yang ia kenakan jika Jisun tidak mengambil seribu langkah. Dalam kondisinya yang sedang menangis pun ia masih sempat-sempatnya mengancam orang, bahkan lengkap dengan lirikan sadisnya.

“Syhae~ssi, betapa malang nasibmu. Kau dicampakan oleh seseorang yang ternyata sama sekali tidak mencintaimu,” ucap Jisun lalu pergi.

Setelah dua sosok menyebalkan itu pergi, Taecyeon muncul dari balik pohon besar. Dia sengaja mengikuti kemana perginya Syhae. Dia tahu kalau hari ini Syhae akan menemui Donghae. Dan benar dugaannya, Syhae tidak dalam keadaan ‘baik-baik saja’ saat bertemu dengan Donghae.

Diraihnya tubuh Syhae yang ramping itu kedalam pelukannya. Syhae terkejut. Namun ia tak peduli. Ia menangis sejadi-jadinya. Tak ada yang Taecyeon lakukan selain membelai lembut rambut chingu sekaligus saeng kesayangannya itu.

“Oppa, apakah perasaanku selama ini salah? Kenapa ini harus terjadi padaku?” isak Syhae dalam pelukan Taecyeon.

“Ani. Hatimu tidak salah, hanya namja pabo itu yang salah. Dia telah menyia-nyikan gadis manis sepertimu,” ucap Taecyeon. Orang yang selama ini selalu ada untuk Syhae.

 

Hot Issue : “SUPER JUNIOR’S LEE DONGHAE MENGGAET GADIS LAIN. KIM SYHAE MENGHILANG.”

 

Satu minggu setelah kejadian itu Syhae menghilang. Donghae kelimpungan mencari segala informasi tentang keberadaan Syhae. Begitu juga dengan member Suju lainnya. Acting Donghae kali ini tak dapat ia tutupi lagi. Pikirannya hanya terfokus pada gadis itu, gadis yang pertama ia lihat di iklan minuman cola bersama 2PM’s Junsu. Entah mengapa Donghae selalu menantikan iklan itu, dan ia juga tak sabar menunggu gadis itu debut di bawah naungan JYP Entertainment. Dan ternyata kini ia malah dibuat gila karena gadis yang ia cintai itu menghilang tanpa kabar. Tak banyak yang bisa ia lakukan, mengingat posisinya sekarang adalah sebagai ‘kekasih’ An Jisun. Ya, hatinya masih seutuhnya ia berikan pada Syhae, si Gadis Cherry kesayangannya.

Jangankan Super Junior, 2PM saja -yang setiap hari dah hapal dengan aura jika Syhae akan datang- susah menemukan keberadaan yeoja itu. Tak ada seorangpun yang menemukannya. Memang gadis yang tangguh. Sejauh ini dia tak pernah menangis bahkan mengeluh sedikitpun mengenai schedule-nya yang amatlah padat. Baru kali ini member 2PM benar-benar mengkhawatirkannya dengan dosis tinggi.

“Apa kau yakin kalau Syhae tidak berada di Jepang?” tanya Leeteuk pada Chansung.

“Ne. Kami sudah mengirim orang untuk mengecek keberadaan Syhae di Jepang. Tapi hasilnya nihil, Leeteuk hyung,” ucap Chansung.

“Adakah tempat lain yang biasanya Syhae kunjungi bersama kalian?” tanya Donghae.

“Semua tempat yang kam__

‘bhuuukkkhh’

Pukulan keras mendarat sempurna di wajah Donghae membuat Donghae terhoyong jatuh.

“Hyung….” Chansung menahan Taecyeon yang sedang bersemangat untuk menghajar Donghae.

“Apa gunanya kau bertanya seperti itu, hah? Apa jika Syhae di temukan lantas kau akan membuat kembali seperti sedia kala??” Taecyeon menembakkan pertanyaan-pertanyaan yang cukup untuk membunuh hati Donghae saat itu juga.

“Donghae~ya, gwenchana?” tanya Leeteuk membantu Donghae berdiri. Bibir Donghae berdarah.

“Bukankah kau yang membuatnya seperti ini? Itu kan yang kau mau?? Jadi sebaiknya kau urusi saja kehidupanmu. Jangan sampai aku menemukanmu mengusik Syhae lagi!!” Taecyeon memberi peringatan. Dia benar-benar marah karena temannya diperlakukan seperti itu oleh Donghae.

 ♥♥♥

Hampir 4 bulan Syhae menghilang. Salju sudah berhenti turun menghiasi seluk beluk kota Seoul nan indah. Berita tentang menghilangnya Syhae juga sudah mulai hilang. Namun tidak dengan semangat yang dimiliki 2PM dan juga Super Junior. Mereka saling berlomba, seolah-olah sedang memperebutkan reward jika mengetahui keberadaan Syhae terlebih dulu.

 

[Donghae POV]

Astaga! Kemana lagi aku harus mencarimu, cherryku? Aku lelah harus bersandiwara seolah-olah aku bahagia bersama Jisun. Aku hanya memikirkanmu.

Neo gateun saram tto eobsseo, Syhae~ya. Mianhae,” Otaknya nyeri ketika ia menghirup aroma bunga cherry dari jendela gedung SM Ent. Bunga itu mengingatkan pada Syhae. Karena image Cherry itulah yang melekat pada Syhae. Drama pertamanya membuat Syhae langsung meledak dan dikenal masyarakat dengan julukan Miss Cherry.

“Harusnya sekarang kau ada disisiku, menikmati indahnya bunga cherry kesukaanmu, Syhae. Kim Syhae, eodikka??” gumam Donghae sambil menatap pepohonan sakura di bawah sana.

“Donghae~ya, ayo kita pergi keluar, Seunghwan hyung akan mentraktir kita makan.” Yesung datang menghapus lamunanku.

“Shireo! Aku tidak ingin makan. Buat apa dia mentraktirku? Biarkan aku mati saja. Itu akan lebih baik untuk semuanya.” Ucapku tanpa mengalihkan pandanganku dari pohon-pohon itu.

“Ya! Jangan begitu,” Yesung hyung mendekat dan menepuk bahuku. “Kami tahu kau masih memikirkannya, tapi kau juga harus menjaga kesehatanmu. Bagaimana kau bisa mencarinya lagi jika kau tidak semangat seperti ini?”

“Aku sudah putus asa. Tak ada tanda-tanda darinya. Aku sangat khawatir kalau sesuatu terjadi padanya.”

“Semuanya akan baik-baik saja, Donghae,” hibur Yesung.

[Donghae POV End]

 

@ 2PM dorm

 “Hyung, ada surat untukmu,” kata Chansung memberikan secarik amplop putih pada Tecyeon yang duduk termenung di pinggir jendela dormnya.

“Haahh?? Hari gini masih ada yang menggunakan surat?? Tinggal di mana orang itu,” cerca Junho.

“Sssttt!! Berisik!! Jangan-jangan itu surat berdarah dari fansmu ya, hyung?? Hyaaaa…. Ngeriiiii.” Chansung menggidik ngeri.

Tanpa mempedulikan ocehan member lain, Taec langsung merobek pinggir amplop itu dan segera membukanya.

“Yaa!! Kau jangan takjub seperti itu,” kata Junsu yang melihat raut wajah Taecyeon yang berubah dari bingung menjadi kaget.

“Chan~ah, dimana orang yang mengantar surat ini??” tanya Taecyeon panik setelah membaca isi surat itu.

“Eh?? Waeyo???” Chansung mlongo. Yang lain bingung.

 

.:: on the way ::.

“Taecyeon~ssi, sebenarnya kita akan ke mana?” tanya Eunhyuk yang sedari tadi berisik di dalam mobil.

“Mollayo, hyung. Aku hanya mendapat instruksi agar mengikuti ajussi ini,” jawab Taecyeon yang masih konsen dengan mobil yang ia kemudikan.

“Nah, di ujung jalan sana belok kiri,” arahan ajussi yang berada di kursi belakang.

“Ah, nee. Algesseumnida.”

Lima menit kemudian mobil hitam itu berhenti tepat di sebuah gang kecil. Karena jalannya terlalu kecil. Terpaksa mereka harus meninggalkan mobil dan berjalan kaki menapaki jalanan yang sangat asing bagi mereka. Beberapa ajjuma berlalu lalang menatap mereka berdua. Tapi santai saja. Mereka tak mengenali keduanya. Tanpa menggunakan peralatan menyamar, mereka mengikuti ajussi yang berada di depan.

“Ya! Taecyeon~ssi?”

“Hmm? Waeyo?”

“Kenapa ajjuma itu tidak histeris ketika melihatku?” tanya Eunhyuk narsis.

“Hyung, mereka tidak melihat hantu. Jadi buat apa mereka histeris?” jawab Taec santai.

“Aiisshh.. neo.. hhh… benar-benar menyebalkan,” gerutu Eunhyuk kesal. Namun tak dihiraukan oleh Taecyeon.

“Jeogi,” ucap si ajussi mengarahkan tangan ke sebuah hamparan rumput hijau. Ada sekitar sepuluh orang anak sedang berlarian riang sembari memainkan gelembung. Ada satu gadis yang terlihat lebih dewasa. Keu saram.. Kim Syhae.

“Yya!! Jadi di sini kau bersembunyi, hah? Kau mendahului rombongan JYP untuk datang ke sini, Agassi,” teriak Taecyeon.

“Oh?? Kalian sudah datang rupanya.” Syhae tersenyum manis pada dua namja terpenting setelah Donghae. Masing-masing dari pihak 2PM dan Suju tentunya.

“Mwoya??? ‘Sudah datang’???” Eunhyuk berkacak pinggang, sepertinya tidak terima.

“Keurom. Aku yang menyuruh kalian untuk datang ke sini.” Syhae menghampiri mereka berdua.

Eunhyuk berlari kearah Syhae lalu memeluknya erat. Matanya berkaca-kaca.

“Bisa-bisanya kau menemukan tempat seperti ini. Ini sangat sulit untuk ditemukan,” Ucapnya setelah memeluk Syhae.

“Ini sangat terpencil bukan?” Syhae tersenyum pada Eunhyuk.

“Tapi, kenapa tidak ada seorang pun yang mengenali kami sewaktu kami berjalan tadi??” tanya Eunhyuk tiba-tiba.

Syhae terkekeh. “Di sini tidak ada televisi, jadi mana bisa mereka mengenali kalian.”

“Haah?? Seburuk itu kah?” tanya Eunhyuk takjub.

“Hmm..” Syhae mengangguk.

“Aaahhh, tidak ada yang mengenali namja setampan aku disini?” Eunhyuk menggerutu sendiri.

Desa itu memang cukup terpencil. Warga yang memukimi wilayah itu sengaja tidak menggunakan tv untuk srana hiburan mereka. Karena mereka menganggap, tv akan membuat keributan. Bisa kalian bayangkan betapa tenang dan damainya tempat ini. Kejadian ini hampir serupa seperti yang dialami Hwang Taekyung dan Go Minam, dimana mereka tidak dikenali warga saat berkunjung ke suatu daerah.

“Pabo! Jeongmal paboya!” Taec menjitak kepala Syhae. “Kenapa kau menghilang hanya gara-gara namja seperti itu, hah?”

Eunhyuk yang mendengar kata-kata ‘namja seperti itu’ sedikit marah, karena kata-kata itu tertuju pada soulmatenya, Donghae. Mulutnya komat-kamit, nampaknya ia sedang menyumpahi Taecyeon. Namun lagi-lagi, Eunhyuk tak dihiraukan.

“Syukurlah kau baik-baik saja,” ucap Taecyeon dengan tangan yang sibuk merapikan rambut Syhae yang tertiup angin.

“Nee, nan gwenchana, oppa. Bagaimana kabar kalian dan yang lainnya??”

“Cish! Kau menanyakan kabar kami? Aissh.. kau..hhh..apa kau sadar kalau kau sudah membuat heboh seluruh dunia dengan hilangnya dirimu?” Eunhyuk memulai ceramahnya yang sudah ia rancang jika ia berhasil menemukan Kim Syhae kelak.

“Nggak segitunya kali, oppa. Hanya seorang Kim Syhae yang hilang, bukan presiden Barrack Obama ataupun Pangeran William.” Syhae tersenyum manis. Senyum yang terkadang membuat hati Taec berdesir tak jelas.

“Ya, hanya seorang Kim Syhae yang bisa membuat seisi JYP gempar.” Taecyeon menjitak pelan kepala Syhae.

“Terlebih lagi Donghae,” ucap Eunhyuk singkat.

“Cish! Dia?” tanya Syhae.

♥♥♥

“Sy…Syhae?? Kim Syhae??” Junsu mengerjap-ngerjapkan matanya. Melihat gadis itu sekarang ada di depan matanya.

“Siapa yang datang?” teriak Wooyoung.

“KIM SYHAE DATAAAAANG!!!” Junsu berteriak dari pintu dorm. Membuat member yang ada menghentikan aktivitasnya dan langsung berlarian saing tubruk menuju pintu.

“HHHUAAAHHH!!! Uri Syhae come back. Wellcome back, Syhae~ya.” Nickhun merentangkan tangannya, siap memeluk Syhae dengan celemek yang masih melekat ditubuhnya.

“Andwee!!” Taecyeon mendorong mundur Nickhun. “Badanmu bau masakan, mandi dulu sana!”

“Shireo!! Aku hanya ingin memeluk Syhae.” Nickhun menepis tangan Taecyeon dan segera meraih Syhae. Dipeluknya erat sekali hingga Syhae merasa sesak. Detik berikutnya Syhae akan benar-benar mati ketika Junsu, Junho, Wooyoung, dan Chansung ikut nimbrung memeluk Syhae.

“Oo…ppphh…ppaaa.. aa..ku.. ti..daak.. bi..saaa..berrrr..napassss…..”

“Yyaa!!! Lepaskan Syhae. Dia mau mati tuh. Ppalli!!” tarik Taecyeon satu per satu pada member yang lainnya.

“Huuuhh..huuuhhh..huuhhh..” Syhae berhasil mendapatkan udara berkat bantuan Taecyeon.

“Syhae pulang. Dan dia butuh bantuan kita,” ucap Taecyeon.

“Eh?? Bantuan??” Junsu menggaruk-garuk kepalanya.

“Nee. Mohon bantuannya,” Syhae membungkukkan tubuhnya 45 derajat di depan namja-namja yang bengong itu.

 

=TBC=

The Romantic Couple : Wake Up from The Dream

•Agustus 20, 2011 • Tinggalkan sebuah Komentar

Title : The Romantic Couple : Wake Up from The Dream

Genre : Romantic Comedy

Cast : Kim Syhae, Yevi, Kyuki, Super Junior

Cameo : Jung Hakyo, Kevin

Setting : Seoul, South Korea

===============================================================

Serasa petir menyambar tubuhnya, Syhae terdiam di pinggir Sungai Han. Keindahan Jembatan Pelangi itupun tak ia hiraukan lagi. Syhae mengusap air matanya. Dia tidak percaya apa yang Donghae katakan. Ibu, kenapa kau benar-benar melakukannya?? Itu yang sedang ia pikirkan. Dia mencari-cari sosok Donghae di pinggir Sungai Han. Dia yakin Donghae belum jauh dari sini. Dan dia menemukannya. Diklakson-klaksonnya mobil putih ketika berada di samping Donghae.

“Oppa?? Dari mana kau? Masuklah! Aku akan mengantarmu ke dorm. Kebetulan tasku masih tertinggal di sana,” ucap Syhae membuat Donghae tidak percaya. Syhae mengganggap semua yang baru saja terjadi sebagai angin lalu. Seolah-olah semuanya tidak pernah terjadi. Padahal hatinya sangat hancur dengan sikapnya yang seperti ini.

“Yaa!! Kau tidak ingin dikeroyok Elf jika mereka menemukanmu terlantar begini, kan?” ucap Syhae memecahkan lamunan Donghae. Donghae buru-buru mengusap air matanya dan masuk ke mobil Syhae.

Diperjalanan pulang mereka saling diam. Sunyi. Karena merasa kikuk, Syhae menyalakan music playernya. Tak disangka lagu Day by Day milik Big Bang mengalun. Membuat hati keduanya semakin hancur.

“Alamakk!! Kenapa juga harus lagu ini yang keputar??” batin Syhae.

“Achh.. pantas saja. Aku mencari kaset ini kemana-mana. Ternyata Jinho yang mencurinya. Dasar VIP kere. Mengaku VIP tapi untuk memiliki kaset Big Bang saja harus mencurinya dariku,” oceh Syhae.

“Tutuplah kapnya. Udaranya dingin. Kau bisa masuk angin nanti,” perintah Donghae, berusaha mencairkan suasana lebih tepatnya.

“Wae? Aku bukan kekasihmu lagi, jadi tidak usah khawatir. Ini kan mobilku. Jadi terserah aku dong. Kapnya mau aku tutup kapan. Lagi pula kalau aku sakit ada Kyuki dan Yevi. Mereka kan tenaga medis,” ucap Syhae. Syhae yang malam itu memakai mini dress warna peach yang terbuat dari bahan cyfon membuat Donghae semakin khawatir akan kesehatannya. Suara mereka kembali tenggelam dalam diam sampai lagu itu berakhir.

Oh, girl.. I cry cry you’re my all..

Say goodbye bye oh my love..

Don’t lie lie you’re my heart..

Say goodbye..

 

@ Dorm Suju

Syhae masuk ketika mereka sedang asyik bercanda. Member SHINee sudah pulang duluan termasuk Raemin. Tinggallah Suju yang tampaknya sedang asyik memainkan beberapa game.

“Ahh, Syhae. Kau sudah datang? Kemarilah! Kita main sama-sama,” ujar Siwon dengan topi kertas di kepalanya. Sepertinya mereka sedang memainkan permainan semacam monopoli.

Syhae tak menjawab. Ia langsung menuju kamarnya dan keluar dengan tas di tangannya.

Mereka mencium sesuatu yang tidak beres antara Donghae dan Syhae. Siwon menatap Donghae ketika Donghae masuk. Matanya seolah-olah bertanya apa yang sedang terjadi.

“Oppa, tolong antar Yevi dan Kyuki pulang, ya,” ucap Syhae pada Kyuhyun. “Aku ingin pulang duluan. Terima kasih untuk pestanya. Aku senang bisa merayakannya bersama kalian. Jeongmal gomawoyo,” ucap Syhae sembari membungkukkan badannya lalu pergi.

“Syhae? Gwenchanayo?” tanya Yesung.

“Nee, gwenchana,” jawab Syhae tanpa membalikkan badannya. Ia langsung pergi meninggalkan mereka. Donghae yang sedari tadi berdiri di dekat pintu pun tak ia sapa. Hal itu menambah curiga member juga Yevi dan Kyuki.

“Syhae?????” teriak Eunhyuk yang langsung lari, berhenti sebentar di depan Donghae yang bengong, dan kembali lari mengejar Syhae.

“Hyeong?? Kenapa dia? Bukankah tadi kalian baik-baik saja?” tanya Kyuhyun.

Donghae tak menjawab. Dia berjalan dan bergabung dengan yang lainnya. Dia seperti orang linglung. Sesuatu yang ia miliki telah hilang darinya.

“Oppa, gwenchanayo? Kau apakan chinguku, hah?” tanya Yevi sambil mengguncang-guncang tubuh Donghae.

Dia bingung. Penjelasan apa yang harus ia berikan pada mereka semua. Penjelasan yang sebenarnya bersifat sangat pribadi.

“LEE DONGHAE!!!!” suara Eunhyuk tiba-tiba sudah ada di depan pintu.

“Kenapa kau lakukan itu? Kenapa kau memutuskan Syhae, hah?” tanya Eunhyuk yang kini sudah berdiri di depan Donghae.

Semua aktivitas yang sedang mereka lakukan kini terhenti seketika setelah mendengar berita itu. Ryeowook, Hankyung, dan Leeteuk yang sedang mencuci piring pun berlari mendekat.

“Hyeong, benarkah itu?” tanya Ryeowook.

Donghae mengangguk pelan.

Tiba-tiba Eunhyuk menarik baju Donghae. “Kau tidak ingat apa pesanku, hah??” kata Eunhyuk.

“Geumanhae..geumanhae.. Eunhyuk~ah!” kata Hankyung memegangi Eunhyuk yang sedang marah. Sementara Teuki mengatasi Donghae yang bengong.

“Kau berjanji untuk tidak menyakitinya lagi. Tapi apa yang kau lakukan, kau malah memutuskannya tepat dihari ulang tahunnya, Donghae,” kata Eunhyuk penuh dengan emosi.

“Oppa, benarkah kata-katanya?” tanya Kyuki.

“Bukan aku yang menginginkannya,” teriak Donghae. Akhirnya dia meneteskan air matanya. “Seandainya aku bisa, aku tak akan melakukannya. Jika kalian di posisiku, kalian juga akan sulit untuk menentukan pilihan.”

“Pilihan?? Pilihan apa maksudmu?” tanya Teuki.

Donghae hanya diam menatap kearah member secara bergantian. Lalu ia pergi menuju kamar dan membanting pintunya. Sedangkan yang lainnya saling bertukar pandang. Tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Namun dua yeoja itu sepertinya mengetahui akar dari masalahnya.

***

Dua minggu telah berlalu. Sejak kejadian malam itu Syhae terlihat seperti orang gila. Tidak ada bedanya dengan Donghae, ia selalu tidak fokus ketika diajak berbicara orang, bahkan disaat acara on air pun dia sering tertangkap kamera sedang melamun. Mereka berdua sama-sama menyiksa dirinya masing-masing. Melakukan hal yang tidak mereka inginkan adalah hal yang paling menyiksa bagi keduanya.

Pagi ini Syhae terlihat buru-buru. Penampilannya persis seperti mayat hidup, pucat dan berantakan. Tentu saja hal ini membuat dua chingunya merasa sangat khawatir.

“Syhae, kau tidak sarapan?” tanya Kyuki.

“Ah, anio. Aku sedang buru-buru,” jawab Syhae sambil mengikat tali sepatunya.

“Tapi kau kan punya penyakit maag? Kalau ntar kambuh gimana?” kata Yevi khawatir.

“Santai aja kale, cyiinn.. aku nggak akan mati walau tidak sarapan satu kali saja, kan?” ucap Syhae santai.

“Nggak mati gimana? Lha wong kalau sudah kambuh bisa guling-guling gitu,” jawab Kyuki.

“Kan ada Kyung Hee Medical Center. Jadi tinggal digotong ke sana ajah, beres kan?” kata Syhae.

“Bukannya mau ke Sinchon?” tanya Yevi.

“Okeh, saya berangkat dulu, sobat-sobatku. Daaaaahhh…” Syhae lari menuju pintu.

“Syhae??” Kyuki memanggil.

Syhae berhenti dan menoleh, “Apa?”

“Sebenarnya ada satu orang lagi yang___

“Ehh..ehh.. kalau mau curhat, ntar aja ya, buu.. aku telat nih.. daaaaaa….” Syhae langsung menghilang dibalik pintu.

“Yah, padahal kan aku mau bilang kalau si dia juga dapat beasiswa bareng kita,” kata Kyuki sedikit kecewa.

“Yakin? Ntar kalau dia syok lagi gimana? Tau kan, gimana bencinya Syhae ma tuh orang?” tanya Yevi.

Kyuki hanya mengangkat bahunya. Bingung apa yang terjadi ketika Syhae mengetahui kalau ada satu orang lagi yang ikut bersama Kyuki dan Yevi.

[Syhae POV]

Waduh.. untung saja nggak telat. Mereka masih menungguku. Ada si imut Han Sera, si tampan Kang Jae Joon, dan Park Ki Joon yang menungguku di tepi jalan di kawasan Sinchon Street. Segera saja aku menghampiri teman-temanku yang celingak-celinguk sedang mencari batang hidungku.

“Mianhaeyo… aku terlambat.. mian..mian..” ucapku sambil membungkuk berulang kali.

“Dari mana saja, hah?” ucap Jae Joon menjitakku.

“Yaa!! Jae Joon~ah!!! Aku terlambat karena aku mencari kameraku ini,” kataku sambil menunjukan kamera SLR milikku.

“Memangnya dimana kau menyimpannya? Sampai-sampai kau terlambat, hah?” ucap Jae Joon lagi.

“Siwon oppa menyimpannya di kamar. Puas????” kataku pada namja itu.

“Syhae? Bagaimana kabar namja-namja daebak itu?” tanya Ki Joon, cowok yang turut andil menyelamatkanku dalam kecelakaan maut itu. *lebay*

“Hah? Oh, mereka.. mereka baik-baik saja___mungkin,” ucapku sedikit teringat pada Donghae.

“Mungkin? Kenapa dengan mereka? Syhae??” rengek Sera mengguncang-guncang tubuhku.

“Hey, aku tidak bersama mereka selama 24jam, Han Sera. Jadi mana aku tahu kalau pagi ini mereka dalam keadaan yang seperti apa. Aaccchhh…. Kenapa kita malah ngobrol di sini? Kapan kita akan menyelesaikan tugas kita, heh?” kataku. Sebenarnya itu hanya alasanku agar mereka tidak menyengggol masalah hubuganku dengan Donghae.

“Arasseo… Khajaaaa!!!!” ucap Ki Joon.

“Khajaaaaaa!!!!!” ucap kami serempak.

Ki Joon adalah kapten tim kami. Kami akan mengikuti kompetisi untuk membuat semacam pameran yang memadukan fotografi dan design, tapi dalam skala kecil. Lalu kami memutuskan untuk mengambil tema tentang jalanan kota Seoul. Kami memilih Sinchon Fashion Street untuk target pertama. Secara lokasi ini terletak diantara tiga universitas bergengsi di Korea. Dan salah satunya adalah universitas khusus cewek. Jae Joon adalah orang yang pertama menyetujuinya ketika aku mengusulkan Sinchon Street. Menurutnya dia bisa sekaligus tebar pesona. Siapa tahu mahasiswi dari Ewha Womens University ada yang kepincut dengan ketampanannya. Hueeekk :’P

Dengan Canon EOS Rebel XS kesayanganku, aku mulai mengambil beberapa gambar diantara kerumunan pengunjung tempat itu. Yah, walaupun ‘masih sangat amatiran sekali’ dalam hal fotografi, setidaknya aku pernah dapat kursus kilat dari Yesung. Namja itu sangat cerewet ketika melihat teknikku mengambil gambar. Katanya inilah, itulah.. halah! Bikin tambah puyeng. Heran aku, kok bisa Yevi betah ama tu orang cerewet.

Sesekali kami malah mengabadikan gambar kami berempat. Sejenak rasanya sangat menyenangkan bisa menghabiskan waktu untuk bernarsis ria. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku bahwa aku masih memikirkan dia. Selama dua minggu terakhir, aku berusaha mengalihkan pikiranku dengan menyibukkan diri. Sampai-sampai Yevi dan Kyuki ngomel-ngomel, takut kalau aku drop. Aku tak ingin pikiranku terisi oleh memori manis tentangnya. Tapi lagi-lagi aku tak sanggup berakting seolah-olah aku tak lagi menginginkannya. Semua orang memandangku sebagai gadis yang sangat beruntung karena aku adalah putri seorang owner Jinsi Group. Memiliki semua yang aku inginkan. Tapi jika mereka tahu, sebenarnya hatiku menangis. Setelah aku harus mengalami perceraian orang tuaku, aku baru bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya saat bertemu dengan Donghae dan namja-namja itu. Tapi kini kebahagiaan itu ternyata hanya menyapaku di awal saja.

Ketika aku membidik sebuah toko, tiba-tiba beberapa orang berlarian. Kontan saja aku mengarahkan kameraku kearah kemana mereka lari. Namja itu ada di sana. Eunhyuk bersama 3 member lainnya tengah berjalan diantara kerumunan.

“Yah, ngapain mereka ada di sini?” gumamku. “Ah, pabo! Mereka kan ada kunjungan ke Ewha. Waduh… kenapa bisa lupa gini ya? Tapi ngapain jalan kaki? Pake mobil napah? Kan masih jauh dari sini..” gumamku nggak jelas.

Aku panik, mengedarkan padangan mencari lokasi yang tepat untuk bersembunyi. Aku harus menemukannya sebelum mereka lebih dulu menemukanku. Segera aku berlari menuju lorong kecil diantara dua toko baju. Aku melihat ketiga temanku mencari-cari aku lagi.

“Mianhae, chingu.. aku harus ngumpet,” kataku lirih sambil mengintip. Memeriksa apakah si kunyuk dkk sudah lewat apa belum. Entah apa yang sedang kulakukan. Buat apa sembunyi dari mereka? Bukankah aku akan membuat Donghae kembali padaku lagi. Tapi kenapa sekarang aku malah lari darinya? Tiba-tiba sebuah suara mengejutkanku.

“Syhae?”

Sontak aku teriak dan meloncat dari tempat persembunyianku.

“Kevin???”

“Ah, ternyata benar ini kamu. Akhirnya, aku bisa ketemu kamu, Syhae,” ucap Kevin sambil merentangkan kedua tangannya bermaksud memelukku. Tapi aku mundur dan menolaknya.

“Buat apa kamu ingin bertemu aku? Bukannya dulu kamu bilang nggak ingin lihat mukaku lagi?” Tanyaku sengit padanya.

“KIM SYHAE!!!!!” suara Jae Joon dari seberang sana. Teriakanku tadi membuat Jae Joon mengetahui keberadaanku. Kutoleh kearahnya dengan sedikit nyengir. Ternyata 3 meter di depan Jae Joon ada Eunhyuk, Kyuhyun, Leeteuk, Siwon yang juga sedang memperhatikanku.

“Mampus! Ketahuan juga akhirnya,” gumamku pelan.

“Syhae, maafin aku, ya?” kata Kevin sambil memegang lenganku. Dan langsung saja aku menarik paksa lenganku.

“Lepasin! Dulu aku minta maaf, kamu malah memaki-maki aku. Padahal aku meminta maaf untuk sebuah kesalahan yang nggak pernah aku lakukan,” kataku padanya.

“Sorry, aku baru tahu kalau bukan kamu yang melakukannya. Ternyata bukan kamu yang salah,” ucap Kevin dan lagi-lagi memegang lenganku.

“Nggak usah pegang-pegang kenapa!!” bentakku padanya.

“Syhae, gwenchana?”

Kutoleh asal suara itu, ternyata Eunhyuk sudah ada disampingku. Aku bengong untuk beberapa detik.

“Sy~ah, gwenchanayo?” kata Eunhyuk lagi.

“Ah, nee..g-gwencahana,” ucapku sedikit terbata-bata. Antara percaya dan tidak percaya mereka semua menghampiriku.

“Siapa dia?” Tanya Eunhyuk

“Emm.. dia.. mollayo.. aku tidak mengenalnya. Oppa, ayo kita pergi saja dari sini.” Aku meraih lengan Eunhyuk dan menariknya agar menjauh dari Kevin.

“Syhae.. I’m so sorry. Please, forgive me!” teriak Kevin.

“Kevin, just leave me!!” balas Syhae.

***

[Author POV]

Kyuki tampak terburu-buru menuruni tangga kampusnya. Jas putihnya pun lupa ia tanggalkan. Dengan tas mungil dipunggungnya ia bergegas menemui Kyuhyun di sebuah café tak jauh dari kampusnya.

“Ada apa kau menyuruhku cepat-cepat datang kemari, oppa? Mana yang terluka?” tanya Kyuki memeriksa tangan dan lengan Kyuhyun. Eunhyuk, Leeteuk, dan Siwon bingung mendengar perkataan Kyuki.

“Terluka?? Tak ada yang terluka diantara kami, Kyuki,” kata Leeteuk.

“Tapi tadi kata____” Kyuki menggantung kalimatnya.

“Kau percaya dengan evil ini?” tanya Siwon. Kyuhyun terkekeh senang karena berhasil membuat Kyuki panik.

“Aishhhhh!!!” Kyuki mengumpat dan bersandar di kursi. “Arasseo, kali ini kau menang Cho Kyuhyun,” kata Kyuki sedikit kesal.

“Mian..mian.. aku sengaja melakukannya. Aku hanya ingin tahu bagaimana responmu ketika mendengarku terluka untuk kesekian kalinya. Dan reaksimu bagus juga. Sangat memuaskan,” kata Kyuhyun lengkap dengan senyumnya. “Kau datang dalam waktu 7 menit setelah aku menutup telepon,” tambahnya lagi sambil melihat arloji di tangannya.

“Kau pikir ini lucu, hah? Aku datang secepat mungkin itu karena sudah kewajibanku sebagai perawat jika mendengar seseorang terluka. Hey, Cho Kyuhyun, rasa percaya dirimu itu sangat berlebihan. Itu sangat tidak baik untuk perkembangan mentalmu,” ucap Kyuki.

“Tapi buktinya___

Belum selesai kata-kata Kyuhyun, Eunhyuk buru-buru membungkam mulut Kyuhyun dengan telapak tangannya.

“Accchhsssttt… kita menyuruh yeoja ini datang kemari bukan untuk melihat kalian berkelahi. Jadi, kau, Cho Kyuhyun, berhentilah sejenak, arachi?” kata Eunhyuk. Kyuhyun menganggung dan Eunhyuk melepaskan bungkamannya bersamaan saat Donghae datang dan ikut bergabung.

“Kyuki, kami tadi bertemu Syhae saat di Sinchon. Dia bersama namja, kurasa dia orang Indonesia. Namanya Kevin. Kau kenal dia?” kata Eunhyuk memulai pembicaraan.

“Haa??? Syhae bertemu Kevin?” tanya Kyuki. Donghae pun tak kalah mendeliknya ketika mendengar yeojanya bertemu dengan namja lain. Ada rasa cemburu di mata Donghae.

“Nee, jangan katakan kalau dia adalah pria yang dulu mencampakan Syhae dan kini menyesal lalu ingin kembali kepada Syhae. Ahhh…. Bagaimana nasib hyeongku nanti???” kata Kyuhyun heboh sendiri.

“Ya! Kyuhyun~ah, jika kau tidak menutup mulutmu, aku akan menyumpalkan bunga ini ke mulutmu,” kata Teuki dengan sebatang mawar di tangannya.

“Ara, hyeong. Mian,” ucap Kyu yang langsung mengunci rapat mulutnya.

“Anio, Kevin adalah sahabat kami sejak SMP. Dia paling dekat dengan Syhae. Sampai akhirnya mereka bertengkar hebat tepat dihari kelulusan SMA,” jelas Kyuki teringat masa-masa itu.

“Bertengkar? Waeyo?” tanya Siwon.

“Kekasih Kevin yang bernama Aya mengatakan kalau Syhae tidak suka akan hubungan mereka berdua. Dan meminta agar Aya meninggalkan Kevin. Padahal Syhae tak pernah melakukannya,” kata Kyuki sambil menyeruput Ice Cappucinonya yang baru datang.

“Aneh. Untuk apa dia melakukannya?” tanya Siwon.

“Kurasa Aya cemburu karena Kevin jauh lebih perhatian kepada kami, terutama Syhae. Tapi kami kan berteman sudah lama, jadi hal itu wajar saja, kan?” kata Kyuki.

“Ohh, arayo..arayo.. Aya ingin membuat Kevin membenci Syhae. Dengan begitu posisinya sebagai pacar Kevin aman, benar kan?” kata Kyuhyun.

Kyuki mengangguk.

“Kevin marah besar dan dia tak ingin melihat Syhae lagi. Syhae sangat kecewa dengan sikap Kevin. Dia lebih percaya gadis yang jelas-jelas hanya memanfaatkan ketampanan Kevin saja ketimbang dirinya, sabahabat yang sudah memahaminya,” jelas Kyuki. “Akhirnya Syhae melarikan diri ke Seoul, padahal aku dan Yevi sudah memohon agar tetap di Indonesia.”

“Hajimann..” Teuki menggantung kalimatnya. “Apa dulu Syhae menyukai Kevin?” lanjut Teuki.

Kyuki melirik kearah Donghae yang sudah bersiap mendengar jawaban darinya.

“Sinyal yang kutangkap sih begitu, aku rasa Syhae menyukai Kevin. Tapi karena ia menjunjung tinggi persahabatan kami, dia memilih untuk memendamnya. Dan baru-baru ini Kevin menyadari kalau dia mencintai Syhae, dia bilang padaku akan membuat Syhae memaafkannya dan menjadikannya kekasih,” jelas Kyuki panjang lebar. Anak ini sengaja memanas-manasi Donghae agar Donghae kembali memperjuangkan cintanya.

“Nah, hyeong, kau dengar itu? Sainganmu bertambah satu. Jika kau kalah cepat dengan namja itu, tamatlah kisah cintamu!” kata Kyuhyun memperingatkan.

“Memangnya ada siapa lagi sainganku, hah?” tanya Donghae. Akhirnya dia bersuara.

“Na,” jawab Kyuhyun seenaknya. Spontan saja Eunhyuk menjepit leher Kyu dengan lengannya.

“Jangan macam-macam dengan calon istri dongsaengku, Kyuhyun~ah. Dasar evil. Mau kau kemanakan yeoja didepanmu, hah?” ucap Eunhyuk sambil melirik kearah Kyuki yang tampaknya sedikit kesal.

“Anio..anio.. aku hanya bercanda. Hyeong, lepaskan tanganmu ini. Sakit tau,” kata Kyu memukul lengan Eunhyuk. Eunhyuk pun melepaskan tangannya.

“Aku tidak doyan yeoja seperti Syhae,” ucap Kyuhyun sambil mengelus-elus lehernya.

“Mwoo??” Donghae siap-siap melempar magnae itu dengan cangkir kopinya.

“Arachi, hyeong.. ampun,” ucap Kyu dengan menangkupkan kedua tangannya. “Lagipula aku sudah punya Kyuki, aku tak akan berpaling untuk gadis lain.”

“Haa?? Sejak kapan kau memilikiku? Pacar juga bukan. Weeee!!” Kyuki menjulurkan lidah meledek Kyuhyun. Seketika wajah evil magnae itu berubah muram dan Kyuki malah terkekeh melihatnya.

“Donghae, sampai kapan kau akan seperti ini terus? Pikirkan juga perasaan Syhae. Aku dengar dari Yevi dan Kyuki, Syhae seperti orang gila. Dia menyibukan dirinya hingga diluar batas,” kata Teuki.

“Nee, oppa. Jika tidak ada kuliah, dia pergi ke kantor Jinho. Entah sejak kapan ia suka berkutat dengan data-data perusahaan yang menurutnya membuatnya mual. Dia tak pernah menyukai pekerjaan yang mengharuskannya duduk manis di depan komputer, tapi dia melakukannya, oppa,” kata Kyuki antusias. Berharap agar Donghae kembali bangkit.

“Apalagi sekarang dia sedang ada proyek pembuatan pameran. Aku tak pernah lagi melihatnya menyentuh makanan di rumah. Lebih tepatnya aku tak pernah melihatnya makan. Jangankan melihatnya makan. Melihatnya di rumah saja sudah untung,” ucap Kyuki lagi.

“Wah.. yeoja itu akan menyaingi Raemin,” kata Siwon.

Kyuki mengangguk cepat.

“Masihkah kau bisa tinggal diam melihat Syhae seperti itu, hah?” tanya Eunhyuk.

Donghae bingung harus berbuat apa. Batinnya sedang berperang, mementukan mana yang harus ia prioritaskan.

“Aku harus memikirkan perasaan ibunya juga, Hyukjae,” kata Donghae kemudian. “Dia mengancam akan membawa Syhae kembali ke Indonesia jika aku tidak meninggalkan Syhae.”

“Aighoo… punya dendam apa sih ibunya Syhae itu,” ucap Kyuhyun rada kesal. “Tidak inginkah putrinya itu bahagia?”

“Justru itu, oppa. Ibunya menginginkan Syhae bahagia. Dia hanya takut Syhae akan mengalami trauma yang pernah ia alami tentang pernikahannya. Dia takut kalau kalian berdua tidak sepaham, dan akhirnya berpisah ketika kalian menikah nanti,” jelas Kyuki. Tiba-tiba ia merasa iba dengan chingunya itu.

“Oh, begitu rupanya,” kata Leeteuk mengangguk-anggukan kepalanya.

“Syhae adalah gadis yang sempurna dimataku. Dia ramah, manis, keahliannya pun banyak. Jiwa seninya sudah muncul sejak ia SD. Ayahnya adalah owner Jinsi Group. Materinya selalu terpenuhi. Tapi sayang, ia harus merasakan getah dari perceraian orang tuanya,” kata Kyuki. Air matanya meluncur, cepat-cepat ia mengusapnya dengan punggung tangannya.

“Dia sudah cukup menderita, menentukan pilihan antara ayah atau ibunya yang sama-sama ia sayangi. Untung saja ada Jinho yang mengajarinya untuk hidup tegar dan mandiri. Jinho selalu mengingatkan Syhae agar fokuslah belajar dan jadilah orang yang berhasil, itu akan membuat ayah dan ibu bangga,” lanjut Kyuki.

“Yyaa~Kyuki~ah, jangan membuat kami ikut menitikan air mata juga,” eluh Siwon.

“Hyeong, temuilah Ny. Yoon. Yakinkan dan buktikan kalau kau becus menjaga putrinya. Kalau perlu segera kau nikahi saja Syhae,” kata Kyuhyun.

“Nikah..nikah.. kau pikir menikah itu perkara mudah? Kau ini kalau ngomong dipikir dulu napa?” kata Kyuki.

“Aissshhh!! Kenapa hari ini aku sial, setiap perkataanku selalu salah. Aku hanya bermaksud untuk membantu. Arasseo. Aku tidak akan berbicara lagi,” kata Kyuhyun sambil menyilangkan tangan di dadanya dan bersandar. Wajahnya cemberut.

“Yya~Cho Kyuhyun. Kau marah?!” goda Kyuki.

Kyuhyun tak menjawab, bahkan kini ia bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan mereka semua. Sementara hyeongnya hanya memandang tingkah dongsaengnya itu. Eeteuk memberi isyarat kepada Kyuki agar bergegas mengejar Kyuhyun yang sedang marah. Leader itu memang paham betul cara menangani kelakuan anak-anak asuhannya itu. The Great Leader, Park Jungsu.

***

. : Kyung Hee Art Gallery : .

“ Art & Design Day ,,

Suasana gedung itu tampak ramai. Bagaimana tidak, hari ini pameran fotografi design anak-anak jurusan seni dan design Universitas Kyung Hee resmi di buka. Tampak Park Ki Joon dkk hadir di opening itu. Itu pertanda tim mereka lolos masuk kompetisi.

“Chukhae saranghaneun Syhae,” kata Yesung yang baru saja datang dan langsung memberi pelukan selamat pada saengnya itu.

“Ahh, Jong Woon oppa. Kalian datang. Gomapta,” kata Syhae setelah lepas dari pelukan Yesung.

“Annyeong hasseyo, hyeong. Kamsahamnida sudah mau mampir kemari,” ucap Ki Joon memberi salam pada Yesung, Sungmin, dan Heechul.

“Annyeong, Ki Joon~ssi. Chukhaeyo,” ucap Sungmin.

“Yaa~bagaimana bisa jepretan seperti ini bisa masuk 50 karya terbaik, hah?” kata Heechul sambil menunjuk-nunjuk harya hasil kerja keras Syhae dkk.

“Heh! Kau ini jangan menghina anak didikku, ya! Dia sudah mendapatkan pelatihan khusus dariku,” bela Yesung seraya merangkul Syhae.

“Wuo..hoho.. ternyata kau sonsengnim Syhae? Pantas saja hasil jepretannya buruk seperti ini,” ujar Heechul.

“Arayo, Heechul oppa. Ini bukan hasil fotoku,” ucap Syhae dengan senyum yang sedikit ditahan.

“Mwoya??!!” Heechul kaget. Sementara Sungmin terkekeh melihat raut wajah Heechul yang berubah drastis.

“Nee. Ini adalah hasil foto dari Ki Joon, Park Ki Joon. Bukan Kim Syhae,” kata Syhae sambil menggandeng lengan Ki Joon.

“Rasakan kau, hyeong!!” bisik Yesung dengan tawanya.

“Mwo-mwoya???” kata Heechul lagi.

“Nee. Park Ki Joon,” kata Syhae lagi. Kali ini Heechul benar-benar malu.

“Ah, Ki Joon~ssi, mianata. Bukan maksudku menghina karyamu. Ini bagus kok,” kata Heechul pada Ki Joon.

“Dasar plin-plan. Tadi kau bilang ini buruk, sekarang?” cerca Yesung.

“Ah, gwenchana, hyeong. Aku baru pemula. Ini juga berkat kerja keras mereka juga,” ucap Ki Joon bijaksana.

“Lagipula kami tidak akan membiarkan fotografer abal-abal ini membuat kami tidak lolos audisi,” celetuk Jae Joon sambil menoyor kepala Syhae.

“Jae Joon~ah, jangan lupa kalau yang mengedit foto itu adalah Syhae,” kata Sera gantian menoyor kepala Jae Joon dari samping.

“Yaa!! Han Sera!!” hardik Jae Joon.

“Mwo!!!” balas Sera tak kalah judesnya.

“Apa kau merasa bangga dengan kerjaanmu yang hanya mengarahkan lokasi, hah?” tantang Jae Joon.

“Daripada kau yang hanya mondar-mandir tebar pesona pada setiap gadis yang lewat,” balas Sera.

“Apa kalian selalu begini?” tanya Sungmin.

“Nee!!” jawab Jae Joon dan Sera bersamaan.

“Jangan-jangan kalian jodoh,” kata Sungmin lagi.

“Ciiihh!!!” ucap Jae Joon dan Sera kembali berbarengan.

“Tuh, kan.. jawabnya bareng-bareng terus.. kalian pasti jodoh..hahahahaha,” goda Sungmin.

Mereka tertawa melihat tingkah Jae Joon dan Sera yang kikuk setelah mendengar kata-kata Sungmin. Tapi tawa Syhae tiba-tiba berubah mana kala Syhae melihat Kyuhyun berjalan kearahnya di ikuti Donghae yang siang itu mengenakan kaos hitam dipadukan dengan jeans warna abu-abu.

“Hyeong, bukankah sudah kubilang agar menungguku? Aku jadi harus mencari-cari tempat ini,” ucap Kyuhyun pada Sungmin.

“Ah, mian. Aku lupa. Hajiman, buat apa kau mencari tempat ini? Bukankah ini kampusmu juga??” tanya Sungmin.

“Arayo, tapi setidaknya aku tidak harus berjalan dengan menutup wajahku agar mereka tidak mengenaliku jika kalian menungguku, kan?” ucap Kyu.

“Paboya! Kita ini idola, jadi buat apa takut kalau orang-orang mengetahui kita sedang ada disini,” kata Yesung.

“Tapi, kalau aku di cakar-cakar oleh sparkyu bagaimana?”

“Jangan berlebihan, Cho Kyuhyun,” ucap Heechul singkat namun ampuh membuat namja tampan itu membuangkam mulutnya.

“Chukhae, Syhae.” Donghae memberanikan diri menatap mata Syhae setelah melepas kacamatanya.

“Gomawoyo.”

“Jal jinae syeosseoyo?” Donghae menanyakan kabar Syhae yang jelas-jelas ia tahu pasti dalam keadaan yang buruk.

“Nee, aku baik-baik saja, oppa,” jawab Syhae tertunduk menahan tangis.

Melihat keadaan Syhae yang seperti ini, Donghae tidak tega. Ditariknya tangan Syhae. Donghae membawanya ke tempat parkir mobil. Ditariknya Syhae ke dalam pelukannya.

“Oppa, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku,” kata Syhae berontak, namun dekapan Donghae terlalu erat.

“Andwe! 2 menit. Hanya 2 menit saja. Jebal!!” ucap Donghae membuat Syhae melunak. Air matanya pun tak bisa ia tahan. Syhae menangis sejadi-jadinya di dekapan Hae.

“Mianata, lagi-lagi aku membuatmu menangis,” bisik Donghae.

“Buat apa kau mengulang-ulang kata-kata itu jika kau tak pernah menepatinya, oppa. Tak ada gunanya. Pada intinya kau memang ingin melihatku terluka dan terpuruk seperti ini, kan?” kata Syhae.

“Anio.. tak pernah sedikitpun aku berpikir seperti itu, Syhae.”

“Kalau begitu berusahalah, oppa. Berusahalah agar aku bisa memelukmu seperti ini untuk selama-lamanya,” ucap Syhae.

“Kim Syhae!!”

Mereka melepaskan pelukan setelah mendengar suara itu.

“Omma??” Syhae terkejut melihat ibunya ada di depannya. Ada Jinho dan Kevin juga.

“Lee Donghae, bukankah kau sudah kuperingatkan? Kenapa kau masih saja mendekati putriku?” kata ibu Syhae.

“Eomoni, sudahlah.” Jinho mencoba untuk meluluhkan hati ibunya itu.

“Jeongmal mianhae, Yoon Karin~ssi. Aku tidak bisa menepati permintaan anda. Aku berpikir meninggalkan Syhae adalah hal terbaik baginya, tapi ternyata tidak. Itu malah membuatnya hancur. Kami sama-sama hancur,” kata Donghae.

“Ibu, tidak cukupkah aku menderita selama ini? Apa ibu ingin kejadian 10 tahun lalu kembali terulang padaku? Apa ibu siap melihatku depresi lagi?” Syhae menangis.

“Seberapa berharganya dia sehingga bisa membuatmu depresi, Syhae?” tanya ibunya.

“Dia sangat berharga bagiku. Sama berharganya seperti ibu,” kata Syhae. Kali ini nada bicaranya menurun. Dia hanya berharap agar ibunya itu mengubah pikiran tentang orang Korea.

“Omma, jebal. Aku yang akan menjamin. Syhae akan baik-baik saja,” ucap Jinho tiba-tiba.

“Mworago? Seyakin itukah kau akan menjamin adikmu akan bahagia bersamanya?” kata ibu Syhae.

“Nee. Aku tak pernah melihat Syhae seperti ini sebelumnya. Setidaknya dia tidak segila ini saat putus dengan kekasihnya dulu. Aku percaya Donghae akan membahagiakannya. Tapi jika ternyata aku salah, Donghae akan bersiap untuk berhadapan denganku,” kata Jinho dengan nada sedikit mengancam Donghae.

Ibu Syhae diam menatap Jinho, Syhae, dan Donghae secara bergantian. Sebenarnya ia tak tega melihat putrinya seperti itu.

“Kau memang keras kepala, Syhae. Ibu tidak akan menolongmu jika suatu saat namja itu mencampakanmu,” kata ibunya pada Syhae. “Jinho, antar ibu pulang,” lanjutnya lagi lalu pergi meninggalkan Syhae dan Donghae yang terheran-heran mendengar perubahan yang begitu mengejutkan itu.

“Iyee,” kata Jinho sedikit membungkuk pada ibunya.

“Kevin, kamu bisa liat-liat pameran sendiri, kan? Biar Syhae yang menemanimu. Tante pulang dulu, ya,” ucap ibu Syhae pada Kevin. Kevin hanya mengangguk dan tersenyum.

“Ibu apa-apaan, sih? Pake nyuruh nemenin Kevin segala lagi. Aku mah ogah kali, yah! Tapi kalau aku nolak, bisa-bisa ibu berubah pikiran lagi. Aaacchhhh!!!! Amit-amit dah! Jangan sampe itu kejadian lagi!!!!!!!!” batin Syhae.

Tanpa ia sadari, Donghae sudah berulang kali memanggil-manggilnya sambil melambaikan tangannya didepan wajah Syhae. Ibu dan kakaknya pun sudah lenyap dari pandangannya.

“Chagiya!!!” kata Donghae sambil menenepuk bahu kekasihnya itu.

“Yaa!!! Aku terkejut, oppa!!” bentak Syhae tanpa sadar. “Ah, mian.”

“Gwenchana, my princess,” ucapnya Donghae sambil mengusap sisa air mata Syhae. Syhae tersenyum dan menatap lekat mata Donghae. Ia tak percaya kalau kini ibunya memberi sedikit restu pada mereka. Yah, setidaknya hingga masa trainee-nya selesai. Hehe..

 

***

[Syhae POV]

 

Ya ampun!!! Senangnya aku……………………….

Wae?? Kami bersatu lagi. Kali ini tak akan yang bisa memisahkan kau. Tak seorang pun.

Aku melenggang memasuki gallery dimana pameran diadakan dengan senyum menghiasi wajahku, berbeda sekali dengan raut wajahku saat meninggalkan tempat ini tadi. Donghae menggandeng erat tanganku. Sesekali ia memandangku lalu tersenyum. Ketika kutanya kenapa, ia hanya menggeleng. Kulihat Kyuki dan Yevi sudah bergabung dengan Chullie, Minnie, Yesung, Kyu, dan Ki Joon and the team. Yesung menyikut Kyuhyun.

“Yaa!!! Ada apa dengan wajahmu, Sy~ah?” tanya Kyu ketika kami sampai.

“Wae?? Ada yang aneh?” tanyaku sambil meraba-raba wajahku. Siapa tahu ada sisa tissue di wajahku.

“Ani. Sekarang Syhae sudah kembali!!!!” teriak Kyu. Dan spontan seisi ruangan itu memperhatikan kami.

“Yyaa, oppa. Kalau kau ingin membuat keributan, lebih baik kau keluar saja dari sini,” bisikku padanya.

“Hehehe~~” dia nyengir.

“Kalian???”

“Nee, kami kembali, hyeong,” ujar Donghae pada Heechul.

“Kok bisa?” timpal Yevi.

“Ibu pake training ke kami berdua, cyiiiinnn,” kataku. Dan sedetik kemudian aku melihat badan Kyuki hampir roboh tapi dengan sigap Kyu menangkapnya.

“Gwenchana??” tanya Kyuhyun sambil memegangi tubuh Kyuki.

“Gwenchana.. aku bisa berdiri sendiri, oppa,” ucap Kyuki lemas. Namun tiba-tiba ia ngedumel. “Tante Karin……. Tante kok tega amat sih. Aku kan ikut jantungan gara-gara mikirin Syhae. Jadi ikut-ikutan stress tau.”

“Ehhmm..ehhmm.. Excuse me.. Korean, pleaseeeee……” kata Heechul yang kesal karena kami menggunakan bahasa planet bagi mereka. #plakk!! Bahasa Indonesia, tau!!#

“Hehehe~ mianhaeyo.. jadi gini, ternyata ibu ingin menguji cinta kami. *ceh, bahasanya!* Ibu akan melihat seberapa kemampuan Donghae menjagaku. Sepertinya ibu setuju-setuju saja dengan hubungan kami,” jelasku pasa mereka semua. Dan ekspresi mereka macam-macam. Heechul mlogo. Yevi dan Yesung garuk-garuk kepala dan saling bertukar pandang. *pasangan aneh*

“Wow! Ibumu keren, Syhae!” kata Sungmin.

“Keren dari sudut mana, hah?” kata Kyuhyun menjitak kepala Minnie. “Kita hampir dibuat gila olehnya, kau sebut kalau ibu Syhae itu keren?”

“Yyaa!!! CHO KYUHYUN!! Aku ini Hyeongmu. Besikaplah sopan sedikit, pabo!!” Sungmin mendaratkan jitakan ke kepala Kyuhyun. Dan Kyuhyun pun meringis kesakitan.

“Eh, Kevin? Kamu ada disini juga?” kata Yevi saat menyadari keberadaannya.

“Iya, tadi bareng Tante Karin sama Jinho,” jawab Kevin.

“Terus sekarang mereka mana?” tanya Yevi celingak-celinguk mencari sosok ibu dan abangku.

“Pulang,” jawabku jutek.

“Kok??” tanya Yevi lagi.

“Hadeeeehhh.. ni anak nanya mulu. Simpan buat besok napa,” kata Kyuki.

“Ehhmm..Ehmm..” Heechul berdehem lagi, tapi buru-buru disahut Sungmin, Yesung, dan Donghae.

“Korean, pleaseeeee…. Huahahahahaaaa…”

Mereka semua sudah hapal betul apa yang akan dikatakan Cinderella itu. Karena Chullie sudah melakukannya -entah untuk yang keberapa kalinya- jika kami berbahasa Indonesia.

“Ah, kita harus memperkenalkan diri,” kata Heechul membuang malunya. “Hana..Dul..Sss__

“Chankaman!! Kita hanya berlima. Tidak seru rasanya tanpa member yang lain. Bagaimana kalau namja itu mengenal Super Junior hanya kita berlima, padahal kita kan ber-13?? Eh, ralat. Tambah 2, ding.” Ucap Yesung.

“Arayo!! Aku akan berpura-pura jadi Hyukjae oppa,” kataku.

“Dan aku akan berpura-pura jadi Eeteuk,” tambah Yevi.

“Na, Gege! Bagaimana? Setidaknya kita ber-8..” kata Kyuki.

“Yah, bolehlah,” kata Yesung. “Khaja! Hana-dul-set.. Urineun Syupeo Juni__

“Oo~e~o.”

Lengkap dengan gaya Suju. Bangganya bisa ikut menyebutkan itu. Dan lagi-lagi kami jadi pusat perhatian pengunjung. Bodo ah! Kami malah cekikikan.

“Vi, mereka ngomongin pa’an sih?” tanya Kevin menarik lengan Yevi.

“Hahahaha~~ mereka bilang kalau mereka adalah Super Juniooooorrrr,” kata Yevi dengan centilnya.

“Lebay gitu yah caranya,” kata Kevin.

‘ppttaakkkkk’

“Keren gitu lo bilang lebay???” kata Yevi mencik-mencik setelah menjitak kepala Kevin.

“Ya keren sih, iya. Tapi caranya itu loh!!”

“Semua orang punya style masing-masing. Dan itu style mereka. Jadi tolong hargai mereka, atau langkahi dulu mayatku,” kata Yevi.

“Nah, lo ketularan lebay deh, ah!” kata Kevin lagi.

“Ehhhheeeeeeeemmmmmmmm……” Chullie berdehem panjang.

“Arachi..arachi..” kata Yevi kemudian menyikut Kevin, menyuruhnya memperkenalkan diri pada member Suju.

“My name is Kevin. Nice to meet you,” ucap Kevin.

“Oh, nice to meet you too,” balas Heechul. Kini dia sudah merangkul Kevin. Sok akrab lagi!

“Are you Syhae’s friend?” tanya Heechul. Kevin mengangguk pelan sambil melihat kearahku. Jujur, aku merindukannya, merindukan tatapan nakalnya yang selalu mendapat pukulan dari Yevi karena merasa risih dengan tatapan itu. Tapi mengingat perlakuannya padaku saat itu, aku merasa kesal padanya.

 

[Backsound Our Love – Super Junior]

“Huh! Benar apa kata Hyukjae hyeong. Seoul akan penuh dengan orang Indonesia, dan mereka semua itu adalah teman Syhae,” ucap Kyu.

“Heh! Jangan lupa kalau kau sedang mengejar seorang yeoja, lebih tepatnya teman Syhae. Dan jangan lupa kalau Kyuki itu orang Indonesia,” kata Sungmin.

“Anio, Kyuki keturunan Jepang-Indonesia,” jawab Kyuhyun.

“Sama aja, yang penting ada darah Indonesia-nya, kan?” sahut Heechul.

“Nah, tuh pinter,” sahut Kyuki membalas tepukan Heechul.

“Ah, aku akan menggunakan teorinya Minho. Nama kami hampir mirip, jadi kami pasti jodoh. Seperti Syhae dan Donghae, mirip kan dengan Kyuhyun dan Kyuki??” kata Kyuhyun mempertahankan statementnya.

“Kyuki~ah,” panggil Sungmin. Kini Sungmin sudah meletakkan tangannya dibahu Kyuki, merangkul dan menatapnya.

“Wae??” tanya Kyuki.

“Kenapa orang tuamu member nama ‘Kyuki’? Kenapa tidak Ayumin Hamasaki atau Misung Amanne saja?” tanya Sungmin, “Siapa tahu kau malah berjodoh denganku?” lanjutnya lagi.

Refleks kami tertawa mendengar penyataan Sungmin, Heechul paling ngakak sambil memegangi perutnya.

“Apaan sih, oppa? Apa itu Ayumin Hamasaki, Misung Amanne? Di denda Ayumi Hamasaki baru tahu rasa,” kata Kyuki dengan menahan tawa.

“Masih mending kalau cuma di denda Ayumi Hamasaki, lha kalau langsung di tulis di Death Note sama Misa Amane gimana?” kataku.

Aku melirik kearah Kyuhyun, kurasa tanduk merahnya sudah perlahan-lahan. Dia mulai kesal melihat Sungmin yang menggoda Kyuki. Entah mengapa Kyu tidak langsung menyatakan perasaannya, padahal ia tahu kalau ia mencintai Kyuki. Sama dengan Kyuki yang hingga kini masih bersikeras tidak mau mengakui kalau ia juga mencintai Kyuhyun oppa. Kyuki ingin memastikan kalau perasaannya terhadap Kyu adalah benar-benar cinta. Ia tidak ingin menyesal saat sudah menjadi kekasih evil itu karena ternyata perasaannya selama ini adalah hanya sebatas fans saja. Ada benarnya juga sih. Jangan sampai kita tertipu dengan perasaan kita sendiri. Kita harus tahu betul perbedaan antara cinta yang sebenarnya dan cinta sebagai fans.

“Sungmin hyeong!!!! Dia itu incaranku. Jadi singkirkan tanganmu darinya. PALIWA!!!!!!” teriaknya.

Dengan marahnya Kyuhyun justru membuat Sungmin semakin suka menggoda Kyuki. Bahkan Sungmin kini mendaratkan ciuman ringan di kepala Kyuki secepat kilat.

“Uaaaaaaaaaaaa!!!!!!!” kami bersorak melihatnya. Kyuki mendelik kearah Sungmin. Sungmin malah member flying kiss dan kedipan matanya yang genit.

“HYEEOOOONGGGG!!!!! Aku akan membunuhmu sesampainya di dorm nanti,” teriak Kyuhyun dan langsung menarik Kyuki kearahnya. Menggenggam erat tangannya, “Dan kau Kyuki, jangan pernah berpaling melihat namja lain selain aku, arachi???” katanya pada Kyuki.

Kyuki hanya mengangguk, bingung menatap tangannya yang digenggam erat oleh namja yang banyak di elu-elukan kaum hawa itu.

Aku senang hari ini. Senang karena kerja keras team kami tidak sia-sia. Satu lagi yang melengkapi kebahagianku hari ini, Duo Kyu itu. Mereka couple yang konyol, gengsi dan menggemaskan. Kyuppa, cepatlah tembak Sparkyu yang satu itu!! Kulirik Yevi dan Yesung yang tersenyum melihat tingkah Duo Kyu itu. Yevi, aku harus lebih intens memperingatkan dia agar tetap pada jalurnya. Namjanya itu hanya Kim Jong Woon, jangan melirik yang lain-lain. Aku menatap Donghae, lagi-lagi aku mendapatkannya kembali. Ada-ada saja yang menghadangi kami, setelah ini apa lagi? Apapun yang terjadi, kami akan tetap berjuang mempertahankan hubungan ini. Hingga akhir nanti.

Kurasakan tangannya menggenggamku.

“Waeyo? Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari Kyuki dan Kyuhyun yang masih bercanda. Aku tersentak kaget, secara lagi ngelihati wajahnya yang tampan, tiba-tiba yang punya wajah sadar kalau lagi diperhatikan.

“Ah, anio.. Anio, Oppa,” jawabku. Lalu aku menarik tangan Donghae, ia menoleh. Aku memberi isyarat. Dan ia pun mendekat kepadaku.

“Saranghae,” bisikku di telinganya.

Ia tersenyum manis dan mengacak rambutku.

“Nado Saranghae,” ucapnya dengan tak lepas dari menatap mataku. Wajahnya kini hanya berjarak satu jengkal dari wajahku, dan ia semakin detik semakin mendekat, bahkan desah napasnya dapat kudengar dengan jelas. Perlahan kututup mataku. Dan…..

Syhae membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa nyeri sekali. Dia memegang kepalanya dan mengedarkan pandangan ke sekitar.

“Syhae, kau sudah siuman?? Akhirnya…..” kata Eunhyuk menggenggam tangan Syhae.

“Gwenchana?? Apa yang kau rasakan? Bagian mana yang terasa sakit?” tanya Jinho.

Syhae menggeleng. Dia kini benar-benar sadar kalau kini ia sedang berada di Rumah Sakit Seoul.

“Apa yang terjadi, oppa?” tanyanya pada Jinho.

“Saat kau dalam perjalanan mengejar Donghae ke bandara, mobilmu mengalami kecelakaan parah. Dan kau koma selama hampir dua bulan,” jelas Jinho.

“Donghae??” tanya Syhae. Ia menatap Eunhyuk. Terlihat Syhae sedang mencoba mengingat sesuatu.

“Aku bermimpi Donghae menjadi kekasihku. Dia sangat menyayangiku. Dia berjanji akan menikahiku empat tahun lagi. Tapi…” Syhae menggantung kalimatnya. Air matanya mengalir dengan lancar menuruni pipinya.

Perlahan Eunhyuk mendekat dan menarik Syhae kedalam pelukannya.

“Sudahlah, Syhae. Kau terlambat mengatakan perasaanmu padanya. Dia kini sudah berada di Taiwan. Bahkan pernikahannya dengan Hakyo tinggal tiga hari lagi. Sebaiknya kau lupakan saja dia,” ucap Eunhyuk sambil mengelus kepala Syhae.

“Aku tidak bisa melupakannya, oppa. Aku sangat mencintainya.” Syhae melepaskan pelukan Eunhyuk.

“Mimpi itu terasa begitu nyata bagiku. Aku jadi kekasihnya, banyak hal yang kami lalui, bahkan dia___” Syhae memegang bibirnya. Ia ingat betapa hangatnya ciuman yang Donghae berikan. Tapi itu hanya mimpi. Mimpi yang ia alami selama ia koma. Ternyata moment Donghae menyatakan perasaannya di lapangan basket itu hanya mimpi. Pertengkaran itu, pesta ulang tahun itu, semua hanya mimpi manisnya. Hal nyata yang ia ingat adalah, ia anggota Super Family, Kyuki dan Yevi adalah kekasih dari Kyuhyun dan Yesung. Bahkan di dunia nyata, Yevi akan bertunangan dengan Kim Yong Woon tahun depan. Berbanding terbalik dengan kisahnya dengan Donghae.

Syhae menangis, ia menyesal kenapa ia harus bangun secepat itu. Jika dia tahu kalau semua yang ia alami selama ini hanyalah mimpi, dia berharap tidak akan pernah bangun dari komanya. Bahkan ia lebih baik mati daripada harus melihat namja yang ia cintai menikahi gadis lain tanpa tahu perasaannya terhadap namja itu.

♥ THE END ♥

Akhirnya FF-ku tamat juga. Eummm… sedih nggak??? *Nggak banget*. Eits!! Tamatnya untuk season ini aja, masih ada lanjutannya di season-season berikutnya… hahahaha..*tenang, seasonnya ga bejibun koq*

Gomawo sudah menjadi reader yang setia dan aktif. Dan tetaplah seperti itu. Kekekkek~~

Sebagai author pemula, saya menerima kritik dan saran yang membangun, supaya FFku selanjutnya lebih baik lagi..

Ddo manayo….

Kamsahamnida………